RSS
Container Icon

Puasa

Berpuasa bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan suatu alat agar kita dapat menyembah Allah dan menyerahkan diri kita dalam kerendahan hati kepada-Nya. Kita tidak membuat Allah lebih mengasihi kita daripada yang sebelumnya jika kita berpuasa lebih lama.
Salah satu manfaat rohani terbesar kita dalam berpuasa adalah menjadi semakin perhatian dengan Allah, semakin tanggap akan kekurangan-kekurangan kita dan kecukupan-Nya, ketergantungan kita dan kecukupan diri-Nya, dan mendengarkan apa yang Dia ingin kita lakukan.
Puasa agama lain berpusat kepada diri sendiri dan berusaha mendapat sesuatu dengan apa yang mereka pikir pengorbanan. Puasa orang Kristen berpusat pada Allah.


TUJUAN ALLAH UNTUK PUASA

Umat Allah dalam masa Yesaya telah berpuasa tetapi tanpa hasil. Allah berkata alasannya adalah mereka mengabaikan cara berpuasa yang seharusnya mengubah hidup mereka, dengan memperlakukannya sebagai ritual yang hampa.

Pada hari puasamu engkau masih tetap melakukan sesukamu, dan kamu memeras tenaga semua buruhmu. Puasamu berakhir dengan berbantah dan berkelahi serta memukul satu sama lain dengan tinju yang jahat. Kamu tidak dapat berpuasa dengan caramu  seperti ini dan berharap suaramu akan didengar di tempat tinggi (Yesaya 58:3-4,NIV)

Tujuan berpuasa tidak untuk kepentingan kita sendiri dan memuaskan diri sendiri dengan Tuhan, tetapi juga untuk dikuatkan guna mengubah dunia.

Dalam Yesaya 58, Allah berkata bahwa Ia telah memilih puasa yang:
1.    Membuka belenggu-belenggu kelaliman
2.    Melepaskan beban-beban berat
3.    Memerdekakan orang yang tertindas
4.    Mematahkan setiap kuk
5.    Membagikan roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang terbuang
6.    Memungkinkan terang mereka merekah seperti fajar
7.    Membuat kesehatan mereka akan muncul dengan segera
8.    Membuat kebenaran berjalan di depan mereka
9.    Membuat kemuliaan Tuhan menjadi upah (atau “pengawal belakang”) mereka



EMPAT MACAM PUASA
1.    Puasa normal adalah melakukan kegiatan tanpa makan selama periode tertentu, dimana kita hanya bisa memasukka cairan (air/jus?) ke dalam tubuh kita. Jangka waktu bisa 1 hari, 3 hari, 1 minggu, 1 bulan, atau 40 hari. Perhatian yang luar biasa harus diberikan terhadap puasa yang lebih lama, yang seharusnya hanya dilaksanakan setelah memperoleh nasehat media dari dokter.
2.    Puasa mutlak, tidak memperkenankan makanan atau minuman sama sekali, dan seharusnya dilakukan dalam jangka pendek. Musa berpuasa selama 40 hari, tetapi hal ini akan membunuh setiap orang tanpa intervensi adikodrati, dan seharusnya tidak dicoba dilakukan pada masa kini. Pastikan untuk menguji roh yang berusaha mengajak kita untuk berpuasa 40 hari, walaupun puasa tersebut mengizinkan cairan.
3.    Puasa parsial (sebagian) adalah puasa yang menghilangkan makanan tertentu atau suatu jadwal yang mencakup makanan yang terbatas. Hal ini dapat berupa penghilangan 1 jam makan dalam sehari. Hanya makan sayuran segar selama beberapa hari juga merupakan suatu puasa parsial yang baik. John Wesley hanya makan roti dan air selama berhari-hari. Elia melakukan puasa parsial paling tidak dua kali. Yohanes Pembabtis dan Daniel dengan tiga temannya juga. Orang-orang yang mengalami hypoglycemia (kadar glukosa rendah) atau penyakit-penyakit lain dapat mempertimbangkan puasa jenis ini.
4.    Puasa bergilir terdiri dari makanan atau menghilangkan kelompok makanan tertentu selama periode tertentu. Sebagai contoh, biji-bijian hanya dimakan setiap hari keempat. Berbagai macam kelompok makanan digilir sehingga makanan tertentu tersedia setiap hari. 

SEMBILAN PUASA YANG DAPAT DIGUNAKAN

1.    PUASA PARA MURID
·    Tujuan; “Untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman” (Yesaya 58:6). Memerdekakan diri kita dan orang lain dari ketagihan akan dosa.
·    Ayat kunci: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa’ (Matius 17:21)
·    Latar belakang: Yesus mengusir setan dari dalam diri seorang anak muda yang telah gagal ditolong oleh murid-murid-Nya. Tampaknya mereka tidak menanggapi secara serius bagaimana setan mencengkeram diri orang muda ini. Implikasinya adalah bahwa murid-murid Yesus dapat  melakukan pengusiran setan tersebut jika mereka bersedia menjalani disiplin berpuasa. Murid-murid modern juga sering menganggap remeh ‘dosa-dosa yang mengikat’ yang dapat diusir jika mereka cukup serius untuk ambil bagian dalam suatu latihan penyangkalan diri seperti berpuasa-oleh karena itu istilahnya adalah ‘Puasa Para Murid’
Keterangan:
Puasa ini dilakukan untuk melepaskan dosa-dosa yang mengikat (Ibrani 12:1). Dosa mengikat adalah kebiasaan sikap atau tingkah laku berdosa yang memperbudak atau menjadikan seseorang sebagai korban. Membuat seseorang menjadi budak dan merenggut kehendak kita, sehingga kita tidak dapat menolong diri kita sendiri. Dosa ini tidak dapat dipatahkan karena kekuatan kehendak.
Mengapa kita terikat?
Dosa yang mengikat, mengikat kita karena kita percaya kepada kebohongan iblis. Iblis membuat kita percaya satu dari ketiga dusta ini:
-    Saya telah mencoba sebelumnya, dan saya tidak dapat mematahkannya
-    Saya tidak mau melakukan ini, tetapi saya tidak dapat melawan
-    Saya membutuhkan jawaban, tetapi saya tidak dapat menemukannya
Kita telah ditipu iblis. Sebenarnya ada jalan keluar, tetapi kita percaya bahwa kita tidak berdaya karena kita telah menyerahkan kehendak kita kepada iblis dan bukan kepada Allah.
Ketika iblis mengendalikan pikiran kita, ia mengendalikan hidup kita. Ketika ia berdusta kepada kita mengenai hidup kita, kita berada di dalam ikatan.

2.    PUASA EZRA
·    Tujuan: ‘Melepaskan beban-beban berat’ (Yesaya 58:6) untuk memecahkan masalah-masalah, mengundang pertolongan Roh Kudus untuk mengangkat beban dan mengalahkan rintangan yang menghalangi diri kita dan orang-orang yang kita kasihi untuk berjalan dengan sukacita bersama Allah
·    Ayat kunci: ‘Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami’ (Ezra 8:23)
·    Latar belakang: Nabi Ezra bertanggung jawab atas – pemulihan Hukum Musa di antara orang-orang Yahudi ketika mereka membangun kembali kota Yerusalem dengan izin dari Artahsasta, Raja Persia, dimana umat Allah ditawan. Walaupun dengan izin, musuh-musuh Israel menentang mereka. Dibebani dengan rasa malu untuk meminta pasukan kepada raja Persia untuk melindungi mereka, Ezra berpuasa dan berdoa untuk mendapatkan sebuah jawaban.

3.    PUASA SAMUEL
·    Tujuan: ‘Untuk memerdekakan orang yang tertindas (secara fisik dan rohani)’ (Yesaya 58:6) - untuk kebangunan rohani dan memenangkan jiwa, untuk mengidentifikasi orang-orang dimana saja yang sungguh-sungguh diperbudak maupun diperbudak oleh dosa dan untuk berdoa supaya dipakai Allah untuk membawa orang-orang keluar dari kerajaan kegelapan dan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib.
·    Ayat kunci: ‘Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan Tuhan. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: ‘Kami telah berdosa kepada Tuhan’ (I Samuel 7:6)
·    Latar belakang: Samuel memimpin umat Allah dalam sebuah puasa untuk merayakan kembalinya Tabut Perjanjian dari tawanan orang Filistin, dan untuk berdoa sehingga Israel dilepaskan dari dosa yang menyebabkan Tabut tersebut dikuasai.

4.    PUASA ELIA

·    Tujuan: ‘Untuk mematahkan setiap kuk’ (Yesaya 58:6)-untuk mengalahkan masalah mental dan emosional yang mengendalikan hidup kita, dan mengembalikan kendali tersebut kepada Allah.
·    Ayat kunci: ‘Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun…maka bangunlah ia, lalu makan, dan minum, dan oleh makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya’ (I Raja-Raja 19:4,8)
·    Latar belakang: Meskipun Alkitab tidak menyebutkan hal ini sebuah ‘puasa’ formal, Elia dengan sengaja pergi tanpa makan ketika ia lari dari ancaman Ratu Isebel yang ingin membunuhnya. Setelah melakukan penyangkalan diri atas kehendak pribadi ini, Allah mengirimkan seorang malaikat untuk melayani Elia di padang gurun.

5.    PUASA JANDA
·    Tujuan: ‘Untuk membagikan roti (kita) bagi orang yang lapar’ dan untuk peduli terhadap orang miskin (Yesaya 58:7) - untuk memenuhi kebutuhan pokok orang lain
·    Ayat kunci: ‘Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia’ (I Raja-Raja 17:16)
·    Latar belakang: Allah mengirimkan Nabi Elia kepada seorang janda yang kelaparan dan miskin-secara ironis, ternyata janda itu dapat menyediakan makanan untuk Elia. Sama seperti kehadiran Elia menghasilkan makanan untuk janda di Sarfat, begitu pula keberadaan diri kita di hadapan Allah dalam doa dan puasa dapat meringankan kelaparan masa kini.

6.    PUASA RASUL PAULUS
·    Tujuan: Memungkinkan terang Allah ‘merekah seperti fajar’ (Yesaya 58:8), membawa perspektif dan wawasan yang lebih jelas ketika kita membuat keputusan-keputusan yang sangat penting.
·    Ayat kunci: ‘Selama tiga hari ia (Saulus atau Paulus) tidak dapat melihat dan selama itu juga ia tidak makan dan minum’ (Kisah 9:9)
·    Latar belakang: Saulus dari Tarsus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus setelah pertobatannya kepada Kristus, dibutakan oleh Kristus dalam kegiatan menganiaya orang-orang Kristen. Ia tidak hanya benar-benar tanpa cahaya, tetapi juga tidak memiliki pegangan tentang arah mana yang akan ia ambil dalam hidupnya. Setelah menjalani tiga hari berdoa dan tanpa makan, Paulus dikunjungi oleh seorang Kristen, Ananias dan penglihatan dan visinya untuk masa depan dipulihkan.


7.    PUASA DANIEL
·    Tujuan: Jadi “kesehatanmu akan muncul dengan segera” (Yesaya 58:8) - untuk memperoleh kehidupan yang lebih sehat atau untuk kesembuhan
·    Ayat kunci: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja” (Daniel 1:8)
·    Latar belakang: Daniel dan tiga temannya, tawanan-tawanan orang Ibrani, menunjukkan dalam penawanan Babylonia bahwa menjauhkan diri mereka dari makanan orang-orang kafir yang telah Tuhan tunjukkan kepada mereka untuk tidak dimakan membuat mereka lebih sehat daripada semua orang di istana raja.


8.    PUASA YOHANES PEMBABTIS
·    Tujuan: Sehingga “kebenaran akan berjalan di depanmu’ (Yesaya 58:8) - sehingga kesaksian dan pengaruh kita tentang Yesus akan ditingkatkan di hadapan orang lain.
·    Ayat kunci: “Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras” (Lukas 1:15)
·    Latar belakang: Karena Yohanes Pembabtis adalah pembuka jalan bagi Yesus, ia melakukan nazar ‘orang nazir’ yang menuntut dia untuk berpuasa atau menghindari anggur dan minuman keras. Hal ini adalah bagian dari gaya hidup yang diadopsi oleh Yohanes Pembabtis untuk tujuan tertentu yang menunjuk dia sebagai seseorang yang dipisahkan untuk misi khusus.

9.    PUASA ESTER
·    Tujuan: ‘Kemuliaan Tuhan’ akan melindungi kita dari yang jahat (Yesaya 58:8)
·    Ayat kunci: ‘Berpuasalah untuk aku…(dan) aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa
     demikian…(dan) kemudian aku akan masuk menghadap raja…(dan) berkenanlah raja kepadanya’ (Ester
     4:16, 5:2)
·    Latar belakang: Ratu Ester, seorang Yahudi dalam kerajaan kafir, mempertaruhkan hidupnya untuk
     menyelamatkan bangsanya dari ancaman kebinasaan dari Ahasyweros (Serses), raja persia. Sebelum
     masuk menghadap raja untuk memohon kepadanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi, Ester,
    pelayan-pelayannya, dan sepupunya, Mordekhai, semuanya berpuasa untuk memohon perlindungan
    kepada Allah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar