RSS
Container Icon

KEMALASAN ROHANI/ROH PASIF

Ketika dalam peperangan kehidupan kita, dan kita jatuh dan tak berdaya, apa yang akan kita lakukan? Atau saat keadaan kita begitu nyaman, apa yang biasa kita lakukan? Banyak orang tidak menyadari bahwa KEPASIFAN adalah musuh terselubung yang sangat berbahaya bagi kehidupan rohani kita maupun bagi gereja-gereja Tuhan. Sayangnya, yang terserang dan memiliki roh kepasifan ini terkadang tidak menyadari bahwa dirinya sudah dilemahkan dan dikalahkan oleh kepasifan. Setiap manusia mencari kenyamanan dan kebahagiaan, itu bukan sebuah dosa. Namun jika seorang Kristen hidup dalam kepasifan dimana hidupnya lesu, tidak kreatif, tidak bergairah, tidak produktif dan tidak menghasilkan apapun dalam hidupnya, maka itu dapat disamakan dengan tidak berbuah, dan setiap pohon yang tidak berbuah akan ditebang oleh Tuhan (Yoh 15:2).

Roh pasif juga dapat membuat kita tidak memberikan respon yang cepat dan tepat kepada perintah Roh Kudus, mereka suka menunda-nunda perintah Tuhan dan akhirnya mereka kehilangan banyak momen dan kesempatan dari Bapa. Banyak pekerjaan dan kepentingan Bapa tertunda karena adanya roh pasif ini.
Inilah beberapa ciri orang yang memiliki roh pasif:
1.    Tidak melakukan apa-apa (berdiam diri, pasif)
2.    Membiarkan sesuatu, malas bergerak
3.    Tidak giat, lamban, mati rasa, kebal dengan perintah Tuhan dan Firman-Nya
4.    Tetap menunggu, menunda-nunda, tidak ada inisiatif untuk melakukan sesuatu atau melayani
5.    Kurang perhatian, kurang semangat, kurang peduli/cuek
6.    Tidak ada usaha apa-apa mengahadapi suatu masalah, pasrah yang negatif

Mengapa seseorang bisa menjadi pasif?
1. Karena Tidak memiliki HUBUNGAN yang KUAT dan MENDALAM dengan Tuhan. Kel  32:1
2. Karena Terlalu TERBIASA dengan hal-hal rohani. Matius  15:6b
3. Karena KETIDAK-TAATAN membuat orang menjadi pasif. Wahyu  3:16
4. Karena KELELAHAN membuat orang menjadi pasif. 1Raja-raja  19:1-4
5. Karena KEKECEWAAN dan KEPAHITAN membuat orang menjadi pasif. (yefta) Hakim-hakim  11:1-11
6. Karena KEKUATIRAN atau KENYAMANAN hidup membuat orang menjadi pasif.  Matius  13:22, Matius  6:21

Daud juga memberi contoh tentang apa yang akan terjadi pada orang benar jika mereka menjadi pasif di saat mereka seharusnya berperang. Karena ada satu peristiwa di mana Daud tidak memerangi musuh-musuhnya dan akibatnya sangatlah fatal! Hal ini terjadi karena dia membiarkan roh pasif menaklukkan kehendaknya. (2 Sam 11:1)
Pada saat raja-raja maju berperang, Daud membiarkan roh pasif membekukan semangatnya. Selanjutnya, kita bisa saksikan raja ksatria ini tak berdaya melawan serangan rohani yang berlangsung secara terbuka.
Dari kisah 2 Samuel 11:2, perempuan itulah bernama Batsyeba, istri Uria. Dari mulai saat Daud menerima pengaruh roh pasif ini, pertahanan rohaninya melemah; terjadi kelumpuhan hati nurani. Kitab Suci menyebutkan, "... pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya..." Mungkin ini merupakan kebiasaannya di kala beristirahat di sore hari, namun - hal yang mengejutkan bagi saya adalah tindakan Daud yang tidak lazim - bersantai di waktu pasukannya sibuk berperang. Sangatlah mungkin istirahat di petang hari ini bukan merupakan hal yang dia butuhkan saat itu melainkan sekadar perwujudan dari kemalasan yang mencengkeramnya. Dia berbaring santai sampai ‘petang’.

Kemalasan yang mencengkeram Daud ini sebenarnya merupakan bagian dari suatu rencana serangan rohani yang rapi dan dahsyat. Sisi lain dari serangan rohani ini adalah dorongan dalam hati Batsyeba untuk mandi di tempat yang bisa dilihat oleh Daud. Akhirnya, karena tak mampu bertahan dan berlawanan dengan apa yang menjadi kualitasnya,  Daud lalu, "...menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia..." (2 Samuel 11:4)
Kegagalan Daud bukan hanya karena hawa nafsunya, namun karena dia sudah dikalahkan oleh roh pasif dan kemalasan yang membuatnya berdosa. Masalah utamanya adalah, ketika raja-raja lain pergi berperang, Daud justru tinggal di rumah. Kenyamanan, kemalasan, justu membuat celah dalam hidupnya!

Bahkan Firman Allah menyatakan, "TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya." (Yesaya 42:13)

Apakah semangat ini ada di dalam hati Anda? Adakah seruan perang itu di dalam diri Anda? Jika Anda lahir baru, seruan itu ada di dalam diri Anda, seruan untuk mengalahkan kegelapan dan menyatakan kebenaran dengan radikal? Kita tidak akan pernah berhasil menjadi pemenang tanpa memiliki seruan perang dari Allah di dalam roh kita. Jangan lagi menolak panggilan untuk berdoa; kita harus merangkul realitas peperangan rohani; kita harus berperang dengan perlengkapan perang yang telah disediakan oleh Allah buat kita, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk mereka yang kita kasihi.

Berhati-hatilah dengan area-area kelemahan kita, karena itu dapat menjadi sasaran tembak bagi musuh kita. Kemungkinan besar, bentuk serangannya tidak berupa serangan besar-besaran secara terbuka; jika Anda mengendorkan penjagaan Anda dan bersantai-ria, maka dia akan melucuti Anda dengan roh pasif. Jika musuh berhasil dalam serangannya, Anda akan dapati diri Anda terjerat dalam cengkeraman yang bisa menghancurkan diri Anda dan orang-orang yang Anda kasihi. Mari tetap berjaga-jagalah! Gbu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar