RSS
Container Icon

Indahnya Mazmur 23!

14 Februari 2010 lalu, aku mendapatkan kesempatan melayani Sang Raja. Pada mulanya bingung juga apa yang hendak aku sampaikan. Tentang cinta? Karena bertepatan dengan hari Valentine..tetapi tidak juga..aku sudah terlalu banyak mengkotbahkannya di gereja…

Akhirnya dengan inspirasi buku kepemimpinan yang kubaca, aku mengumpulkan referensi tentang Domba dan Gembala. Betapa aku masih terkagum akan rahasia Firman-Nya yang tak pernah lekang oleh zaman.

Mazmur 23
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (KJV: I shall not want)
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Lagu lama ini mengalun dalam benakku saat membacanya berulang-ulang kembali…


Tuhan adalah Gembalaku…
Dialah satu-satunya Gembalaku yang terbaik..Penuntun yang sangat sabar dan lemah lembut…Pemelihara jiwa yang kuat dan pengalaman pribadiku dengan Gembalaku, tak akan pernah terlupakan…

Pengalaman saat pertama ditemukannya kembali di tengah-tengah dunia yang padat…saat itu aku masih duduk di bangku SMP, menginjak bangku SMAlah pertobatanku yang sejati dimulai…Dia memulihkan jiwaku yang terluka oleh kepahitan dan oleh kutuk-kutuk hati yang kuwarisi dari nenek moyangku.. (sungguh, kutuk kelemahan hati inilah yang terus kugumuli bertahun-tahun)

Takkan kekurangan aku…
Membaca bagian ini sangat melegakan hati..seolah aku dijanjikan suatu janji terindah, takkan kekurangan aku ini…takkan kekurangan mobil, uang, rumah, dan em…pasangan..
Kelihatannya cukup mudah menjadi orang Kristen yang selalu dipenuhi segalanya..Tetapi aku sadar, bahwa apa yang diinginkan manusia, belum tentu itu merupakan kebutuhannya..
Hanya Yesus Gembala yang mengenal kebutuhan yang terdalam…
Ternyata ayat ini berbicara lebih kuat…
I shall not want” aku tak mau ingin..alias aku tidak inginkan apapun…Mengapa bisa demikian? Firman-Nya sungguh hidup dan berkuasa, inilah rahasia Daud, salah seorang Pecinta dan Penyembah Tuhan favoritku. Dia menginginkan Tuhannya lebih dari apapun. Bukan berarti kita tak dapat meminta, tetapi Dia mengetahui segala kebutuhan kita lebih dari yang kita pikirkan.. hanya inginkan Dia…ya….
Mengingini Yesus lebih dari apapun..tampaknya telah melekat begitu kuat di jiwa dan roh ini sejak awal perjumpaanku dengan Kristus. Selain Kau tiada yang lain, yang ada padaku di Sorga..hanya Engkau yang kuingini…setiap kali menyanyikan lagu itu aku teringat kisah di awal pertobatanku..

Saat itu, dengan rajin kuikuti semua kegiatan di gereja kecilku. Aku mengikuti pendalaman Alkitab yang dihadiri banyak orang tua daripada remaja sepertiku. Setelah pengajaran selesai, kami berdoa bersama dan hamba Tuhan itu berdoa dan menantang kami untuk meminta kepada Tuhan, apa yang paling kita inginkan.

Kami berdoa sangat lama….menit-menit pertama setelah tantangan, aku terdiam beberapa saat, tak berani berkata-kata, aku takut salah berkata-kata..tapi tidak ingin juga melewatkan waktu berharga itu…Setelah aku bergumam dalam doaku untuk meminta Roh Kudus memimpinku tentang permintaanku…dan akupun yakin, jika aku memintanya saat itu, maka akupun akan mendapatkannya. Terucap dirohku, jiwa dan tubuhku….”Aku meminta Engkau sendiri! Aku mengingini Engkau lebih dari apapun di bumi! Aku inginkan hati-Mu Yesusku!!” air mata mengalir tak tertahankan lagi. Aku berdiri dengan penuh penyerahan dan cinta kepada-Nya bahwa aku hanya ingin hidup mengingini Dia lebih dari apapun….
Itu sudah lebih dari 10 tahun yang lalu…tetapi bayangan hatiku yang berdiri dihadapan-Nya dan meminta hal itu tetap ada di hatiku..
Sampai detik inipun, tetap itu yang menjadi permintaan terbesarku! Oh, I love You my Lord!

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Aku membaca artikel-artikel tentang Domba…
Domba yang lemah, dan bodoh, tetapi ternyata Domba juga sangat susah untuk berbaring tenang. Hal ini bisa dikarenakan sakit, atau hidungnya terkena lalat sehingga sang gembala yang baik selalu mengoles hidungnya dengan minyak.
Aku teringat dengan salah seorang teman pendoa yang dengan bercanda menyuruh salah satu rekan kami untuk diikat, agar mau diam dan tenang dalam berdoa…Ha, ternyata memang domba susah untuk diam, seperti kebanyakan anak-anak Tuhan yang susah untuk berdiam tenang dalam hadirat Tuhan. Tetapi Sang Gembala yang baik tahu bagaimana menangani domba-dombanya yang gelisah ini…

Dia bisa membuat kita berbaring…..seperti saat aku berdoa..saat teduh berdua dengan-Nya. Aku merasakah kehangatan kasih dalam doaku. Seperti kebiasaanku, aku melipat kakiku dan kadang tersungkur di ranjang kecilku sambil memeluk guling atau bantal dengan sangat nyaman…tentunya bukan untuk tidur, tetapi dengan tinggal tenang..hening bersama-Nya adalah tempat kesukaanku..
Yesus juga membuat kita makan sampai puas dan kenyang, minum dari mata air dan bahkan sampai kita bersuka dan ceria. Bukan hanya kecukupan tetapi kepuasan.

Apakah engkau hidup dengan puas?
Dahulu aku tak pernah benar-benar puas dengan hidupku..tak pernah benar-benar puas bahkan dengan diriku sendiri…diwaktu SD, aku merasa minder karena selalu merasa gendut (padahal tidak sama sekali), merasa kurang cantik karena kulit yang agak gelap. Aku selalu menyalahkan matahari panas di halaman sekolahku dan pelajaran-pelajaran olah raga yang membakar kulitku…sekarang aku tahu, alasanku itu sangat tidak masuk akal. Aku tidak puas dengan hidungku yang waktu itu masih kuanggap kurang panjang dan indah. Aku merasa tidak puas sejak aku SD, dan semua terbawa sampai aku duduk di bangku kuliah. Melihat keberhasilan dan kekayaan teman-teman, sempat membuatku merasa mengasihani diri dan merasa sangat tak berharga…walaupun telah bertobat dan mengenal kasih Bapa, tetap saja itu semua masih menjadi duri dalam daging..
Tetapi kepuasan kutemukan saat aku berjalan dalam panggilan-Nya. Awalnya begitu berat, tetapi aku menemukan yang kucari..kepuasan karena mendapat cinta-Nya…

Ia menyegarkan jiwaku.
Jiwa adalah bagian dari hidupku yang perlu mendapat perhatian khusus. Terlebih sebagai wanita yang diciptakan memiliki sifat dasar melankolik, perasa, dan pemikir, membuat aku terus bergumul dengan masalah jiwa/hati. Begitu rumitnya hati ini dan begitu dalam sampai kadang aku tak dapat memahami misteri hatiku sendiri. Jiwa sangat mudah untuk dipengaruhi, mudah gelisah dan mudah mengikuti keinginan daging daripada roh. Oleh karena itu jiwa butuh dilatih. Jiwa akan kuat hanya dengan latihan. Saat aku belajar melepaskan pengampunan, jiwaku memberontak. Saat aku belajar mengikuti kehendak-Nya, jiwaku terluka..betapa jiwa ini sudah dikuasai dunia dan selalu menentang kehendak-Nya. Ternyata jiwa butuh untuk disegarkan, disucikan dan dimandikan dengan Firman-Nya. Jiwa yang penuh dengan kekotoran dunia, perlu dibersihkan kembali…

Kadang aku merasa jiwaku adalah bagian lain dalam diriku yang sangau mudah terluka dan sangat rapuh. Dia kadang merasa tidak dikasihi dan tidak diperhatikan, ya…dan itu sangat melukainya. Apalagi jika dia merasa Bapa tak peduli padanya. Dahulu, mungkin aku terlalu keras dengannya. Aku menuntutnya berlebihan, mengata-ngatainya dengan kata-kata kasar bahwa “hatiku jahat, hatiku buruk, aku benci hatiku!” dan banyak kata-kata lainnya….apakah itu mendatangkan kutuk bagi diriku? Mungkin. Tapi aku benar-benar membenci jiwaku beberapa tahun lalu. Semua dikarenakan jiwa ini tak mau tunduk pada kehendak dan jalan-jalan Bapa. Ia melakukan tidak sepenuh hati dan tidak bersukacita atas kehendak-Nya.
Sampai waktunya tiba aku belajar…Jiwa..butuh dikasihi dan disegarkan..
Aku tak lagi mengata-ngatainya. Tak lagi menyalahkannya terus dan menuntutnya berlebihan..karena aku tahu dia sudah banyak menderita sejak awal dia dilahirkan di bumi…
Aku bisa lebih mengasihi jiwaku sekarang, mengajaknya berdoa dan berpikir dengan benar. Aku dapat menghiburnya saat dia sedih dan butuh diperhatikan, tetapi bukan memanjakannya dengan menuruti kedagingan, tetapi memberinya pengertian dalam kasih sayang roh dan Firman yang benar… itulah bagian diriku yang harus dan sudah kumenangkan juga bagi Bapa..

Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Dituntun adalah hal yang sangat penting. Tetapi bagi kebanyakan anak, memiliki sifat memberontak yang tinggi. Seperti halnya pada kisah anak yang hilang. Seperti sifat anak lainnya, dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa sendiri dan dewasa dalam segala hal, bahkan sampai mengambil bagian warisan ayahnya sleagi ayahnya masih hidup.
Menangani anak-anak rohani sedemikian banyak dibawahku bukanlah juga hal yang mudah. Sambil terus belajar menjadi gembala yang baik seperti Yesus, Sang Gembala Agung, juga belajar menjadi ibu yang baik bagi mereka semua tidaklah mudah. Kebanyakan anak tetap memiliki sifat buruk yang sama, ingin dianggap dewasa dan mengambil keputusan sendiri. Tak masalah, asala itu keputusan yang tepat. Tetapi kadang kala menurut pemandanganku, dan para pemimpin lainnya, anak itu belum cukup dewasa..tetapi dia tetap menganggap dirinya dewasa, inilah yang sangat mendukakan hatiku dan juga hati Bapa, tentunya. Oleh sebab itu, sampai kapanpun aku ingin selalu menjadi seperti anak kecil. Dalam arti, selalu mau dituntun, bergantung penuh pada Bapa yang sempurna. Dia tahu jalannya, Dia tahu ujung jalannya, Dia tahu yang terbaik buatku. Dia Adil, Dia Maha Kuasa..Dia menjaminku dengan Nama-Nya sendiri, maka tidak akan ada yang sukar bersama-Nya..asal Dialah yang menuntunku…
Kemanapun Dia pergi..aku akan ikut bersama-Nya…

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
Teringat beberapa tahun lalu..dalam kisah perjalanan keluarga rohanikupun pernah mengalami badai dan lembah-lembah yang sangat kelam. Secara nyata kami tak dapat mengerti apa yang telah terjadi. Tetapi dalam doa dan peneguhan oleh pemimpin dan pendoa-pendoa kami, kami benar-benar ada dalam lembah kekelaman! Saat itu kami beraktifitas tanpa urapan, berdoa seperti tertubruk awan-awan gelap, semua kegerakan terasa terhenti. Beberapa kebingungan, kehilangan arah gerak. Beberapa memilih cuek dan mundur sambil menunggu. Beberapa memegang senjata dengan letihnya berusaha berperang tanpa arah yang jelas, membuat banyak keletihan yang sangat.
Kami berdoa dan tersadarkan akan kondisi ini. Kami tidak diciptakan untuk mati atau tinggal di lembah kelam, tetapi melewatinya…untuk menuju suatu padang rumput yang indah. Setelah bergumul panjang dan mengumpulkan kekuatan doa, dengan kesatuan hati dan kasih..barulah ada secercah cahaya yang menolong kami….
Domba sangat takut dengan serigala dan binatang buas di lembah kekelaman. Beberapa domba akan sangat ketakutan dan memutuskan untuk pergi dan melarikan diri. Mungkin itu juga yang dialami beberapa rekan kami..ketakutan akan masa depan dan suatu atmosfir yang begitu mencekam secara roh…ya kami belajar banyak hal tahun-tahun itu…
Sebab Dia besertaku….aku tidak takut bahaya…..
Di lembah terkelam dalam hidupmu..janganlah takut..ini hanya sementara, bagi kita yang tetap mengikuti Gembala yang baik..tetapi bahayanya…lembah ini akan menjadi lembah kematian bagi yang mengambil keputusan yang salah dalam hidupnya..


Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Gada digunakan untuk memukul binatang-binatang buas yang hendak menerkam domba-domba. Betapa kuatnya Gembala kita. Dia akan melindungi kita dengan gada-Nya. Sebagai seorang yang juga menjadi anggota tim doa di gereja kami, aku belajar banyak tentang peperangan roh dan senjata-senjata rohani. Mengerti peperangan rohani membuatku lebih bersyukur betapa Tuhan telah menyediakan semua senjata buat kita untuk melawan musuh-musuh kita, dari tingkat yang paling rendah, sampai tingkat roh jahat tertinggi. Hanya saja, apakah kita dapat menggunakan senjata itu?
Tentu selain menjadi domba yang baik, kita harus perlu belajar untuk melawan dan berperang secara roh. Memiliki senjata rohani sungguh membanggakan, tetapi jika tidak tahu bagaimana menggunakannya akan sangat memalukan. Kita dapat menggunakan senjata-senjata itu dan memerintahkan pasukan malaikat Sorga, tentunya sesuai dengan tingkatan kita dalam peperangan roh dan Kerajaan Allah. Oh, betapa rindunya aku juga, untuk dapat menggerakkan berlaksa malaikat Sorga untuk berperang melawan kegelapan, berdoa dengan penuh kuasa, melepaskan yang terikat dan memakai senjata Allah dengan gagah berani! Walau sebagai wanita, aku selalu tetap ingin bisa berperang selayaknya lelaki di dalam roh. Mempelai atau kekasih yang memegang pedang dalam peperangan….ya, aku menginginkannya….

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Beberapa artikel yang kubaca menjelaskan ayat ini bukan bicara tentang domba lagi tetapi tentang kemenangan raja-raja. Mungkin benar juga. Setelah melewati lembah kekelaman, kita yang berhasil keluar dengan selamat dan tetap mau dituntun-Nya, maka akan menikmati hidangan raja-raja. Kepala yang diurapi menunjuk pada pengurapan dan sukacita oleh Roh Kudus-Nya. Betapa senang diurapi Tuhan. Pengurapan hari-hari ini dijual dengan cara yang tidak benar, penyalahgunaan pengurapan dan karunia terjadi dimana-mana. Namun demikian, pengurapan yang murni akan terjadi saat kita mau berkorban dan membayar harganya. Mengingat hal ini, aku merenungkan kembali awal kegerakan kami bermula. Dari anak-anak muda yang berkobar bagi Tuhan, membayar harga dengan uang, tenaga dan semuanya, tampak tidak terlalu sulit. Akan sangat berbahaya jika semuanya berubah menjadi rutinitas dan penuh fasilitas dan kelimpahan. Nilai pengorbanan, nilai salib, dan nilai pengurapan menjadi begitu murah hanya dengan menanti penumpang tanganan hamba Tuhan yang terkenal. Itu bukanlah pengurapan, tetapi api pinjaman yang akan segera lenyap kembali! Memiliki pengurapan yang benar berarti suatu pengorbanan dari hati dan hidup kita yang mau dikoyakkan oleh Bapa, untuk mengalir minyak yang murni, membuat piala kita melimpah-limpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Sungguh indah penutup pasal ini…..selamanya aku akan diikuti dengan kebajikan dan kemurahan…Orang yang mendapatkannya akan berbahagia selamanya..bahkan sampai di dalam rumah Allah yang senang..yaitu di Kerajaan yang baru…Sorga yang mulia….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS