RSS
Container Icon

Bangunlah Rumah-Ku

Hagai 1:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
1:3 Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
1:5 Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
1:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya.

Seperti dikatakan dalam kitabh hagai tersebut, banyak orang berpikir tidak perlu membangun rumah Tuhan. Banyak yang berpikir “Aku bangun dulu keluargaku, rumahku, cita-citaku, barulah rumah Tuhan, kan Tuhan tahu kesusahanku, Tuhan tahu kebutuhanku dan Tuhan tahu kesibukanku..”. Kita suka beralasan belum waktunya bagi kita membangun rumah Tuhan.

Apakah rumah Tuhan itu? Rumah Tuhan adalah tempat dimana Tuhan berdiam dan berkenan didalam-Nya. Apakah setiap gedung gereja adalah rumah Tuhan? Belum tentu, jika tidak ada kesenangan dan perkenanan Tuhan disana, maka gedung itu hanyalah tempat biasa, walaupun dipakai untuk ibadah atau kegiatan rohani. Rumah Tuhan adalah rumah kesenangan-Nya, tidak pedulu gedung atau tempat itu sebesar apa, tidak peduli bagus atau tidak, asal ada kesenangan-Nya disana, maka rumah itu akan menjadi Rumah Tuhan. Rumah Tuhan disini adalah tempat karya Allah dinyatakan, Kerajaan Allah dihadirkan dan pekerjaan-Nya diselesaikan.

Rumah Tuhan, juga dapat berupa kediaman-Nya didalam hati kita. Sudahkah kita menjadi rumah Tuhan? Sekali lagi, tidak semua hati dapat menjadi tempat kesenangan dan kediaman Tuhan juga.


Bagaimana membangun Rumah Tuhan? “Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.“

Pertama, naiklah ke gunung, artinya kita naik ke tempat yang lebih tinggi. Saudara, Tuhan menjanjikan dan merindukan adanya YOUTH CENTER, Kota iman kita, pusat kegerakan kita. Saya sangat merindukan rumah Tuhan, baik yang sudah diberikan kepada kita sekarang ataupun rumah yang akan kita dirikan buat Tuhan nantinya disana, akan menjadi tempat kesenangan, perkenanan dan kebanggaan bagi Yesus. Suatu tempat yang didirikan atas dasar cinta dan pengorbanan. Naiklah ke tempat tinggi sebelum membangun rumah Tuhan. Tempat dimana musuh-musuh tidak dapat menjangkau kita, tempat kudus Tuhan dimana kita dapat menikmati hadirat Tuhan.

Kedua, bawalah kayu, ini berbicara tentang perlengkapan untuk membangun. Apa saja perlengkapan membangun Rumah Allah? Uang, mungkin itu yang pertama di benak kita. Tetapi yang lebih penting dari itu adalah hati kita. Saat kita membawa hati kita kepada Tuhan, maka semua talenta, kemampuan, cinta, harta tidak akan kita tahan untuk kerajaan-Nya. Kayu berbicara juga tentang diri kita sendiri. Dalam pembangunan bait Allah Perjanjian Lama, kayu dalam rumah Allah melambangkan “manusia” yang memang lemah, tetapi itu sangat dibutuhkan-Nya. Tuhan membutuhkan kita semua untuk membangun! Ada yang membawa kayu yang besar, ada yang kecil, semua diberikan untuk kemuliaan-Nya.

Ketiga, mulai membangun Rumah Tuhan. Ada usaha, ada kerja keras, ada iman, dan kesetiaan dalam membangun Rumah Tuhan. Ada kalanya waktunya sebentar, ada kalanya waktunya sangat lama. Kitab Hagaipun menceritakan pembangunan Rumah Allah pernah mengalami hambatan. Tetapi ketekunan, dan kesetiaan akan menentukan apakah kita dapat membangunya sampai selesai.

Betapa rindunya kita melihat kemuliaan Tuhan. Tentunya bukan karena gedung dan tempat ibadah Youth Center kita nanti yang bagus, yang akan membuat Tuhan senang, tetapi doa, semangat, cinta, pengorbanan dan kesetiaan kitalah yang membuat Tuhan senang dan akan mendatangkan kemuliaan buat kita.

Selain itu, marilah semua jemaat Tuhan membangun Bait Allah didalam diri kita masing-masing. Membangun hubungan kembali yang lebih erat dengan Tuhan. Naik tingkat dalam level rohani dan pengertian yang lebih dalam. Jadikan hati kita menjadi Taman kesukaan Tuhan. Berhentilah berbicara tentang Tuhan, dan mulailah bicara kepada Tuhan. Tuhan memberkati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS