RSS
Container Icon

Di Luar Batas

Manusia selalu memiliki keinginan walaupun ternyata keinginan berbeda dengan kebutuhan, dan kebutuhan yang kita anggap sebagai kebutuhanpun, ternyata bisa juga berbeda dengan yang dianggap Tuhan sebagai kebutuhan. Wah, rumit sekali!. Memang benar, hati dan segala keinginannya begitu rumit dan misterius. Ada satu sisi menginginkan rencana Tuhan, ada juga sisi hati yang menolaknya, ada satu sisi yang bersukacita, ada juga yang berduka.

Bolehkah kita menginginkan sesuatu? Tentu saja boleh. Tetapi keinginan kita kadang mencelakakan kita dan membuat kita menjauh dari Tuhan. Bukankah Tuhan yang lebih mengetahuinya daripada kita?

ORANG-ORANG DILUAR BATAS
Mari kita bongkar kedalaman hati kita masing-masing. Tuhan membutuhkan kita sebagai generasi terakhir yang dipilih-Nya. Berulang kali, saya tekankan kepada semua jemaat Tuhan, jika kita memiliki keinginan, pola pikir yang sama seperti generasi yang sebelumnya, atau kebanyakan orang pada umumnya, lalu apa bedanya kita dengan mereka? Sedangkan Tuhan mencari orang-orang yang akan dipakai-Nya, yang mencintai-Nya dengan seluruh dirinya, yang rela melayani-Nya daripada melayani dunia, yang menyerahkan seluruhnya bagi Kerajaan-Nya. Siapakah orang seperti itu? Kelihatannya mustahil ada orang-orang seperti yang Tuhan mau. Standar Tuhan untuk generasi ini sangat tinggi, bukan?

Melakukan kehendak Tuhan, ternyata bukan hanya bicara masalah pelayanan yang banyak kita lakukan, atau sesuatu pekerjaan yang terlihat nyata. Ada begitu banyak hal yang dianggap Tuhan sebagai kehendak-Nya untuk kita lakukan, terutama berurusan dengan masalah hati kita. Apakah hati kita rela menerima semua kehendak-Nya? Apakah kita memiliki hati yang cukup lembut untuk dinasehati oleh-Nya dan mengalami perubahan? Apakah kita mau melepas prinsip-prinsip pribadi yang dibentuk dari masa lalu kita dan mengenakan prinsip kebenaran? Melakukan kehendak Tuhan adalah masalah hati, bukan hasil yang kita buat. Inilah yang kadang sulit kita lakukan, secara kasat mata kita tetap bekerja, melayani dan melakukan aktivitas, tetapi hati kita selalu bertanya “ mengapa Tuhan? Kau tidak adil, Kau merampas kebahagiaanku, Kau tidak mengasihi aku?” apakah kita sering mengeluh dan berpikiran demikian? Mari merenungkan kehidupan ini bersama saya yang juga sering melakukan itu kepada Tuhan…..
Apakah manusia sehingga Dia mengindahkannya?
Siapakah kita sehingga Dia begitu mencintai dan menginginkan seluruhnya dari kita?
Siapakah manusia yang terbatas, diantara semua ciptaan dan semesta?
Siapakah manusia fana sehingga dia dapat menilai kebaikan Sang pencipta?
Siapakah dia sehingga dapat menilai keadilan Tuhan yang Maha Kuasa?


Tampaknya kita semua menjadi “sok pintar” dalam mengatur Allah. Termasuk saya. Saat keinginan kita yang kita anggap baik, Tuhan gantikan dengan rencana-Nya, yang tampaknya membuat kita sakit, dan memang terpaksa kadang membuat kita menangis dan tidak mengerti, kita cenderung “mengatur” dan “menasehati” Tuhan untuk kepentingan kita dan bahkan kita berdoa untuk memenuhi kepentingan dan keinginan hati kita yang tersembunyi. Itulah manusia.

TIDAK MUNGKIN GAGAL
Satu keyakinan saya yang paling kuat selama saya hidup, bahwa kitalah yang terpilih dan janji-janji-Nya tidak mungkin digagalkan manusia. Memang kita bisa gagal massuk tanah Perjanjian-Nya, tetapi Tanah Perjanjian, Kebangunan itu pasti ada, tidak mungkin gagal. Saya berharap kita semua mengambil keputusan yang benar seumur hidup kita. Kita bisa saja mengambil keputusan yang salah dalam hidup kita atau melakukan kesalahan, semua pernah melakukannya, tetapi ambillah satu keputusan yang paling penting yang akan menentukan seluruh kehidupan anda, yaitu bertekad bulat untuk mengikuti kehendak-Nya yang sempurna. Jika kita punya tekad ini, kita tidak akan sembarangan mengambil keputusan, dan jikalau kitapun tak sengaja salah mengambil keputusan, bukankah kita akan dikembalikan-Nya? Jangan terlalu takut melangkah tetapi juga jangan terlalu gampang melangkah, awasilah jalan-jalan kita. Bapa adalah Bapa yang kuat memegang perjanjian-Nya. Asal kita sudah buat perjanjian dengan Dia, dan kita berusaha tetap hidup dalam kebenaran-Nya, maka kekuatan, janji, dan tanah Perjanjian-Nya akan menjadi bagian kita.

Maukah anda rela menjadi orang yang berbeda? Tampaknya awalnya begitu menyakitkan..kebahagiaan kita bukan lagi kebahagiaan dunia, bukan lagi karena kekayaan, suami, istri, anak..kehormatan atau yang lainnya, tetapi kita akan menemukan kebahagiaan kekal, kebahagiaan Sorgawi yang datang karena hal-hal rohani didalam setiap hidup kita. Dukacita kita juga bukan karena dukaccita dunia, bukan karena kita menjadi penjahat, pendosa, tetapi karena dukacita menurut kehendak Allah, dukacita karena kegagalan anak-anak rohani kita, dukacita karena Tuhan berdukacita, bahkan dukacita karena kita mengikuti kehendak Allah, daging dan jiwa kita mungkin menangis, tetapi kebahagiaan roh akan menaungi kita sehingga jiwa kitapun berbahagia.

Jadilah manusia roh, bukan manusia yang dikendalikan oleh jiwa ataupun tubuh. Sulit? Tidak, latihlah diri beribadah, biarkan roh kita bertumbuh kuat dan dewasa sehingga dapat menuntun jiwa dan tubuh yang lemah ini. God Bless.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS