RSS
Container Icon

HUKUM PEPERANGAN ROHANI

Sejarah perjalanan Umat Pilihan Allah dalam Firman-Nya telah tertulis dengan begitu jelas dan mengajarkan kepada kita tentang bagaimana sikap kita seharusnya dalam peperangan yang kita hadapi. Bangsa Israel
Selain menyertai mereka dengan tanda-tanda mujizat yang penuh keperkasaan, Tuhan juga tidak lupa melatih MENTAL mereka untuk dapat menjadi seorang tentara. Ini bukan pekerjaan yang mudah, melatih sebegitu banyak orang untuk menjadi pasukan Tuhan. Tuhan membentuk mereka agar mereka memiliki mental IMAN terlebih dahulu, sebab tanpa iman, mereka tidak akan dapat berperang melawan musuh-musuhnya. Setelah iman mereka mulai bertumbuh, mereka dapat melawan raksasa-raksasa ketakutan dari bayang masa lalu mereka, kemudian Tuhan melatih mereka secara fisik untuk melawan bangsa-bangsa musuh mereka dalam perjalanan yang sangat berbahaya itu.
pada zaman Musa dan masa pembebasan dari perbudakan Mesir, bukanlah sebuah bangsa yang pandai memegang senjata, mereka rata-rata adalah orang yang terikat, diperbudak, hidup dalam penderitaan, kemiskinan, dan ketakutan akan penguasa Mesir. Mereka telah memiliki mental yang lemah dan pengalaman yang pahit seumur hidup mereka. Untuk mengubah bangsa besar yang bermental seperti itu, untuk membangkitkan kembali harga diri dan rasa percaya mereka, Tuhan telah melakukan hal-hal spektakuler yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Dengan tangan-Nya yang kuat, dengan sangat nyata menyertai bangsa pilihan hati-Nya sendiri dan menuntun mereka keluar dari Tanah Mesir dengan pemaksaan kepada pihak Mesir. Tangan kuat Tuhan yang terancung tidak akan pernah dapat dilawan oleh apapun.

Didalam perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian, Tuhan memberikan HUKUM PERANG yang mengajar bangsa Israel untuk berperang, hal ini diatur dalam Firman-Nya di Perjanjian Lama, Ulangan 20.

1.    Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau. (Ul 20:1).
KETAKUTAN adalah salah satu senjata terampuh iblis untuk melumpuhkan iman kita kepada Tuhan. Bahkan dengan peperangan sederhana dan musuh yang kecilpun, kita akan jatuh dan kalah, semuanya disebabkan karena KETAKUTAN. Terkadang musuh memakai rasa takut kita untuk tetap mengikat dan memperbudak kita. Masih ingat bagaimana pemberontakan bangsa Israel karena mereka sangat takut kepada pasukan Mesir yang sedang memburu mereka?

2.    Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu. (Ul 20:2-4).
KEPEMIMPINAN sangat diperlukan dalam peperangan. Pasukan akan kehilangan arah peperangan jika tidak ada pemimpin yang memimpin mereka. Mereka akan terpecah-pecah karena ketakutan dan semua pikiran yang mereka miliki. Mereka akan mulai memikirkan cara-cara penyelesaian dengan hikmat masing-masing dan akan timbul banyak kekacauan. Pemimpin yang dapat dipercaya, yang mengasihi dan mengenal Allah Elohimnya, haruslah tampil didepan pasukan-Nya dan menguatkan hati mereka. Saat pemimpin bangkit dan kuat, maka pasukan juga akan bangkit dan kuat.

3.    Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya. Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya. Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya. (Ul 20:5-7).
KESIAPAN. Seorang tentara dalam peperangan akan tidak maksimal apabila ada banyak aspek kehidupannya yang belum dibereskan, dia belum siap berperang. Jika seorang tentara lebih memikirkan bagaimana kehidupannya sendiri, dia tidak akan dapat berperang dengan baik. Segala yang belum dibereskan, akan dapat menjadi celah buat musuh kita untuk menjatuhkan kita. Berjagalah di area kelemahan dan area-area hidup dan hati kita dimana kita akan menjadi rawan jatuh dan memikirkannya berlebihan. KESIAPAN sangatlah penting.

4.    Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya. (Ul 20:8).

JANGAN MENULARKAN KETAKUTAN. Dalam peperangan pasti ada tentara yang berani dan ada yang takut. Ada yang beriman ada yang lemah hati. Tetapi ingatlah saudara, bahwa ketika anda lemah hati dan penuh kekuatiran, jangan memberikan kata-kata dan panah-panah yang melemahkan pasukan kita dengan berkata “kita tidak mungkin menang”, dan berkata-kata untuk menjatuhkan kepemimpinan pemimpin kita dengan gosip. Setiap kata-kata kita yang melemahkan dan penuh ketakutan akan ditangkap musuh dan dapat menjadi ancaman buat kita.

5.    Apabila para pengatur pasukan selesai berbicara kepada tentara, maka haruslah ditunjuk kepala-kepala pasukan untuk mengepalai tentara. (Ul 20:9)
Dalam sebuah pasukan, selain pemimpin utama yang bangkit dan menguatkan para pasukannya, akan sangat lebih baik juga bangkit semua pemimpin-pemimpin pasukan lainnya yang menjadi kepala-kepala pasukan. Ada kepala pasukan 10 orang, 100 orang. Inilah pembagian tugas,dengan demikian akan muncul lebih banyak pemimpin dan lebih banyak tudung rohani atas pasukan yang ada.

6.    Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. (Ul 20:12-13).

TIDAK KOMPROMI. Jikalau kita telah mengetahui jelas bahwa itu musuh kita, maka kita harus menyerangnya dan tanpa ampun membunuh semua penduduknya, artinya tidak ada kompromi terhadap musuh kita, sebab jika kita kompromi, musuh-musuh kita dapat menyusup dan membuat kita menjauh dan berbalik dari Tuhan Allah kita. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar