RSS
Container Icon

PERTOBATAN “Anak Yang Hilang”

Bacaan : Lukas 15:11-24
Ketika membaca firman ini, saya merasa seperti melihat gambar diri saya yang dahulu. Bagaimana saya menyia-nyiakan hidup yang sudah diberikan Bapa kepada saya.
Dahulu saat saya masih di Sul-Sel, hidup saya seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Saya pergi ke gereja, saya rajin ikut ibadah, tapi hidup saya sama seperti cara hidup orang dunia. Hari demi hari saya lalui tanpa merasa bersalah karena berbuat dosa. Saya jatuh dalam pergaulan bebas, minum-minuman alkohol, pacaran yang tidak kudus, dll sebagainya. Hal itu saya lakukan tanpa merasa takut sedikitpun akan penghakiman Tuhan.

Sejak saya lulus SMA pada 2011 dan melanjutkan kuliah di salah satu PTS di Makassar. Awalnya saya mulai menyadari bahwa segala hal yang telah saya lakukan itu salah. Saat itu saya benar-benar memutuskan untuk berubah dan bertobat. Tapi, sebuah keputusan tanpa melibatkan Tuhan itu sama saja dengan kesia-siaan dan pasti bisa menghasilkan hal yang lebih buruk. Hal itu memang benar-benar terjadi, saya mulai jatuh kembali di pacaran yang tidak kudus dan itu berlangsung hampir 1 tahun lamanya.

Setiap ada KKR, saya rajin dan pasti menyempatkan diri untuk datang dengan harapan saat pulang saya mendapatkan sesuatu dari Tuhan yang bisa merubah saya. Tetapi itu percuma, beberapa hari kemudian saya tetap melakukan dosa yang sama. Benar-benar tidak ada perubahan dalam hidup saya. Saya punya kerinduan untuk berubah tapi selalu mudah juga dipatahkan oleh iblis.

Sampai suatu saat, pada 2012 saya memutuskan untuk kuliah di surabaya. Di sinilah awal mula saya benar-benar dibentuk. Dari awal saya memang rindu untuk ikut UKM Kerohanian, jadi saya bergabung dengan UKKP. Saya diperkenalkan dengan recom, dan saya bergabung juga dengan recom Ebenhaezer. Ya, Tuhan punya rencana yang luar biasa untuk saya. Saat retret maharu, disitulah awal pertobatan saya yang sungguh-sungguh. Saya benar-benar mengalami lawatan Tuhan. Saya punya keluarga rohani yang selalu mensupport saya, supaya saya tidak mudah jatuh dalam dosa dan lain sebagainya yang berhubungan dengan dosa.


Pertanyaannya, apakah setelah saya bertobat, dosa keterikatan saya selama ini bisa langsung hilang? Jawabannya tidak. Tapi saya punya semangat baru untuk mengadakan pertobatan setiap hari, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Saya berusaha untuk terus belajar hidup dalam kekudusan meskipun kejatuhan demi kejatuhan sering saya alami. Tapi saya percaya, suatu saat semuanya itu akan benar-benar hilang jika saya terus berserah dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap aspek kehidupan saya.
Tuhan begitu luar biasa dalam hidup saya, dan tentunya dalam hidup setiap anak-anakNya. Apakah cukup dengan hanya bertobat saja? Tidak, seperti dikatakan dalam Matius 3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Buah di sini berbicara tentang suatu dampak positif yang terus menerus dihasilkan dikarenakan pertobatan kita.

Lalu buah apa saja yang dimaksudkan? Seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, yang terdapat dalam kitab Galatia 5:22-23. Kita sebagai orang percaya, harus hidup untuk menghasilkan buah-buah itu. Sebab Yesus pun hidup dengan menghasilkan buah roh tersebut dan yang terutama Yesus datang kedunia untuk menebus dosa setiap manusia. Inilah yang seharusnya membuat kita sadar, bahwa Tuhan sudah memberikan segalanya untuk kita. Kita juga harus memberikan segalanya untuk Tuhan, apapun itu.
Saya teringat dengan beberapa kata-kata Ko Yoseft saat saya KTB. “setelah kita bertobat, bukan berarti kita kebal oleh dosa, tapi kita tidak lagi hidup di dalam dosa”, yaa perkataan itu yang selalu menguatkan saya. Ada lagi satu kalimat yang sampai sekarang menjadi patokan bagi saya untuk lebih baik, “kita tidak bisa mencegah burung lewat di atas kepala kita, tapi kita bisa mencegahnya untuk membuat sarang di kepala kita”. Kalimat itu lah yang selalu mengingatkan saya untuk tidak mudah jatuh dalam pencobaan.
Setiap orang percaya memiliki benih ilahi yaitu kehidupan Kristus sendiri.

Kehidupan ini sedemikian berkuasa sehingga mereka mampu mengalahkan dosa dan hidup dalam kekudusan. (1 Ptr 1:23, 1 Ptr 1:15-16)
Ada 5 langkah bagaimana kita menuju pertobatan (Anak Yang Hilang):

1.    Sadar (ayat 17). Seseorang harus menyadari dan mengakui keadaannya yang penuh dengan dosa.
2.    Mengambil keputusan (ayat 18). Seseorang harus membuat keputusan untuk menanggalkan dosa-dosanya.
3.    Melaksanakan keputusan (ayat 20). Setelah keputusan diambil, maka pelaksanaan itu yang terpenting.
4.    Berbalik (Ayat 20). Berbalik pada Tuhan dan menyerahkan hidupnya pada Tuhan.
5.    Pengakuan (ayat 21). Harus berani mengakui segala dosanya dihadapan Tuhan.

Sekarang pertanyaannya, apakah kita mau untuk mengadakan pertobatan yang sejati dan mau hidup dalam rancangan Tuhan. Karena rancangan Tuhan itu indah dalam hidup kita (Yeremia 29:11), asal kita mau hidup seturut dengan kehendakNya.

Saya mengajak teman-teman semua, mari kita mengadakan pertobatan setiap hari. Supaya hidup kita, bisa lebih baik dari hari ke hari. Satu hal yang pasti Tuhan tidak akan pernah selesai untuk berkarya di hidup kita. Dia mencintai kita semua, dan Dia rindu kita berbalik kepadaNya serta melakukan misi-misiNya di bumi. –


Ryan Alfarena
Kelas Misi Menorah Mission Center (MMC)
Kelompok Apolos

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar