Seperti Saul yang membenci Daud, pada awalnya adalah kecemburuan yang tidak terkontrol yang akhirnya terjebak dalam dosa yang paling kompleks dan mengikat, dan merupakan buah yang paling menyedihkan dari kecemburuan. Kehidupan Saul juga menunjukkan bahwa dosa itu bersifat dinamis. Oleh karena itu kita harus berani menghadapi dosa. Ujian karakter Saul muncul saat Daud dan Yonathan menguji Saul dengan ketidakhadiran Daud dalam Perjamuan malam (1 Sam 20). Disana terbukti Saul begitu membenci dan ingin membunuh Daud. Bahkan kebencian dan kemarahan Saul terus bertambah berakibat Saul tega membunuh keluarga imam di Nob (1 Sam 21).
DOSA selalu bersifat Progresif. Kebencian itu agresif, namun orang yang membenci seringkali berlagak sebagai korban yang teraniaya. Sangat mudah untuk membenarkan diri dan menjadi buta bahwa kita juga orang yang berdosa yang membutuhkan anugrah Tuhan. Saul menuduh Daud yang mengkhianatinya dan dia merasa teraniaya, padahal Daud mengasihinya dan dia sendirilah yang harus bertanggung jawab atas kebenciannya. Inilah cara untuk mempertahankan kebencian, membuatnya lepas dari tanggung jawab dan bersikeras bahwa ia tidak bersalah. Karena itu, biasanya ada unsur pembenaran diri yang sangat menonjol dari orang yang sedang membenci.
Kebencian bisa ditunggangi roh jahat dan menguasai di pembenci karena orang tersebut tidak pernah mau segera membereskannya. Roh jahat yang mengganggu Saul beroleh jalan masuk dalam dirinya karena pemberontakan dan dosanya sendiri. Kebencian, entah dari roh jahat atau dari hawa nafsu manusia, selalu bersifat destruktif dan membutakan mata kita akan sesama kita. Kebendian juga dapat mengandung kekuatan besar bagi yang menyandangnya seperti halnya amarah Saul yang tidak membuatnya berhenti untuk mengejar Daud.
BAGAIMANA MENGHADAPI KEBENCIAN?
1. Mengakuinya
Memang sangat memalukan bagi kita untuk mengakui racun-racun kebencian yang ada di dalam hati kita. Tanpa sadar kita sudah menyebarkan berita gosip karena didasari oleh kecemburuan dan kebencian kepada sesama kita. Kita harus mau mengakui bahwa kebencian tidaklah berguna dan semakin mengikat dan menyengsarakan kita sendiri. Akuilah kebencian kita dihadapan Tuhan.
2. Menolak Kejahatan
Pada suatu waktu, pikiran mengenai orang tersbeut muncul dan memancing memori kita yang pahit. “Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus” itulah yang diajarkan Paulus kepada jemaat Korintus untuk menghadapinya. Setiap kali panah itu diluncurkan ke pikiran kita, kita mengikutinya ke lubang kepahitan sehingga kita harus menempuh langkah-langkah yang menyakitkan lagi untuk pulih. Mari belajar “MENGHENTIKAN PIKIRAN”. Jika kita tidak mau memiliki pikiran destruktif maka kita harus MEMILIH. Menolak pikiran itu dan segera bangkit melakukan sesuatu sebelum pikiran itu berkembang.
3. Berdoa untuk Belajar Taat
Jika pikiran itu kembali menyerang kita, kita tidak perlu menyerah. Mari kita berpaling kepada Tuhan dan berkata “ Aku tidak ingin membenci, namun aku tidak mampu mengasihi..Tuhan tolong berikan aku kekuatan untuk tidak berkubang dalam pikiran ini, karena pikiran ini hanya membuatku sengsara dan terpisah dari-Mu. Saat ini aku memilij untuk tidak membiarkan pikrian ini masuk dalam hatiku” Tuhan akan menolong kita. Betapa penting untuk belajar taat.
4. Memilih Kasih
Pernahkah anda berdoa untuk orang yang anda benci? Kita tidak diminta berdusta kepada diri sendiri, namun Tuhan mau kita untuk memilih mengasihi. Dengan cara berdoa bagi orang tersebut dihadapan Tuhan, pelan tapi pasti hati kita mulai dilembutkan oleh-Nya.
PENANGKAL KEBENCIAN: KASIH
Kasih dapat membuat musuh menjadi lawan. Tidak ada yang menentang hukum Kasih di muka bumi ini. Betapa indahnya kasih!
- Kasih selalu mengupayakan kebenaran. Di posisi yang terjepit seperti Yonathan, dia mengupayakan kebenaran yang objektif. Dia diantara ayah kandung dan sahabatnya. Yonathan menghormati ayahnya dan mengasihi Daud dan dia mengambil langkah yang benar tanpa memikah kepada yang salah.
- Kasih menyatakan kebenaran walaupun itu menyakitkan. Terkadang sangat perlu mengungkapkan dosa dan kesalahan orang lain dengan benar dihadapannya walau itu menyakitkan baginya. Yonathan tetap mengatakan kebenaran kepada ayahnya Saul walaupun ayahnya besikeras membunuh Daud.
- Kasih bersedih untuk alasan yang benar. Yonathan bersedih dengan tepat karena Ayahnya membenci Daud, bukan karena dia sendiri telah hendak dilempar tombak dan dibunuh oleh ayahnya. Dia dapat menjadi kepahitan kepada ayahnya tetapi dia tahu sumber masalah ayahnya adalah menentang kehendak Allah. Yonathan melepaskan dirinya dari penderitaan yang tidak perlu.
- Kasih mengetahui prioritasnya. Prioritas kita adalah menyenangkan hati Tuhan daripada hati orang yang kita kasihi.
HUKUM KASIH AKAN SELALU MENANG DALAM SETIAP PENGADILAN MANAPUN
Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman. Yakobus 2:13
Buku HATIKU UNTUK ALLAHKU
(KUNCI MENGIKIS 6 KARAKTER BURUK)
Dengan sedit seperlunya
0 komentar:
Posting Komentar