RSS
Container Icon

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

NATAL PERTAMA

Apa makna Natal buat kita? Kapan pertama kali anda merayakan Natal? Mungkin sejak kita lahir ke bumi, kita sudah diajarkan tentang Natal dan turut merasakan Natal dengan keluarga kita.  Kapan Natal pertama anda?

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia. Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.  Matius 2:7-11

Kita seringkali melewati Natal demi Natal, tahun demi tahun tapi kita tidak pernah mengalami perubahan dari makna Natal yang sesungguhnya. Mari lihat orang Majus yang datang dari sangat jauh dari Persia dan mengikuti Bintang untuk menghadap Raja yang lahir.

Mereka menyembah Raja dan mempersembahkan Emas, kemenyan, dan mur.  Persembahan yang dibawa untuk bayi Yesus mempunyai lambang sendiri-sendiri:

·    Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Raja agung
·    Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Imam agung
·    Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CINTAMU KUAT SEPERTI MAUT

Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. Kidung Agung 8:6-7

NATAL, tidak hanya berbicara tentang masa liburan, kado, masa bersenang-senang, tetapi terlebih dari semua itu, NATAL selalu bicara tentang KASIH BAPA kepada kita, tenta
ng pengorbanan dan penyerahan, suatu karya Allah Bapa yang ajaib bagi umat manusia, tetapi juga merupakan kerjasama dari manusia untuk menerima rahmat Tuhan. Cinta Bapa kepada kita adalah kasih tanpa syarat, menerima kita apa adanya dan tidak pernah lelah kepada kita walaupun seringkali kita menjadi letih dengan diri sendiri.
METERAI pada hatiMu, Meterai pada lenganmu.

Meterai adalah sebuah tanda perjanjian kasih Tuhan dengan kita. Dia Allah yang selalu memegang sebuah JANJI, sedangkan manusia seringkali melupakan perjanjiannya dengan Tuhan. Apakah anda juga demikian? Kita seringkali lupa akan janji dan nazar kita, lupa akan kerinduan kita dan mudah sekali menjauh dari kasih Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan adalah menggambarkan sebuah hubungan kasih seperti sepasang kekasih dengan Tuhan. Kita dipersiapkan-Nya untuk menjadi mempelai-Nya dan Dia adalah Kekasih sejati kita, Suami Kekal kita. Perjanjian-Nya kekal buat kita, dan Dia setia. Mari kita mau belajar untuk setia. Setia artinya bersifat “tetap” kepada-Nya, tidak berubah-ubah walau apapun yang terjadi. Seringkali hati manusia selalu berubah-ubah sesuai “mood” sedangkan Tuhan tidaklah demikian, oleh karena kita itu Dia mengikat kita dengan meterai yang kekal, yang tidak mudah berubah oleh apapun. Janganlah kita mudah berubah setia kepada-Nya. Dalam keadaan senang maupun susah, saat kita memahami maupun tidak bisa memahami kehendak-Nya, marilah kita “TETAP” setia kepada-Nya.

Biasanya, sebuah perjanjian dapat dibatalkan dan rusak, karena salah satu telah mengingkari perjanjian itu, tetapi selalu ada janji Tuhan lain yang dapat memulihkan dan mengembalikan apa yang kita sudah rusak itu. Mari kita jujur pada diri kita, siapakah yang selalu merusak hubungan indah kita dengan Kekasih kita? Bukankah itu kita? Kita sering dengan sadar atau tidak sadar merusak hubungan kita dengan Tuhan  dengan dosa kita, kecemaran, ketidaktaatan, pemberontakan, ketidakmurnian, dan semua yang buruk. Tetapi ada selalu JANJI PEMULIHAN buat kita. Dia sanggup mengembalikan hubungan kita yang sudah rusak dengan Tuhan. Mari lekatkan hidup kita seperti meterai pada Hati Tuhan dan pada lengan-Nya, senantiasa tidak akan jauh dari hadirat-Nya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengindahkan Tabut Tuhan

Terdapatlah sebuah Kisah dalam perjalanan bangsa Israel, dimana mereka mengalami suatu masa yang sangat gelap, tidak ada pewahyuan, penglihatan dan suara Tuhanpun jarang pada waktu itu. Saat itu Samuel kecil  sedang dipersiapkan Bapa untuk menjadi penyambung Lidah-Nya yang diurapi dan dikhususkan-Nya.
Saat Tuhan sedang mempersiapkan Samuel menjadi nabi-Nya, dan dibesarkan dalam keluarga Imam Eli, anak-anak Imam Elipun semakin berbuat apa yang tidak berkenan kepada Tuhan. Mereka tidak menghormati mezbah Tuhan dan mencemarinya dengan melakukan kenajisan dengan pelayan-pelayan Mesbah, dan melakukan banyak kejahatan yang mengerikan. Inilah gambaran orang-orang Kristen, bahkan pelayan-pelayan Bapa yang mungkin kelihatannya dekat dengan Bait Tuhan, namun justru mencemari dan tidak sama sekali menghormati Tuhan. Beda dengan Samuel kecil yang dipersembahkan Hana sebagai anak yang yang sangat diharapkannya, Samuel diberikan kepada Tuhan oleh Hana lewat didikan seorang Imam Eli yang notabene tidak benar dalam mendidik anak sendiri. Tapi Hana tetap memberikannya kepada Tuhan dan memandang kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Disebutkan Samuel hidup dan tinggal di bait Tuhan. Didepan Tabut dan dia mengurus segala sesuatu di Bait Tuhan. Dia terbiasa hidup disana, tetapi dia belajar menghormati dan mengenal suara Tuhannya.

Pada zaman yang gelap itu, Tabut Tuhan, satu-satunya kebanggaan orang Israel dirampas oleh bangsa Filistin oleh karena kebodohan bangsa Israel. Disanalah saat Tabut itu dirampas musuh, Israel tidak mengalami KABOD lagi, tapi IKABOD (Kemuliaan Tuhan sudah lenyap di Israel). Banyak anak Tuhan tidak menjaga Tabut Tuhan didalam hidupnya masing-masing atau dalam pelayanan yang dipercayakan kepada kita. Jika KABOD itu hilang diantara gereja-Nya, sudah sepantasnya kita sungguh-sungguh berdoa dan hancur hati memohonkan kemuliaan dan kehormatan-Nya dikembalikan atas gereja-Nya. Apakah kita masih memiliki KABOD itu?

Tetapi Tuhan menunjukkan kebesaran-Nya diantara bangsa Filistin saat tidak seorangpun membela kehormatan-Nya, Dia melawan bangsa Filistin dengan tulah dan sakit penyakit.  Dan setelah 7 bulan lamanya Tuhan mengacaukan bangsa Filistin itu dan mengalahkan Patung-patung /Ilah-ilah Filistin, maka mereka segera mengembalikan Tabut itu kepada bangsa Israel dengan dua lembu dan ternyata lembu itu langsung menuju kepada Bet-Semes, tempat terdekat dari Filistin ke daerah orang Israel. Dan apa yang terjadi saat Tabut itu berada di Bet-Semes?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

YANG SERING DILUPAKAN

Ketika kita menjalani setiap hari kita, seringkali kita menjadi terlalu sibuk dengan agenda-agenda kita sendiri. Pagi diisi dengan segala macam kesibukan persiapan sepanjang hari (belum lagi jika anak-anak muda yang “mbangkong” tidak mau bangun pagi  , waktu-waktu berkualitas di pagi hari akan hilang). Bagi yang kuliah, sepanjang hari sibuk kuliah di kampus, dengan begitu banyak tugas dan ujian-ujian, bagi yang bekerja, sepanjang haripun lebih sibuk lagi mengurusi banyak urusan kerja. Lalu pertanyaannya..apakah ada waktu-waktu berkualitas yang kita sediakan bagi Tuhan kita setiap harinya? Ataukah waktu-waktu kita sering gunakan untuk hal-hal yang kurang penting?

Kita sering mendengar pengajaran tentang Roh Kudus. Kita sering mendengar bahwa Roh Kudus adalah kuasa yang dapat melakukan banyak mujizat dan kita sering mengharapkan Roh Kudus melakukan banyak kuasa dan perbuatan ajaib dalam hidup kita.

ROH KUDUS seringkali kita melupakan Dia. Kita tidak mementingkan pergaulan dengan Dia dan  tidak mengutamakan kehendak dan suara-Nya setiap hari. Tuhan menegur kita dengan keras, apabila kita mengandalkan kekuatan kita sendiri dan tidak mengandalkan Dia. Bagaimana kita bisa mengandalkan Dia jika kita tidak mau mendengar suara-Nya juga? Kita menggantikan hubungan kita dengan Tuhan dengan segala macam kegiatan yang sebenarnya tidak begitu penting. Apakah ini sedang anda alami?
ROH KUDUS adalah Roh Penolong, Penuntunt, Roh Kebenaran dan Penghibur kita. Lebih mudahnya kita dapat melihat bagaimana kisah Esther yang luar biasa. Kita semua tahu bagaimana Esther harus bersaing dengan 1000 lebih wanita-wanita cantik dari seluruh negeri untuk mendapatkan kasih saying Sang Raja. Dia mendapatkan perkenanan Raja bukan hanya karena kecantikannya saja, tetapi terlebih karena Esther selalu MENGINGINKAN apa yang RAJA inginkan dan apa yang paling Raja sukai.

Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.  Esther 2:15

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4K UNTUK MEMASUKI PERJALANAN BAR

Apakah kita sudah siap menempuh perjalanan rohani bersama Tuhan memasuki pintu-pintu gerbang selanjutnya? Kita semua sedang melakukan perjalanan rohani bersama-sama, dan baiklah kita tidak ketinggalan atau bahkan masih terpenjara dalam keadaan kita yang lama, sebab ada banyak hal dan beban yang dapat menghalangi kita mencapai tujuan Bapa yang maksimal dalam hidup kita. Rencana dan kehendak Bapa untuk kita adalah Nomor I dan bukan Nomor 2, selalu yang terbaik, walaupun kita harus melewati banyak perjalanan yang sulit, bahaya, penuh tantangan, sebab Dia rindu melatih kita menjadi yang pahlawan-Nya yang terbaik.

Untuk memasuki babak-babak baru dalam perjalanan rohani kita dan untuk membuka pintu-pintu yang tertutup didepan kita, maka kita sangat perlu memiliki beberapa hal dibawah ini:

1. Ketaatan

“ Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, “ 1 Pet 1:14

Sebagai anak, roh kita rindu taat kepada Bapa kita sebab kita tahu kebenaran bahwa hanya dengan KEATAATAN kita akan dapat mencapai kesempurnaan didalam Dia. Musuh dari ketaatan adalah dosa pemberontakan. Waspada dengan dosa pemberontakan ini! Tanpa sadar  jiwa dan kedagingan kita memberontak kepada Dia dengan menolak dan tidak melakukan kehendak-Nya. Firman Allah jelas tertulis bahwa keinginan daging tidak akan pernah sejalan dengan kehendak Roh Allah. Dengan menuruti keinginan daging, sebenarnya kita sudah melawan Allah kita. Saudaraku, hati-hati juga dengan iblis yang mencobai kita pada waktu masa kebodohan kita, yaitu dimana masa tersebut kita lebih memilih hawa nafsu kita daripada TAAT kepada Bapa. Iblis kebodohan ini seringkali mempermainkan jiwa kita agar kita tidak taat kepada Bapa. Jiwa: Pikiran (Kupikir….), Perasaan (kurasa….), kehendak (kuingin….kumau….). Inilah yang sering ditunggangi iblis  untuk menjerumuskan kita dalam masa-masa kebodohan. Masa kebodohan memang dirindukan iblis untuk kita, tetapi harusnya kita dapat menguasai jiwa kita sehingga kita luput dari situasi “masa kebodohan itu: dan menjadi anak-anak yang taat kepada Bapa.

2. Keberanian
“ Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.” 2 Sam 22:30

Seorang pahlawan yang berani dan berdiri di sisi Allahnya akan sanggup menyelesaikan peperangan yang ada didepannya. Kita tidak dapat menghindari peperangan. Ada hal-hal yang memang harus kita lewati dan kita perangi dalam hidup ini.  Keberanian muncul bukan dengan banyaknya “motivasi-motivasi” dari dunia yang mengajarkan kita bahwa “kita bisa! Kita bisa! Kita pasti bisa!! “ tetapi keberanian sejati tidak lahir dari kedagingan pikiran kita sendiri, tetapi lahir dari hubungan yang karib dengan Bapa. Bersama Bapa dan bergaul dengan Roh-Nya, akan membuat roh kita semakin besar dan kuat sehingga roh kita akan juga dapat menaklukkan keberanian maupun ketakutan yang ada dalam jiwa kita. Tidak ada pahlawan tanpa keberanian. Bukan berarti tanpa kegagalan dan teguran atas kesalahan..kita bisa gagal, jatuh, terluka, berhenti..tetapi kita harus belajar memiliki mental seorang pemenang yang tidak pernah menyerah, tertutama dengan diri sendiri dan kepada janji-janji Bapa, sebab Dia pasti sanggup melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Menjadi bagian kita untuk melakukan kehendak-Nya, dan mau dibentuk-Nya. Keberanian mengakui kesalahan, keberanian ditegur dan dihajar, keberanian menanggung apa yang kita tabor, keberanian melangkah walaupun pintu masih seolah tertutup, keberanian untuk berperang, mempertahankan, dan menanggung segala sesuatu bersama Dia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS