RSS
Container Icon

Hukum Dalam Hubungan Ilahi

Bapa mengejar sebuah hubungan..
Sejak kecil, saya mendengar orang tua saya mengeluh saat perjalanan ke luar kota jika makanan di depot yang mereka jumpai sangatlah mahal. Memang disana hanya ada menu, tanpa harga. Itu memungkinkan para penjual makanan di jalanan menaikkan harga hingga 2x lipat dari harga normal karena mereka menyadari kami berasal dari luar kota. Sekali makan, mungkin tak akan makan lagi ditempat yang sama, sehingga makanan menjadi mahal. Entahkah apa kejadian seperti ini juga terjadi di tempat anda, tetapi ini sering kami alami. Mereka mengejar keuntungan, bukan hubungan. Berbeda dengan warung bebek goreng di kawasan saya tinggal, menjadi tempat langganan yang tetap bagi para mahasiswa dan warga sekitar, tentu harganyapun stabil dan tidak berubah-ubah untuk mengeruk keuntungan. Baginya, dia mengejar sebuah hubungan, untuk mendapatkan pelanggan.


Bapa mengejar sebuah hubungan..hubungan seperti apa yang Bapa kejar dalam setiap diri kita? Kita akan mempelajari hukum-hukum yang ringkas bagi yang menjalin hubungan dengan Bapa juga, yang mengejar sebuah hubungan, bukan keuntungan sebesar-besarnya.

1.    Hubungan Bapa dan Anak
Hubungan Bapa dan anak adalah yang paling menyenangkan. Saat kita dilahirkan kembali, menjadi bayi rohani dan anak rohani, kita mendapatkan perhatian dan kasih. Apa yang kita minta akan diberikan dengan cepat, jika tidak, mungkin kita akan menangis.

Hukum yang perlu kita pelajari dalam hubungan ini adalah;
a.    Hukum kasih Bapa dan disiplin Bapa
Dasar yang paling penting untuk membangun hubungan ini adalah memahami kasih Bapa. Kasih Bapa adalah kasih tanpa batas, tanpa syarat dan kasih yang mendidik dalam kebenaran. Kasih Bapa seperti susu buat anak dan bayi rohani. Mereka selalu haus akan kasih dan kebenaran, cerita-cerita dari sorga untuk menguatkan mereka dan memberikan mereka pertumbuhan yang baik. Seorang anak juga harus memahami Bapa mendidik untuk kebaikan kita, karena Dia mengasihi anak-anak-Nya


b.    Hukum Penerimaan tanpa syarat
Kasih dari dunia bersyarat, bahkan kasih orang tuapun ada batasnya. Sebagai anak, kita harus mengerti Bapa menerima kita tanpa syarat. Kegagalan dan kejatuhan itu dimaklumi pada tahapan ini. Dia memahami dan menerima kita seutuhnya, tetapi Dia tetap akan mengarahkan dan menegur jika kita berbuat salah. Ya dengan penuh kesabaran, Bapa mendidik kita.

c.    Hukum Kewajiban dan hak seorang anak
Seorang anak harus tahu akan kewajiban dan haknya sebagai seorang anak. Firman Tuhan berkata kita adalah anak yang memanggil Dia ”Abba, ya Bapa” dan kita berhat mendapat janji dan warisan ilahi yang kekal yang nilainya lebih daripada warisan dunia manapun. Kewajiban sebagai anak tetap harus kita lakukan. Hormati Bapa. Setiap anak pasti juga ingin menjadi kebanggaan buat Bapa di Sorga, seorang anak ingin diperhatikan, disayangi dan diperhitungkan Bapanya. Seorang anak ingin memberikan yang terbaik dan menyenangkan hati Bapanya. Inilah anak. Sedangkan anak palsu hanyalah mengambil hak, tetapi bukan kewajiban, mengejar keuntungan, bukan hubungan. Anak palsu pasti akan terpisah dengan sendirinya, sebab yang tak murni tak akan bertahan dalam menjalin hubungan dengan Bapa.

2.    Hubungan Tuan dan Hamba
Menjadi hamba agaknya paling tidak enak dibanding semuanya, tetapi seorang anak hanya akan mendapat kepenuhan janji dan haknya jika dia sudah dianggap layak/akil balik, sehingga pada tradisi waktu itu, seorang anak yang cukup umur akan dititipkan kepada pelayan ayahnya untuk diajari bekerja terlebih dahulu, sampai saatnya anak itu akan kembali pada ayahnya, tetap sebagai anak, tetapi anak yang pandai melayani dan bekerja, siap untuk menjadi sahabat ayahnya dalam berukar pikiran dan dewasa.

a.    Hukum melepaskan hak
Hak seorang hamba adalah melepaskan haknya, artinya bagi seorang anak yang menjadi pelayan, akan seolah kehilangan hak dan kenikmatan sebagai anak. Ya, ini tujuannya agar dia belajar menjadi hamba dalam kerendahan hati. Walau di ayah begitu kaya, si ayah tahu bagaimana agar anak ini beranjak dewasa dengan pengertian, dengan kebijakan, dengan kerendahan hati, sehingga tidak ada kesombongan dari harta benda ayahnya. Anak akan bergantung penuh pada si ayah, karena dia menyadari segala sesuatu adalah milik sang ayah. Untuk menjadi pelayan Tuhan, kelihatannya berupa penyiksaan bagi kita. Memang benar, penderitaan yang kita alami akan semakin terlihat dan daging, karakter kita dibentuk dengan keras. Seorang yang tak memiliki hak atas hidupnya. Suatu perasaan yang mengerikan, tetapi Anak Tunggal Bapa, Yang Sulung juga mengalaminya. Dia mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba biasa, karena dalam penyerahan hak, adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kuasa yang sejati.

b.    Hukum Kataatan
Abraham mendapatkan berkat dan janji yang luar biasa, saat dia mau taat kepada perintah Bapanya (Kej 22:12). Kelihatannya Bapa kejam dan mengambil satu-satunya ”janji” yang dia miliki. Tetapi saat dia menyerahkannya dengan ketaatan total, penuh kepercayaan, maka Abraham memperoleh seluruh janji Allah, bahkan seluruh keturunannya (termasuk kita) mendapat warisan dan perjanjian berkat Abraham. TAAT, adalah hal yang mutlak bagi pelayan Tuhan. Taat kepada Bapa, kepada orang-orang yang dipercaya Bapa untuk membentuk dan membimbing kita.

c.    Hukum Penyerahan
Hukum penyerahan berbicara tentang kepercayaan kepada Bapa. Hal yang paling berbahaya dalam hubungan ini adalah kecurigaan yang sangat besar kepada Bapa. Merasa Bapa jahat dan meninggalkan, merasa tidak percaya akan masa depan yang indah, dan lain sebagainya. Saya tidak menyalahkan orang-orang yang merasa demikian, karena memang itulah perjalanan yang harus dilewati. Saat saya dilatih menjadi hamba-Nya, saya sering merasa kesakitan dan memberontak kepada Bapa. Bertanya-tanya mengapa dan merasa tidak benar-benar dicintai. Sobat, ini harus kita lalui. Kita butuh iman untuk melaluinya. Iman mendatangkan penyerahan kepada Dia secara total, bahwa Dia tahu yang Dia lakukan, bahwa Dia pasti memberikan yang terbaik sampai daging kita kehilangan kuasanya dan kekuatannya, menjadi rela dan percaya....disitulah Bapa siap mengembalikan kita menjadi anak yang sudah dibentuk, dewasa dan siap bekerja bersama Dia dalam sebuah hubungan PERSAHABATAN dengan Bapa.

3.    Hubungan Antar Sahabat
Menjadi sahabat Allah sangatlah indah. Sekarang sang anak kembali mendapatkan kegirangan hatinya dalam persekutuan dengan Bapa, hanya lebih dewasa dan tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya, tetapi tenang saja, Dia Bapa yang baik, tetap mengajari kita bagaimana bekerja bersama Dia, kita tidak akan ditinggalkan dan masih banyak hal yang harus dipelajari!
a.    Hukum memikul kuk bersama
Memikul kuk adalah seperti sepasang lembu yang saling terikat untuk menarik
beban yang sama. Banyak orang di tahapan ini menjadi kecewa karena dia merasa memikul kuk pelayanan itu sendirian. Sedemikian beratnya beban pelayanan dan tanggung jawab Bapa bagi dia. Tetapi Bapa mengajarkan hukum berbagi dalam satu ikatan ilahi dengan Dia. Jika kita menanggungnya bersama Dia, tidak akan berat. Terikat dengan Dia berarti dipersatukan dengan hati-Nya, dengan keinginan-Nya. Di tahapan ini, kita akan mengembangkan suatu hubungan yang manis dan indah, untuk berbagi cerita, suka, duka dan bertukar pikiran, belajar dari Sang Bapa yang giat bekerja di bumi.

b.    Hukum Kepercayaan
Dasar dari sebuah persahabatan adalah saling percaya. Dia mempercayai kita dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya yang besar, dan kitapun mempercayai Dia sebagai Sobat setia, Bapa yang kuat dan Penolong yang teguh. Kita belajar makin dipercayai oleh-Nya dalam hal apapun.

c.    Hukum Rahasia
Sahabat selalu memiliki rahasia yang dapat diceritakan kepada sahabatnya. Demikian juga Bapa, Dia berkata barangsiapa takut akan Dia, maka Dia akan bergaul karib dengan orang itu dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada dia (Maz 25:14). Bapa mulai membukakan rahasia-rahasia kehidupan, pelayanan, masa depan dan semua perjanjian-Nya diberitahukan-Nya, inilah kebahagiaan sejati dan kekayaan yang sesungguhnya. Mengenal Dia lebih penting dari apapun juga.


4.    Hubungan Kekasih dan Mempelai
Kisah persahabatan yang manis dengan Kristus berkembang menjadi kisah kasih yang lebih mendalam. Bapa akan mengangkat para mempelai-Nya kelak. Yang kudus, yang bersih, dewasa, dan mencintai Dia, seperti seorang Kekasih. Dalam persahabatan dan penghambaan kepada Dia, muncullah suatu kerinduan yang dalam untuk mengenal dan terus mencari cinta-Nya dalam kemah-Nya. Ada saatnya kita merasa aneh, selalu merasa tak pernah cukup dan terus mengejar cinta yang lebih nyata dari-Nya. Saatnya benih cinta sebagai mempelai itu ada dalam hati kita, dan Dialah yang lebih dahulu menanti kita dewasa dan dipersiapkan untuk menjadi mempelai yang tak bercacat.

a.    Hukum cinta pertama dan cemburu yang kudus
Sebagai seorang Kekasih, Kristus mau kita mengasihi-Nya lebih dari apapun juga yang ada. Dia mau kita menjadi cinta pertama-Nya sebelum kita menjalin kisah cinta dengan siapapun. Tak seorangpun dapat mencintai seseorang yang lain dengan benar dan indah, tanpa dia mengalami cinta pertama dengan Tuhannya yang kini ingin menjadi Kekasihnya. Saat kita mengalami cinta pertama ini, hidup kita semakin manis. Kita bukan hanya sahabat tetapi menjadi orang yang paling dikasihi-Nya dan diperhitungkan-Nya untuk selalu berada disisi-Nya dalam keadaan apapun. Dia juga Allah Pencemburu. Dia sangat mengingingi kita dengan cemburu. Kita harus paham cinta-Nya. Dia tidak mau berbagi. Ya, Dia mau memiliki kita seutuhnya. Disinilah kita menjadi makin dan makin tergila-gila kepada-Nya. Beda dengan cinta pertama kita sebagai anak, atau kesetiaan seorang hamba, atau kepercayaan seorang sahabat..cinta-Nya lebih nikmat dari anggur dan lebih manis dari madu. Janganlah membuat Dia cemburu.

b.    Hukum kekekalan/ yang tak terlihat
Jika anda disuruh memilih, anda mau kekasih yang terlihat atau kekasih yang tak terlihat? Semua orang akan menjawab, kekasih yang terlihat. Ya..memang, yang terlihat kelihatan lebih nyata, indah, dapat disentuh, diajak bicara dan menemani kita. Tetapi kita mau belajar hukum kekekalan.

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. 2 Kor 4:18

Yang tak kelihatanlah yang kekal, dan Dialah Kekasih kekal kita yang tak terlihat, namun nyata kita rasakan. Dia nyata dan Dia rindu kita juga menyatakan kasih kita kepada Dia, Yang Tak Terlihat, dengan nyata juga. Kita butuh melakukan hal-hal yang Dia sukai, hal-hal sederhana, yang diluar kebiasaan dan tugas keseharian kita sebagai sahabat, karena saat kita menjadi kekasih-Nyapun kita tetaplah anak, pelayan, dan sahabat-Nya yang dikasihi-Nya. Anda dapat berjalan di Taman melihat keindahannya bersama Kekasih anda, anda dapat makan malam berdua dengan-Nya dengan rasa terima kasih dan kebahagiaan, anda dapat membuat surat cinta berupa puisi dan menyanyikan kidung kasih yang baru dalam jiwa, dan roh anda. Anda juga dapat menari di hadapan-Nya dengan penuh cinta, anda kadang dapat berjam-jam duduk tanpa kata-kata, hanya air mata yang mengalir dan seolah berkata ” Aku mencintai-Mu Yesusku..aku mencintai-Mu..” kata-kata cinta terus mengalir, dan cinta itu kuat seperti maut. Dengan kasih, yaitu yang paling penting dan yang paling besar...cinta yang murni akan membuat iblis ketakutan dan menjadi senjata terbesar di tengah dunia yang kasihnya semakin tawar dan dingin. Banyak orang yang disembuhkan, diselamatkan, diubahkan dengan cinta yang kita miliki, sebab hati kita adalah hati-Nya, cinta kita adalah cinta-Nya, kehangatan-Nya adalah kehangatan kita juga, milik-Nya, milik kita juga dan milik kita, milik-Nya. Suatu hubungan kekal sampai pada kesudahan zaman dan sampai pada Krajaan yang baru.


c.    Hukum Komitmen sebagai mempelai
Komitmen adalah janji sebagai mempelai. Dalam keadaan apapun, seperti janji suci kedua mempelai yang saling mengucapkan janji mereka di depan altar. Mereka dipersatukan selamanya sampai maut memisahkan mereka, sedangkan kisah cinta kita tidak berakhir pada maut, justru mautlah yang akan membuat kita dapat bertatap muka dengan Kekasih yang kita rindukan.

Menjadi mempelai, bukan berarti terus menerus terlena dalam cinta. Justru disinilah tahap kita melahirkan kebangunan demi kebangunan rohani, melahirkan jiwa demi jiwa, melahirkan lawatan besar..tanpa keintiman tak ada kelahiran rohani, tak ada cinta, maka tak ada keintiman. Disinilah tugas anda diselesaikan dengan sempurna sebagai mempelai yang siap diangkat-Nya di awan-awan.
Sayang sekali juga banyak yang belum menyelesaikan dan menikmati keindahan ini, tetapi gugur dijalan saat menjadi anak, menjadi pelayan, bahkan sahabat, oleh karena itu pertandingan kita adalah seumur hidup. Jangan menjadi kecewa. Bapa tidak pernah membuat padang gurun untuk kita tinggal, atau kesakitan menjadi makanan kita tiap hari. Dia mau menuntun dan membawa kita ke tanah perjanjian penuh cinta. Baiklah kita menjadi orang yang bergaul karib dengan-Nya. Selamat berjuang dan menaiki tahapan-tahapan, suatu perjalanan kisah cinta dengan Tuhan yang menakjubkan dan nyata. Mari alamilah! GBU 


Lady Julian, 600 tahun lalu pernah berdoa, memohon 3 luka dalam hidupnya;
1.    Luka karena hancur hati karena pertobatan yang terus menerus
2.    Luka karena belas kasihan atas jiwa-jiwa yang belum diselamatkan
3.    Luka karena merindukan Tuhan, suatu perasaa sakit karena cinta dan rindu yang sangat akan Kekasihnya.

Siapkah anda diberikan 3 luka tersebut??

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS