Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Matius 7:1-2
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Matius 7:1-2
Tanpa disadari, seringkali kita menjadi hakim atas saudara kita, dengan cepat kita menyimpulkan sesuatu yang menganggapnya sebagai kebenaran, tetapi sebenarnya itu adalah penghakiman kita.
Mengapa kita suka menghakimi? Karena kita tidak puas dengan orang tersebut?
Mengapa kita tidak puas dengan orang tersebut? Karena kita merasa lebih dan sombong dari orang itu, atau karena sebenarnya anda tidak puas juga dengan diri sendiri, jadi kita menghakimi diri sendiri, menetapkan standar untuk diri dan menerapkannya kepada orang lain juga, maka…terjadilah PENGHAKIMAN.
Penghakiman adalah hak Tuhan, bukan manusia, kecuali oleh kehendak Allah, Dia menetakan suatu lembaga pengadilan bagi manusia dibumi lewat pemerintahan yang ada. Jika penghakiman kita tidak benar, maka akan menjadi fitnah, gosip, dan semua yang jahat akan terjadi. Ya, seringkali karena untuk memuaskan keinginan atau hawa nafsu kita sendiri, kita menghakimi orang lain, juga diri sendiri, sengaja ataupun tidak sengaja.
MENGHAKIMI TUHAN?
Pernahkah anda melakukannya? Ternyata ini juga sering kita lakukan dan menganggap hal itu biasa. Kita sering berprasangka buruk dan berpikiran negatif tentang Dia saat kita menderita, tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, lalu kita mengambil sebuah pernyataan, kesimpulan, dan bahkan mencela Dia dengan lidah kita “Oh, Bapa, Engkau tidak adil padaku!, Kau jahat, Kau tidak memperhatikanku! Engkau mencintai dia, tetapi kau kurang mencintaiku!,…” dan masih banyak daftar kata-kata dan kesimpulan yang kita buat saat-saat masa sulit dalam hidup kita. Tetapi terkadang kita tidak menyadarinya! Kata-kata celaan, penghakiman keluar dari hati kita kepada Dia, tanpa mau mendengar penjelasan-Nya terlebih dahulu!
Jika seorang teman terlambat datang pada acara yang sudah disepakati, lalu sahabat yang sedang menunggunya tiba-tiba marah besar dan menganggap teman yang terlambat itu tidak lagi mau menjadi temannya, tidak mengasihinya, tanpa mau mendengar penjelasan teman yang terlambat itu karena terjadi kecelakaan mungkin, atau ada kejadian yang lainnya…maka sesungguhnya penghakiman sudah terjadi dan kita sedang melanggar kebenaran Firman Tuhan, bukan?
Demikian juga dengan Tuhan, andai saja kita mau mengendalikan emosi kita, air mata dan kemarahan kita kepada keadaan dan kepada Tuhan atau sesama, kemudian mendengarkan PENJELASAN Tuhan terleih dahulu, maka kita akan dapat menghadapi masalah itu dengan lebih baik dan menjadi PEMENANG atasnya!
SIAPA YANG SALAH?
Siapa yang berani menyalahkan Tuhan? Bahwa keputusan, kehendak, jalan-Nya itu tidak tepat? Keadilan-Nya tidak benar, dan tindakan Tuhan itu tidak benar? Saya percaya mulut kita akan kita tutup dengan tangan dan berkata “saya tidak berani menyalahkan Tuhan” benar, karena Dia Tuhan, Tuhan tidak pernah salah, bukan? Walau manusia bodoh seperti kita menganggapnya salah. Tetapi sering kita lupa kebenaran ini, Dia Tuhan, dan kita manusia, sehingga dalam kekalutan kita, kita menghakimi Dia dalam hati dan pikiran, dan bahkan lidah kita. SIAPA YANG SALAH? Oh, anda akan lebih marah lagi jika saya berkata, anda yang salah! Pada dasarnya manusia yang hidup dalam bumi yang sudah jatuh dalam dosa, tidak suka dikatakan bersalah, dia akan cenderung menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, nenek moyangnya, dan teman-temannya.
Yeh 18:24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik--apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya.
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.
18:28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
18:29 Tetapi kaum Israel berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, hai kaum Israel, ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
APA YANG SALAH?
Yang salah dari kita adalah posisi dalam kita melihat kejadian itu, jika posisi anda salah dalam melihat penderitaan anda, maka yang timbul adalah persepsi dan kesimpulan yang salah. Seorang akan selalu merasa iri dengan yang lain, merasa orang lain lebih dipakai Tuhan, disayang Tuhan, lebih kaya, lebih baik, lebih pintar, dll, sehingga hidupnya selalu menderita seumur hidupnya tanpa bisa menikmati kasih dan kebaikan Tuhan! Apakah Tuhan tidak baik padanya juga? PASTI! Tetapi dia tidak pernah menyadari kasih Bapa yang sempurna buat dia. YANG SALAH adalah posisinya dalam memandang masalah itu. Jika dia memandang dengan sikap yang benar dan seharusnya, dia akan melihat bahwa dibalik setiap keberhasilan orang lain tersimpan cerita penuh air mata dan perjuangan, dibalik kesenangan tawa manusia yang kelihatannya sempurna, tersimpan banyak dukacita dan perjuangan juga! Setiap orang memiliki peperangannya masing-masing, itulah cara pandang yang benar.
Posisi dan cara pandang yang benar adalah dengan berada diposisi dimana DEKAT dengan TUHAN. Jika kita sedang jauh dengan Bapa, Dia disisi kanan, dan kita disisi kiri, maka cara pandang kitapun akan berbeda dengan Dia. Hanya dengan MENJAGA kedekatan dengan Bapalah yang akan membuat kita keluar dari masalah sebagai pemenang! Bukankah seringkali terbukti, saat kita jauh dari Dia, jauh dari persekutuan Roh Kudus dan orang percaya, maka dengan sangat mudah kita jatuh dalam perangkap dan tipu daya kegelapan. Pikiran kita menjadi tidak karuan, hati kita kacau sepanjang hari, dan tindakan kitapun salah.
Tidak ada cara lain selain bangun terus menerus hubungan baik dan dekat dengan Bapa di Sorga, dengan Kristus dan Roh Kudus. Hubungan dekat tidak bisa hanya seminggu sekali di gereja, atau hanya dengan membaca Firman dan mendengar lagu-lagu rohani, kita harus menghidupinya! Kita harus mau ditempa dan dibongkar oleh Firman itu. Saat saya mengalami kekacauan hati dan pikiran, walau saya berpikir saya sedang dekat dengan Tuhan, tapi hati saya tetap kacau, ternyata selalu saja ada yang saya lewatkan bersama Dia, entah doa yang kurang sungguh, tidak mau merenungkan Firman, tidak melakukan satu bagian Firman dan menjadi celah dalam hati kita, dan lain sebagainya. Akhirnya Dia membuat saya memahami bahwa manusia memang sangat lemah dan buruk, hanya dengan TERUS MENERUS berada dalam hadirat Tuhan, akan menjaga hati dan pikiran kita, sehingga kita bisa menghadapi apapun bersama Kristus dengan damai sejahtera.
Apa yang harus kita lakukan selajutnya? Berdoalah dan kuasai diri anda. Mendekat kepada Tuhan, jangan menghakimi Dia terlalu cepat. Dengarkan Dia, dengarkan Penjelasan-Nya, maka Dia akan melembutkan hati kita, merangkul kita kembali dekat dengan lengan-Nya dan membisikkan kata-kata yang akan membuat kita tenang dan mengerti.
SYUKURILAH DAN PERCAYA SAJA!
Siapa yang mengerti pikiran Tuhan? (Roma 11:33-36) Entah apa yang dibisikkan-Nya ditelinga kita saat kita mendekat kepada-Nya dan badai hai kita dihentikan, tetapi anda tidak tahu secara pasti buat apa masalah itu terjadi dalam hidup anda. Yang pertama Dia tenangkan adalah diri kita sendiri, bukan masalah itu. Badai didepan kita mungkin tetap ada, tetapi Dia melatih kita untuk menghadapi dan mengalahkan badai bersama Dia, didekat Dia. Dengan di dekat Dia, lama-kelamaan kita akan memiliki perasaan dan pikiran yang semakin mirip dengan Kristus. Siapa yang bergaul dan mengikatkan dirinya dengan dunia, akan menjadi sama dengan dunia, tetapi barangsiapa yang bergaul karib dan mengikatkan dirinya dengan Roh-Nya, akan menjadi Satu Roh dengan Dia.
Walaupun ternyata setelah berada didekat-Nya kita tetap tidak mengerti, jangan lekas marah dan lari dari Tuhan! Tetapi seperti kata Mazmur Asaf:
Mazmur 73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
73:27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
73:28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
73:27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
73:28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Ayat-ayat ini begitu hidup dimata saya! Ketika hati kita tak menentu, tak mengerti, atau iri dan putus asa sepeti dalam Mazmur 73 itu, pemazmur menunjukkan sikap yang benar, yaitu TETAP BERADA DIDEKAT-NYA. Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah misteri, tetapi Dia sudah mengetahuinya, mari belajar bersyukur dalam segala keadaan, memuji kebaikan dan rancangan-Nya yang ajaib dan percaya saja akan kuasa-Nya yang sanggup melakukan apa saja buat kita yang dikasihi-Nya! Mari renungkan kembali Mazmur 73 ini disaat anda menderita. Sesungguhnya apapun yang terjadi, Dia baik dan melatih kita untuk menuntun kita ke jalan kebenaran-Nya yang penuh kebahagiaan. Serahkan hati kita dan biarkan Dia menangkap kita, menaklukkan kita, JANGAN KERAS HATI! JANGAN LARI! Suatu saat, ketika anda memahaminya, melewatinya dengan penuh syukur walau air mata tidak bisa berhenti mengalir, tetapi kita belajar percaya pada-Nya walau kita tidak bisa melihat-Nya. Tetapi ingatlah kita hidup bukan karena melihat, tetapi percaya. Saat itulah anda akan dapat menceritakan kemuliaan Tuhan, kemurahan, kebaikan, pengampunan, dan kasih karunia-Nya yang besar dalam hidup anda kepada orang lain. Mulut anda akan selalu memuji Dia, dan tidak lagi pernah ada kata-kata penghakiman, sungut-sungut, keluhan hidup yang sia-sia lagi dari lidah dan hati kita!
Kita sudah belajar mempercayai-Nya dimasa yang gelap dan membutakan…
Kita sudah belajar mengasihi-Nya disaat yang pahit..
Kita sudah belajar berjalan bersama-Nya didalam padang gurun..
Kita sudah belajar mendekat kepada-Nya disaat terasa jauh dan hampa..
Tidak ada kata terlambat untuk belajar mulai sekarang..
JANGAN MENGHAKIMI TUHAN LAGI, kebaikan dan pikiran-Nya yang terlalu ajaib, memang tidak dapat dimengerti, selalu mendekat kepada-Nya maka kita akan menjadi PEMENANG-nya. amin
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Rma 11:33-36
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Rma 11:33-36
0 komentar:
Posting Komentar