Pada jam sepuluh di suatu Minggu pagi;
Seorang anggota jemaat yang kurus, duduk dengan sayu dan sedih
Tiba-tiba dia bangkit dan menemukan
Seorang Kristen yang kelihatan lapar;
Dia memegang tangannya, menuntunnya ke pinggir,
Dan menanyakan sebuah pertanyaan secara langsung:
“engkau telah membaca Firman; engkau mengetahui isi Buku itu:
Janji-janji itu telah jelas. Tetapi apakah engkau telah melihat Allah yang hidup?
Apakah engkau telah menemukan-Nya disini?
Apakah engkau telah mengalami kepenuhan Roh Kudus..Kuasa Roh-Nya,
Gelombang yang besar, angin yang menderu,
Api yang menghanguskan?
Apakah masih ada sesuatu yang engkau cari,
Begitu tinggi, begitu lebar, begitu dalam?
Apakah engkau menjadi frustasi?
Apakah gereja membuatmu tertidur?
Jika demikian dengarkanlah, hatimu telah siap;
Aku akan menceritakan kisahku,
Ceritaku ini adalah ceritamu juga,
Dan ini merupakan kisahmu..
Selama tiga puluh tahun aku di gereja,
Kelihatannya seperti satu pertunjukan yang bagus.
Tetapi sekarang aku harus bertemu dengan Allah-
Tahukah engkau kemana aku harus mencari?
Aku terperangkap dalam saat-saat penyembahan yang biasa saja,
Puji-pujiannya telah menjadi dingin;
Kotbahnya kering dan berdebu,
Pangajarannya basi seperti jamur!
Tiap kebaktian terasa seperti diulang-ulang,
Lagu-lagunya terdengar sama semua;
Nubuat-nubuatnya tidak benar-
Tidak layak disebut nubuatan!
Kata-kata, lebih banyak perkataan- ada dimana-mana,
Oh, tapi semuanya tidak menyenangkan!
Kata-kata, lebih banyak perkataan-ada dimana-mana,
Tapi tak satupun yang bermakna!
Hadirat Allah tidak ada di tempat kami,
Jelas bahwa kami berada dalam rutinitas;
Aku haus akan kebangunan rohani-
Kerinduan ini menyala-nyala dalam jiwaku!
Sedih karena merindukan Yesusku,
Begitu lapar akan Tuhanku;
Hanya rindu kepada Juru Selamatku:
Allah tahu jikalau aku sangat bosan!
Apakah ada seseorang yang dapat menolongku,
Yang telah mengalami sesuatu yang nyata?
Seseorang yang telah mendengar dari Sorga-
Dengan membawa perkataan dari Allah?
Apakah ada nabi yang berapi-api,
Hamba-hamba yang berkobar-kobar?
Diurapi dan melimpah-limpah,
Diutus untuk masa kini?
Apakah mereka memikul beban Roh,
Dan menghembuskan nafas Allah?
Apakah mereka dipisahkan dan kudus,
Taat sampai mati?
Aku mendengar kata-kata Tuhanku,
“Mari ikutlah Aku” kata-Nya.
Jika sebagian orang Kristen yang berjalan mengikuti jalannya sendiri;
Sebaliknya aku akan berjalan bersama-Nya!
Oh, tolong, jangan melakukan hal yang telah aku lakukan,
Dan menghabiskan waktu bertahun-tahun.
Jangan terus menunggu bulan-bulan yang tak pernah berakhir;
Bergeraklah maju, jangan takut!
Lupakan program dua belas langkah;
Seminar juga tak akan member hasil
Engkau perlu jamahan dari Sorga, untuk mengisimu sampai penuh.
Harus ada perubahan dalam hidupmu-
Pekerjaan Tuhan itu nyata.
Jangan menipu diri dengan kata-kata lama
Jangan biarkan iblis mencuri!
Jangan kehilangan hadirat Allah
Atau membiarkan waktu-waktu ini berlalu;
Jangan hentikan kelaparan jiwamu;
Keluarlah dari kekacauan!
Temanku, engkau tidak gila!
Orang kudus yang terkasih, engkau tidak gila;
Masalah benar-benar ada,
Memang benar, engkau telah mengalaminya!
Masih! Masih ada lagi! Percayalah!
Ada suatu tempat didalam Allah.
Ada lawatan suci,
Jalan baru yang harus ditempuh.
Maukah engkau bangkit seperti pengembara tua,
Dan mencari jalan yang lebih baik itu?
Maukah engkau pergi dalam perjalanan itu
Tanpa mempedulikan apa yang dikatakan orang?
Bersediakah engkau keluar sekarang dan menjumpai Dia,
Meninggalkan kerumunan itu di belakang,
Meninggalkan tradisi yang sudah mati,
Jika Yesus yang akan engkau temukan?
Ini tidak terdapat dalam kebaktian lain,
Acara yang diatur dengan baik;
Kebaktian yang biasa,
Tanpa kuasa dari Sorga.
Ini tidak terdapat dalam pengajaran lain,
Tiga hal untuk mengisi pikiranmu.
Firman Tuhan selalu hidup;
Tetapi hal ini mati!
Kami perlu Allah mengutus Roh-Nya,
Untuk mengambil kendali sepenuhnya,
Untuk mengubah setiap anggota jemaat,
Untuk datang dan memulihkan mereka sepenuhnya!
Cukuplah sudah agama buatan manusia;
Cukup sudah rancangan duniawi;
Cukuplah sudah program-program baru kita;
Yang dibuat oleh tangan manusia”
Lalu muncul pendeta itu
Panggilannya dipenuhi;
Hanya melakukan tugas mingguannya
Lalu dia menjadi diam tak bergerak.
Kemudian bergeraklah anggota jemaat itu
Dia memegang erat pakaian pendeta itu,
Dia juga memegang jiwa pendeta itu-
Dan dalam pegangan itu dia tidak bergerak.
“Oh pendeta, masuklah ke ruang doa
Kuncilah dirimu didalam.
Lepaskan diri dari persaingan, dan salibkan kesombonganmu!
Berdoalah untuk lawatan yang suci,
Tinggal diam bersama Dia,
Mendapatkan penglihatan surgawi-
Disanalah engkau harus memulai!
Engkau tidak akan mendapatkan Dia didalam buku,
Tersembunyi di halaman dua puluh dua.
Dia adalah Allah yang hidup dan bertindak-
Dia mau masuk kedalam dirimu!
Bukan hanya ‘rasul-rasul’
Yang Ia berkati, utus dan pakai;
Dia akan memenuhi jiwamu,
Jika engkau tidak menolaknya.
Jadi bangkitlah, bangun dan kejarlah Dia
Yesus adalah Sahabatmu yang sejati!
Dia layak untuk dikasihi;
Dia setia sampai pada akhirnya!
Mengapa engkau harus lapar akan roti yang keras,
Dan merangkak di tanah?
Juru Selamatmu adalah sumber kehidupan,
Carilah Dia, supaya sukacitamu penuh!
Perbahruilah hidupmu, segarkanlah hatimu,
Bergeraklah maju, ambillah, berdoalah
Prioritaskan hal-hal yang utama, jadikanlah Allah tujuan hidupmu;
Apa lagi yang dapat engkau kerjakan?
Pelajaran sekolah Alkitab telah mencuri semangatmu yang membara,
Kehidupan gereja telah mengeringkanmu;
Dulu engkau pernah memiliki iman seperti anak kecil,
Tetapi sekarang yang ada dimatamu hanyalah neraca keuangan semata!
Engkau pernah begitu bergairah.
Begitu bebas dan murni.
Sekarang engkau telah menjadi professional;
Engkau dibayar mahal untuk kotbahmu!
Oh, tujukanlah pandanganmu pada sasaran yang lebih tinggi
Dan tidak hanya pada lembaran uang.
Hiduplah dalam terang hari penghakiman;
Ambisi selalu mendatangkan kehancuran!
Jadikanlah Yesus Penuntun jalanmu setiap hari,
Tempatkanlah Dia di tempat yang selayaknya;
Dan hadirat-Nya segera akan datang;
Puji-pujian kepada-Nya akan memenuhi nyanyianmu!
Kesederhanaan akan menjadi gaya hidupmu,
Kesetiaan menjadi tujuanmu yang baru;
Persekutuan akan menjadi sasaranmu,
Kehidupan Allah akan memenuhi jiwamu!
Oh, jauhkanlah pandanganmu dari angka-angka,
Pertumbuhan gereja dapat menjadi perangkap!
Pergilah dan muridkanlah bangsa-bangsa.
Pergi dan hilangkan perbedaan!
Curahkanlah hidupmu untuk kehidupan-kehidupan yang hancur
Biarkan Tuhan menghancurkan hatimu juga.
Pikullah salib, sangkallah dirimu;
Hiduplah dalam kehendak-Nya senantiasa!
Bangunlah, jadilah berani, dan jujur;
Hari ini - Oh, dengarkanlah suara-Nya!
Jangan mempedulikan jadwalmu;
Carilah Tuhan. Jadikanlah iu sebagai pilihanmu.
Engkau tidak akan menemukan Dia dalam agendamu,
Tidak ada panitia yang memiliki pemecahannya.
Engkau akan menemukan Dia jika jiwamu berteriak,
‘Pasti ada sesuatu yang lebih bagi saya!’
‘Tentu saja yang melebihi dana pembangunan gereja,
Dan kebaktian larut malam,
Dan perdebatan yang tiada akhirnya dengan para pemimpin,
Untuk menentukan siapa yang benar.
Bagaimanapun juga aku sadar telah salah menerima tuntunan;
Cara ini tidak berhasil!
Aku tidak dipanggil sebagai seorang eksekutif,
Juga tidak sebagai pegawai.
Aku dipanggil untuk menjadi hamba Allah,
Seorang yang dipimpin Roh Allah,
Yang menyembuhkan orang sakit dan lumpuh
Suatu hari akan membangkitkan orang mati!’
Dan dengan tangisan itu kehidupan baru akan timbul,
Hatimu akan dibangkitkan;
Terang Sorga akan memenuhi jiwamu-
Engkau tidak akan ditolak!”
Anggota jemaat itu lalu memalingkan tatapannya
Menjauh dari darah dan daging;
Ia melihat Dia yang mengirimkan hujan
Dia yang mengirimkan banjir.
“Hari ini, Tuhan, dengarkanlah suara kami,
Dan curahkanlah Roh-Mu.
Basahilah tanah yang haus ini.
Akhiri kemarau rohani ini!
Bangkitkan kami dengan hadirat-Mu,
Perbahrui kami dari atas;
Jamah setiap domba yang dipanggil atas nama-Mu;
Datang dan penuhi kami dengan kasih-Mu!
Lakukankah pekerjaan yang lebih besar pada hari ini,
Daripada apa yang pernah Engkau kerjakan.
Curahkan hujan yang deras dari Sorga,
Dan muliakanlah nama-Mu!”
Anggota jemaat yang tua itu terdiam.
Suara lain terdengar.
Tapi bukan suara darah dan daging:
Itu adalah suara Bapa kita.
Jika engkau mendengarkan dengan cermat,
Diluar sajak kecil ini,
Engkau akan mendengar Ia berbicara dengan jelas:
“Anak-Ku, waktunya sudah tiba”
Api Kudus, Michael L. Brown 1997
0 komentar:
Posting Komentar