Pernahkah anda merasa seperti seorang pengacau dalam sebuah keadaan? Semua menjadi tidak benar dan keadaan mulai tidak terkendali. Tetapi saat anda sadar, semua hampir atau sudah terlambat. Perasaan ini sungguh mengerikan.
Semua orang pernah berbuat kesalahan. Ya, tetapi alangkah baiknya kita belajar mengekang dan mengendalikan diri sebelum kesalahan itu dimulai dan bertambah besar.
Ada banyak orang sudah mengetahui bahwa yang dilakukan itu salah, namun tetap saja sengaja melakukannya dengan alasan “saya tidak kuat menahannya, untuk tidak menyentuh pasangan saya..toh nanti saya akan nikahi dia!”, “Saya sudah berusaha keras, tapi itu adalah sifat bawaan dari orang tua saya..saya butuh waktu untuk pulih, tolong jangan memaksa saya!”..dan banyak alasan lainnya. Kita mulai melakukan manipulasi kepada Tuhan dan sesama kita yang sedang mengingatkan kita tentang kebenaran. Kendati demikian, masih banyak orang yang melakukan dosa, tetapi dengan wajah senyum dan bahagia, dapat melayani di depan mimbar! Topengkah yang sedang kita pakai hari-hari ini??
Saya menonton sebuah Film lama yang berjudul “Simson dan Delilah”, tentu saja kita semua sudah mengerti cerita tragis yang dialami nazir Allah yang kuat ini. Saya mengikuti alur ceritanya dan berusaha memahami apa yang dialami oleh pahlawan gagah perkasa ini dan bagaimana Allah Bapa membentuknya dalam penderitaannya sewaktu dia dikalahkan dan diperbudak oleh musuh-musuhnya. Barangkali sepanjang hidup Simson belum pernah mengerti arti panggilan dan karunia yang Tuhan berikan. Dia hanya tahu bahwa orang sebangsanya berkata dia adalah orang pilihan Tuhan. Sayang sekali, dia belum memahami arti semuanya itu sehingga hidupnya dihabiskan untuk bermain-main dengan cinta dari satu wanita ke wanita lain, dan juga waktu-waktunya dihabiskan untuk berjalan dalam pencarian yang panjang akan jati diri dan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Banyak orang mengecam Simson sebagai pahlawan yang gagal. Mungkin benar, dia memang telah gagal, namun Allah tidak pernah gagal.
SIMSON adalah PENGACAU rencana Allah. Begitu juga yang sering terjadi dalam diri kita. Anda dan saya sangat bisa menjadi pengacau dan penghalang bagi rencana Bapa. “Oh, itu tidak mungkin!” Mungkin kita tidak sadar atau dengan sadar telah melakukannya, dengan:
- Anda sudah mengetahui panggilan Tuhan, tetapi tetap saja ingin melarikan diri dari rencana Tuhan. Anda
sedang menghambat Tuhan melakukan karya-Nya dalam panggilan anda.
- Anda mengetahui kebenaran tetapi tetap melakukan dosa dan bahkan merusak orang lain. Dengan
demikian anda sudah merusak rencana Allah dalam diri anda dan teman/pasangan anda itu.
- Anda memberikan nasehat palsu untuk teman anda bahkan melarang dia untuk mengikuti rencana Allah
dalam hidupnya. Anda sedang mengacaukan hidup seseorang! Entah itu anak, saudara, teman-teman
anda.
- Anda tidak taat kepada perintah Tuhan sebagai pemimpin, sehingga anda dan semua yang anda pimpin
menjadi kacau balau dan mengalami kekalahan karena ketidaktaatan anda.
- Dll
Pernah bayangkan seorang anak kecil yang hidup dalam asuhan ayah tercintanya, sedang bermain-main disamping ayahnya yang sedang bekerja dengan serius. Si Ayah sudah memperingatkannya berkali-kali dengan kasih agar si anak berhati-hati. Tetapi karena si anak tidak mau mendengarkan suara ayahnya, dia member banyak koreksi dan mengganggu ayahnya saat ayahnya sedang bekerja. Dia bertindak semaunya sendiri dan akhirnya anak itu merusak pekerjaan yang sedang dikerjakan ayahnya. Padahal ayahnya sedang membuat pekerjaan itu adalah untuk anaknya, yang akan diberikannya kepadanya kelak, jika pekerjaan/karya ayahnya itu sudah selesai. Hancurlah karya ayahnya…bagaimana reaksi ayah dan anak itu?? Anda dapat menebaknya..
Saudaraku..sayalah anak kecil itu. Mungkin juga anda, yang sedang membacanya sekarang. Kita seringkali memaksakan keinginan kita dan memaksakan kehendak Tuhan dengan cara-cara yang kita inginkan sendiri. Tuhan sudah berusaha semampu mungkin member pengertian kepada kita, tetapi mata kita yang buta tidak dapat melihatnya dan terus memaksakan diri..akhirnya hanya kesedihan dan kegagalan yang kita terima. Allah tetap lebih tahu yang terbaik untuk kita.
Ketika karya itu hancur, apa yang akan dilakukan si anak? Dia menangis, dia meraung mohon pengampunan ayahnya yang tentu bersedih dengan kejadian itu. Tetapi si anak tidak dapat memperbaikinya. Karya itu hanya dapat dikerjakan oleh sang Ayah. Yang harus dilakukan anak itu hanyalah bertobat, dan diam, dan kembali percaya kepada Ayahnya. Apabila dalam beberapa situasi kerusakan seperti ini, si anak malah ikut campur, maka akan semakin buruk keadaannya. Ada kalanya dalam kesalahan kita, kitalah yang harus memperbaikinya dan bekerja giat untuk itu. Tetapi percayalah, ada juga saat dimana kita hanya perlu bertobat, dan berdiam diri. HANYA IJINKAN DIA KEMBALI BERKARYA.
Seperti seorang ayah yang selalu memperbaiki apa yang sudah dirusak oleh si anak tercinta, demikian Bapa kita yang penuh kasih selalu berusaha memperbaiki karya yang sudah dirusak oleh anak-anak- Nya. Jika masih bisa diperbaiki, pastilah Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan semua itu menjadi indah, seperti yang mula-mula Dia impikan. Tetapi jika kerusakan sudah sangat parah, seringkali Dia harus mengganti karyanya dengan yang lain agar kita juga tetap dapat mengambil bagian dalam kenikmatan rohani yang Dia janjikan. Rancangan Tuhan tidak bisa gagal. Amin, saya percaya itu. Tetapi manusia bisa menggagalkannya dengan kehendak bebasnya yang memilih untuk menolak kehendak Tuhan dalam hidupnya. Terpujilah Tuhan yang sangat baik dan Pengampun, orang-orang seperti kita yang bebal, dan seperti Simson yang terlena oleh dunia, telah diberikan kesempatan oleh Bapa untuk bertobat. Samson mendapatkan jati diri dan panggilannya justru dalam kekalahan dan kebutaan dimana dia tidak bisa lagi melihat kecantikan tubuh wanita, tidak bisa melihat keindahan dunia, dalam kegelapan..dia hanya melihat Allahnya…
Dalam penghukuman yang diijinkan Bapa, selalu Dia mengerjakan sesuatu. Oh, Dia tidak pernah berhenti berkarya, manusialah yang berhenti. Simson yang hamper membuat rencana Allah untuk Israel gagal karena kenikmatan sesaat, kini dia bangkit kembali untuk terakhir kalinya dan Tuhan mengurapinya kembali diiringi dengan harga yang sangat mahal untuk dia bayar, yang saya percaya itu tidak akan disesalinya..yaitu..NYAWANYA sendiri. Kemenangan yang Tuhan berikan jauh lebih besar daripada kemenangan yang dialami Simson selama dia hidup. Ajaib kan? Tuhan kita dasyat!
Ijinkan Dia memperbaiki apa yang telah rusak dalam diri anda. Anda mungkin “rusak” karena dirusak oleh orang lain. Atau segala keduniawian, seksual, kenikmatan daging, pikiran jahat, sudah merasuki hati kita dan merusak begitu banyak dalam hidup kita. Hati dan Roh yang pada awalnya sangat indah dan mempesona hati Tuhan, sekarang menjadi hati dan roh yang “asing” bagi Tuhan. Hati yang dingin dan penuh kenajisan, hawa nafsu kepada dunia dan kita sedang menduakan Kekasih Sorgawi kita, Bapa kita.
HAL INI TIDAK BOLEH KITA BIARKAN!
Kita harus mau mendengar suara-Nya sebelum semua benar-benar terlambat dan pintu kasih karunia itu ditutup. Tuhan memang sangat mengasihi kita, tetapi Dia tidak akan membiarkan Diri-Nya dipermainkan, kasih-Nya dicobai, dan darah-Nya diinjak-injak oleh orang-orang yang bebal.
Jika anda merasa tidak sedang berjalan dalam rencana Allah. Cepatlah bertobat. Waktunya tidak lama lagi. Hari pembalasan anak-anak Tuhan sudah dekat dan Tuhan akan melawat umat-Nya dengan kemenangan dan kebangunan. Jangan biarkan anda tertinggal jauh di belakang. Bukan masalah pergi ke gereja atau aktif dalam sebuah pelayanan. Semua ini bicara tentang pertobatan yang sejati, bukan dari apa yang Nampak. Orang lain bisa kita tipu dengan penampilan rohani kita, tetapi Dia tidak bisa kita tipu. Mari kita jujur dan mengakui semua kesalahan dan dosa kita.
Diamlah, dan ketahuilah! Bahwa Aku ini ALLAH!
PENGACAU RENCANA ALLAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar