Ada dua macam penghalang Kebangunan, yang pertama dari pihak Gembala Sidang dan para pemimpin, dan yang kedua adalah dari jemaat.
A. Halangan Kebangunan dari Gembala dan Pemimpin
Tanggung jawab Gembala dan para pemimpin Kekristenan atas terjadi atau tidaknya Kebangunan Rohani dalam jemaatnya sangatlahbesar. Menjadi alat untuk dipakai Bapa dalam Kebangunan Rohani harusnya menjadi kerinduan setiap pemimpin dan Gembala. Para pemimpin, kita harus berhati-hati dalam menjaga diri kita dan jangan terjatuh dalam kegagalan-kegagalan seperti dalam Kitab Yudas;
1. Mereka bagaikan awan yang tidak berair
Seharusnya awan menandakan bahwa akan ada hujan yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup, tetapi pemimpin yang tidak benar itu bukannya menjanjikan hujan rohani, malah hanyut terbawa angin. Jadilah seorang pemimpin yang melimpah dengan “air Sorgawi”, yang selalu mengalirkan kehidupan kepada semua orang.
2. Mereka bagaikan pohon yang tidak menghasilkan buah
Seorang pemimpin yang benar dilihat dari buahnya. Sebagai pemimpin, tentu kita haruslah bertumbuh dan tidak berpuas diri dengan keadaan di masa lalu kita. Buah seorang pemimpin harus tetap dan dapat dinikmati banyak orang. Seperti apakah buah anda?
3. Mereka bagai ombaklaut yang ganas, yang mendorong kapal kehilangan arah, bukannya ombak yang mendorong kapal berlabuh dengan aman.
Seorang pemimpin harusnya memberikan pengaruh yang menyembuhkan dan meredakan gejolak hati, bukan membuat huru hara dan menciptakan banyak hal yang memalukan didepan umum.
4. Mereka bagaikan bintang-bintang yang akan dicampakkan ke dunia kekelaman
Seorang pemimpin memang memiliki kehidupan pribadinya, tetapi janganlah mengembara dalam kekelaman dan meninggalkan jemaat dan orang-orang yang sedang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus dapat memberikan bimbingan dan pimpinan secara rajin dan terus menerus kepada anak-anak rohaninya.
Sebagai pemimpin yang dipercaya Bapa, kita diberikan tugas untuk memberikan makanan rohani kepada jemaat. Jemaat yang masih “bayi” dan “kecil” rohaninya, mengharapkan kelegaan, kepuasan, makanan, dan minuman yang sehat bagi pertumbuhannya. Seorang pemimpin tidak boleh mengeyangkan dirinya sendiri dengan segala macam hal pribadi bahkan segala macam kejahatan, melainkan harus menyalurkan kasih karunia Allah, menjadi penopang dan member makan domba-domba. Marilah kita belajar menjadi pemimpin yang tidak mengecewakan Umat Allah dengan menjaga diri dalam kemurnian hidup dan kasih kepada Tuhan dan sesama.
Pemimpin, ingatlah bahwa ketika kita memimpin umat Allah, kita harus ingat bahwa ini bukanlah masa yang baik dan aman untuk domba Allah, kita harus mempersenjatai mereka, menguatkan, mempersiapkan mereka untuk dapat berperang melawan Kerajaan Gelap dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin di ladang Bapa selanjutnya, inilah tugas kita.
B. Halangan dari Jemaat
Kebangunan Rohani memang sebagian besar adalah tanggung jawab pemimpin, tetapi bukan berarti jemaat bebas berpangku tangan. Jemaat dapat dengan mudah juga jatuh dalam 5 jenis “cinta” yang dapat menjadi penghalang Kebangunan Rohani;
1. Cinta akan sesuatu yang sudah biasa
Kebangunan dan Perubahan adalah identik. Keduanya mengubah segala sesuatu yang sudah biasa. Ada jemaat yang tampaknya tidak peduli dengan apapun dalam gerejanya asal gereja itu selalu sama keadaannya. Tata cara, waktu, atau keadaan sekeliling yang telah berubah dapat menajdi hal yang tidak nyaman lagi bagi jemaat. Atau jemaat yang suka dengan gaya khotbah tertentu dan menentang pengkhotbah dengan gaya khotbah yang berbeda. Sebagai jemaat kita tidak boleh demikian. Kita adalah bagian dari gereja Tuhan dan kita harus peduli dengan keadaan gereja kita, mendukung dan turut terlibat dalam perubahan besar yang Bapa sedang kerjakan dalam gereja kita.
2. Cinta akan prioritas yang tidak tepat
Gereja dan jemaat Tuhan haruslah belajar mencintai apa yang diprioritaskan Allah dan merupakan kehendak-Nya. Ada banyak program, kegiatan, dan kepentingan dalam hidup kita, kuliah, bekerja, pelayanan, program penginjilan, doa, dll. Kita harus belajar mengenali prioritas yang utama dari Bapa sendiri. Saat kita mengerjakannya, maka perubahan akan terjadi. Kasihi hal-hal yang Dia kasihi, susun prioritas anda berdasar kehendak Bapa, maka penghalang yang satu ini akan diruntuhkan!
3. Cinta akan yang serba singkat dan cepat
Ada jenis jemaat yang tidak peduli dengan isi khotbah yang disampaikan, asal jangan melebihi jam yang ditentukan. Apa kira-kira komentar Rasul Paulus jika melihat keadaan jemaat yang seperti itu? Bahwa ibadah tidak boleh lebih dari 2 jam dan khotbah tidak boleh lebih dari 40 menit? Jemaat yang merasa berada dalam gereja dan tidak betah dengan semua ibadah, sedangkan untuk menonton didepan TV dapat 4 sampai 5 jam, maka jemaat itu prlulah untuk bertobat. Roh Allah tidak dibatasi dengan waktu. Jika Kebangunan besar itu terjadi, maka jemaat yang cinta akan hal yang singkat akan menerima kesulitan yang besar. Berlatihkan menikmati hadirat-Nya dengan kerinduan dan sukacita!
4. Cinta akan Firman yang menyenangkan hati saja
Ada masa jemaat harus dihibur, tetapi ada masa untuk dibuat tidak enak hati. Firman Tuhan tidak boleh meninabobokan jemaat. Dunia sedang menuju kebinasaan, tetapi jemaat yang hanya menyukai Firman yang menyenangkan hati ini bersikap acuh dan bersantai saja.
5. Cinta akan penghargaan
“apa yang orang lain pikirkan?” itu adalah pertanyaan yang seharusnya tidak kita lontarkan. Kita harus memikirkan apa yang Tuhan pikirkan, dan bukan manusia pikirkan. Kebangunan banyak terhambat karena manusia menghambat pekerjaan Allah dengan mencari perkenanan manusia dan apa yang layak bagi manusia. Kita tidak boleh mementingkan “gereja” daripada Tuhan itu sendiri.
Gereja adalah milik Allah, pemimpin,dan jemaat adalah milik-Nya. Marilah kita berdoa bagi Kebangunan Rohani yang luar biasa itu. Latih diri anda dan persiapkan diri untuk Kegerakan Tuhan itu, Janganlah kita malah menjadi penentang Kebangunan saat itu datang kepada kita, karena kesombongan dan pemikiran kita sendiri yang salah. Jangan lelah untuk menabur!Salam Kebangunan!
(Bangkit Dari Kesuaman)
0 komentar:
Posting Komentar