Orang Farisi adalah salah satu penentang Yesus yang paling gigih untuk menyalibkan dan membunuh Yesus. Mereka kebanyakan adalah para ahli Taurat yang mendalami Taurat dan mengajar dalam bait Suci, tetapi mereka hidup dengan roh agamawi dan telah menyeleweng dari kebenaran. Mengajar banyak orang tetapi hidupnya tidak pernah menjadi teladan bagi umat Tuhan. Sungguh keadaan rohani yang sangat buruk pada waktu Yesus dilahirkan di zaman itu.
Mereka lebih mementingkan aturan dan keegoan mereka daripada keselamatan jiwa manusia. Mementingkan harga diri daripada kerendahan hati untuk mau ditegur dan bertobat. Mementingkan adat daripada pemulihan yang sedang sangat dibutuhkan umat Tuhan pada zaman itu.
Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Markus 3:4-5
Tidak heran, Yesus menjadi sedih sekaligus marah dengan sikap orang Farisi ini. Yesus mengingatkan kita agar kita tidak terkena ragi Farisi ini (Mat 16:6), Ragi mereka yang paling besar adalah Kemunafikan;
1. Ragi Farisi adalah kelicikan hati
Yohanes Pembabtis menyebut mereka sebagai Ular Beludak (Mat 3:7) yang menyangka bahwa diri mereka aman-aman saja karena mereka adalah keturunan Abraham yang dilindungi dengan perjanjian dan mereka tidak menjaga hidup mereka. Mereka mencurangi Tuhan dan menganggap buah pertobatan itu tidak perlu, yang penting mereka seolah baik dan rohani, mereka adalah tipe orang-orang yang bermuka dua.
2. Ragi Farisi adalah fitnah (Mat 9:34)
Ketika Yesus melakukan mujizat dan mulai terkenal di kalangan Israel, mereka menjadi iri dan marah, lalu mereka memfitnah Yesus sebagai pengikut Setan. Tanpa mau diberikan pencerahan oleh Roh Kudus dan tidak mau membuka hatinya bagi kebenaran, mereka menjadi penentang Allah sendiri dengan memfitnah pekerjaan Roh Kudus sebagai pekerjaan setan. Fitnah disebut juga sebagai “perkataan setan” dimana kita memberikan kata-kata jahat kepada saudara kita dan “menusuk” saudara-saudaranya.
3. Ragi Farisi adalah tidak mudah percaya (Mat 16:1)
Orang Farisi dan ahli Taurat bersengkokol menjebak dan mencobaiYesus untuk meminta tanda bahwa jika memang Dia adalah Mesias yang dijanjikan Allah. Mereka tidak mau percaya kepada-Nya dan malah meminta tanda, sekalipun Yesus sudah begitu banyak membuat mujizat dan pengajaran yang penuh kuasa Allah, yang menandakan Dia adalah Mesias, tetapi hati mereka tetap degil. Kita boleh saja memiliki prinsip-prinsip dalam hidup kita, bersikap teguh dan tidak mudah berubah, namun kita harus selalu mau terbuka bagi Firman Tuhan yang berkuasa mengubah kehidupan kita. Jangan menjadi DEGIL dan tidak mau diubah, tidak mau mendengarkan kebenaran dan keras kepala.
4. Ragi Farisi adalah suka mencari-cari kesalahan orang lain (Mat 19:3, Luk 11:53-54)
Orang Farisi datang kepada Yesus dan mencobai Dia lagi untuk kesekian kalinya. Mereka berharap dapat menemukan kesalahan dalam perkataan Yesus (jika perlu, mereka akan merekam penjelasan Yesus dalam tipe Recorder! J ). Kalau-kalau ada kata Yesus yang dapat menjebak Yesus untuk menyatakan diri-Nya bersalah dan menyalahi hukum Taurat. Saudara, hati-hati dengan sikap kita yang suka membangkit-bangkitkan masalah, mencari kesalahan orang lain dan mengumbar kesalahan itu di depan umum. Firman Tuhan mengajarkan bahwa KASIH menutupi segala sesuatu!
5. Ragi Farisi adalah kepalsuan rohani (Mat 23:25-33)
Yesus menyebut mereka sebagai orang Munafik. Orang munafik yang dengan sengaja mempercantik bagian luar dari pribadinya/penampilan luar, tetapi tidak pernah mau dibereskan di bagian dalamnya. Hanya indah diluar, kotor didalam. Mereka selalu merasa benar bahkan merasa jika mereka hidup di zaman nenek moyang mereka, mereka tidak akan ikut membunuh nabi Allah. Tetapi sesungguhnya hidup mereka adalah kepalsuan dan kehidupan kerohanian mereka semu.
6. Ragi Farisi adalah kesombongan (Luk 18:9-14)
Yesus memberikan sebuah cerita mengenai kedua orang yang berdoa di Rumah Allah. Yang satu seorang Farisi dan yang satu seorang pemungut cukai. Farisi selalu merasa dirinya benar dan rohani, sedangkan pemungut cukai datang dengan hancur hati. Tentulah Allah akan menghargai orang yang mau bertobat dan sadar akan kesalahannya daripada Farisi yang tidak pernah mau mengakui kesalahannya dan bertobat.
7. Ragi Farisi adalah agamawi (Luk 6:2)
Mereka mementingkan adat dan aturan dan mengabaikan keselamatan manusia, aturan agama mereka pegang dengan erat tetapi mereka mengabaikan Firman yang lainnya.
8. Ragi Farisi adalah tidak mengasihi jiwa-jiwa yang berdosa (Luk 15:1-2)
Mereka merasa diri merekalah yang paling suci, sedangkan orang berdosa adalah menjijikkan dan mereka tidak mau bergaul atau mengasihi mereka yang tersesat jiwanya. Yang penting mereka mendapatkan uang dari orang-orang kaya yang memberikan persembahan di bait suci (Mat 23:17-19) dan tidak memiliki belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang sesungguhnya membutuhkan keselamatan dan pertolongan.
Hati-hati dengan ragi Farisi ini. Allah sangat menghargai PERTOBATAN, dan KEREMUKAN HATI melebihi manusia manapun. Dia melihat ketulusan dan kerinduan kita untuk bertobat, inilah yang berharga di mata Allah. Jauhilah ragi yang jahat ini, dan mari mohonkan kepada Bapa hati yang lembut dan mau diubahkan, bukan lagi bersikukuh dengan pembenaran diri dan kerohanian yang palsu.
0 komentar:
Posting Komentar