Apakah kita sudah siap menempuh perjalanan rohani bersama Tuhan memasuki pintu-pintu gerbang selanjutnya? Kita semua sedang melakukan perjalanan rohani bersama-sama, dan baiklah kita tidak ketinggalan atau bahkan masih terpenjara dalam keadaan kita yang lama, sebab ada banyak hal dan beban yang dapat menghalangi kita mencapai tujuan Bapa yang maksimal dalam hidup kita. Rencana dan kehendak Bapa untuk kita adalah Nomor I dan bukan Nomor 2, selalu yang terbaik, walaupun kita harus melewati banyak perjalanan yang sulit, bahaya, penuh tantangan, sebab Dia rindu melatih kita menjadi yang pahlawan-Nya yang terbaik.
Untuk memasuki babak-babak baru dalam perjalanan rohani kita dan untuk membuka pintu-pintu yang tertutup didepan kita, maka kita sangat perlu memiliki beberapa hal dibawah ini:
1. Ketaatan
Sebagai anak, roh kita rindu taat kepada Bapa kita sebab kita tahu kebenaran bahwa hanya dengan KEATAATAN kita akan dapat mencapai kesempurnaan didalam Dia. Musuh dari ketaatan adalah dosa pemberontakan. Waspada dengan dosa pemberontakan ini! Tanpa sadar jiwa dan kedagingan kita memberontak kepada Dia dengan menolak dan tidak melakukan kehendak-Nya. Firman Allah jelas tertulis bahwa keinginan daging tidak akan pernah sejalan dengan kehendak Roh Allah. Dengan menuruti keinginan daging, sebenarnya kita sudah melawan Allah kita. Saudaraku, hati-hati juga dengan iblis yang mencobai kita pada waktu masa kebodohan kita, yaitu dimana masa tersebut kita lebih memilih hawa nafsu kita daripada TAAT kepada Bapa. Iblis kebodohan ini seringkali mempermainkan jiwa kita agar kita tidak taat kepada Bapa. Jiwa: Pikiran (Kupikir….), Perasaan (kurasa….), kehendak (kuingin….kumau….). Inilah yang sering ditunggangi iblis untuk menjerumuskan kita dalam masa-masa kebodohan. Masa kebodohan memang dirindukan iblis untuk kita, tetapi harusnya kita dapat menguasai jiwa kita sehingga kita luput dari situasi “masa kebodohan itu: dan menjadi anak-anak yang taat kepada Bapa.
2. Keberanian
Seorang pahlawan yang berani dan berdiri di sisi Allahnya akan sanggup menyelesaikan peperangan yang ada didepannya. Kita tidak dapat menghindari peperangan. Ada hal-hal yang memang harus kita lewati dan kita perangi dalam hidup ini. Keberanian muncul bukan dengan banyaknya “motivasi-motivasi” dari dunia yang mengajarkan kita bahwa “kita bisa! Kita bisa! Kita pasti bisa!! “ tetapi keberanian sejati tidak lahir dari kedagingan pikiran kita sendiri, tetapi lahir dari hubungan yang karib dengan Bapa. Bersama Bapa dan bergaul dengan Roh-Nya, akan membuat roh kita semakin besar dan kuat sehingga roh kita akan juga dapat menaklukkan keberanian maupun ketakutan yang ada dalam jiwa kita. Tidak ada pahlawan tanpa keberanian. Bukan berarti tanpa kegagalan dan teguran atas kesalahan..kita bisa gagal, jatuh, terluka, berhenti..tetapi kita harus belajar memiliki mental seorang pemenang yang tidak pernah menyerah, tertutama dengan diri sendiri dan kepada janji-janji Bapa, sebab Dia pasti sanggup melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Menjadi bagian kita untuk melakukan kehendak-Nya, dan mau dibentuk-Nya. Keberanian mengakui kesalahan, keberanian ditegur dan dihajar, keberanian menanggung apa yang kita tabor, keberanian melangkah walaupun pintu masih seolah tertutup, keberanian untuk berperang, mempertahankan, dan menanggung segala sesuatu bersama Dia.
3. Kesatuan
4. Kedewasaan
Syarat selanjutnya adalah kedewasaan. Membuka pintu-pintu yang ada didepan kita berarti naik ke tingkat rohani dan perjalanan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tentunya akan ada banyak tantangan dan juga kemenangan disana, tetapi kita harus memiliki karakter yang cukup untuk menghadapinya. Kita memang tidaklah sempurna. Ada orang-orang yang cukup dewasa rohani tetapi juga masih memiliki sifat kanak-kanak dalam sisi-sisi kehidupannya. Setiap kita memilikinya. Untuk mencapai kedewasaan yang penuh dalam Kristus, kita harus bersedia diubahkan dan meninggalkan masa kanak-kanak kita. Memang tidak mudah dan tidak nyaman pada awalnya, tapi perubahan dan pertumbuhan itu sudah diproses Bapa didalam kita dan pastilah kita dapat asalkan kita menginjinkan Dia menumbuhkan dan melembutkan hati kita dalam menerima didikan untuk menjadi dewasa dan lebih disempurnakan.
0 komentar:
Posting Komentar