RSS
Container Icon

KASIH BAPA SELALU MEMULIHKAN

Saya tidak bisa membayangkan jikalau Bapa kita seperti manusia pada umumnya.. Dia akan menjadi letih menunggu yang dicintai-Nya, Dia akan mudah marah dan tak sabaran, Dia akan mudah menghukum dalam kegeraman..karena manusia suka lari dari kehendak-Nya.
Hanya orang yang mau belajar menyukai apa yang Dia sukai dan belajar memb
enci apa yang Dia benci..yang akan dapat menyenangkan Dia pada akhirnya..namun pada kenyataannya banyak anak-anak Bapa begitu frustasi untuk menyenangkan Bapanya. Ektrim kirinya, bahkan ada lebih banyak lagi anak-anak Bapa yang sama sekali tidak berusaha peduli dan menyenangkan hati Bapanya. Mari kita merenung dengan santai hari ini..hirup nafas yang Bapa berikan, dan berhentilah sejenak dari semua pikiran dari otak kita yang begitu aktif..ya…seringkali kita sudah mencoba dengan kekuatan kita, kita terlalu banyak berpikir..sekarang mari kita belajar diam dan menikmati apa yang Dia rasakan mengenai kita.

JANGAN SALAH PAHAM!
“ Saya merasa saya tidak pernah bisa menyenangkan Dia, semua yang saya lakukan selalu salah, dan saya terlalu keras menghakimi diri sendiri. Saya hidup dalam tuntutan dan tuntutan, dalam perasaan tidak aman dan tidak bahagia walaupun tidak ada seorangpun yang sedang mengejar saya, tetapi saya selalu merasa hidup tidak pernah memuaskan hasrat saya, selalu kurang dan tak pernah puas, tak bisa bersyukur…Hari-hari terasa berat untuk dijalani..saya merasa mengenal dan mengasihi Dia, tetapi semakin lama semakin saya temukan, seringkali saya bersikap, berpikir, dan merasa bahwa saya sesungguhnya kurang mengasihi-Nya dan mempercayakan kehidupan saya kepada-Nya. Saya terlalu banyak salah paham pada-Nya, saya berpikir jikalau orang lain bahagia maka saya menjadi tidak bahagia karena Bapa akan mengurangi kasih dan berkat-Nya pada saya..saya merasa bahwa Bapa seringkali tidak adil dan keputusan-Nya tidak tepat. Saya merasa dan sering berpikir bagaimana dan apa yang sebenarnya saya rindukan dan inginkan dalam hidup..apakah jika saya memperolehnya, apakah saya akan bahagia?..saya sering merasa kurang dikasihi…harga diri saya bergantung dari pandangan orang lain..Jika ada orang lain yang lebih baik dari saya, saya merasa harga diri saya dihadapan Bapa dan semua orang akan menjadi menurun..kebahagiaan saya tidak berfokus kepada SALIB dan Juru Selamat saya, tetapi kepada hal-hal lain, seperti kebahagiaan dengan yang dikasihi, harta, jaminan, dan lain sebagainya..Saya melayani Tuhan. Tetapi gairah cinta mula-mula yang dahulu saya rasakan sudah lama menjadi pudar tanpa saya ketahui. Sya berjalan dan masih tetap berjalan mengikuti Dia, tetapi sekarang..dengan berat hati dna tidak bahagia…”

Mari renungkan, apakah anda sedang mengalami hal-hal yang diceritakan diatas??

Mungkin anda dan saya adalah bagian dari si “Saya”. Kita bukannya orang yang tidak mengenal Tuhan, kita pernah mengalami kasih dan pemeliharaan-Nya. Kita merasa sudah mengalami perjumpaan dengan Dia, tetapi kita menjadi sangat depresi saat kita ketahui keadaan kita tak kunjung dalam jalan kemenangan-Nya, lalu kita mulai menyalahkan HIDUP, menyalahkan TUHAN dan terus menghakimi diri sendiri dan orang lain. Berhentilah bersikap demikian, karena dengan terus memandang kepada diri sendiri dan masalah kita, maka kita sedang kehilangan persekutuan yang manis bersama Bapa kita.  Kita sering salah paham kepada-Nya, padahal kita mengaku bahwa kita mengenal Dia, tapi perkataan dan sikap kita seperti orang yang tidak memiliki Bapa di Sorga.


Perjumpaan dengan Kristus pastilah mengubahkan hidup kita dan hidup kita akan penuh dengan kemenangan, tetapi perjumpaan seperti apakah yang kita pikir kita sudah mengalami?

Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
1 Kor 13:12


Perjumpaan dan pengenalan akan Kristus, Bapa kita adalah sebuah PROSES. Jika kita mau dituntun-Nya dalam ketaatan, kita akan semakin mengenal Dia dan berjumpa dengan Dia lebih dekat. Mungkin kita sudah pernah melihat tangan-Nya, sekilas gambaran kemuliaan-Nya, dan kita terpesona, kita jatuh hati kepada-Nya, dan menerima anugrah-Nya dengan segera.  Tetapi itu tidak cukup.  Apakah kita sudah mengenal hati Bapa? Saat kita frustasi dengan kegagalan kita baik secara moral, fisik, rohani, pikiran, jiwa..apakah kita mau dengan rendah hati mengakui dosa kita? Ataukah kita suka membenarkan diri? Dan bahkan sering memutarbalikkan teguran dan nasehat Roh Kudus menjadi bomerang untuk menghakimi diri sendiri terus menerus dan tidak mau bangkit. Jangan salah sangka, Bapa mendidik dan mengasihi kita, tetapi pikiran kita yang sakit yang telah menghakimi terus dan tidak berdamai dengan Bapa. Semua itu bisa disimpulkan dengan dua kata: DOSA PEMBERONTAKAN. Kita tidak bisa menganggap enteng dosa ini. Dosa ini tanpa sadar berteriak kepada Bapa, bahwa apa yang Dia lakukan itu tidak tepat, bahwa kita tidak senang ditebus-Nya dahulu, tidak merasa bahagia mengenal-Nya dan hidup dalam panggilan-Nya. Penerimaan dan Penyerahan akan mendatangkan DAMAI SEJAHTERA. Tetapi mungkinkah hati nurani kita sering tertuduh dan sering menghakimi kita? Mungkin..karena kita belum melakukan kehendak-Nya, maka hati nurani kita sering tertuduh. Bersyukurlah, sebab kita masih bisa merasakan hati nurani kita yang tidak nyaman, daripada orang-orang yang sudah mengebalkan dan mematikan hati nurani mereka terhadap dosa. Tetapi Bapa tidak mau kita hidup terus dengan melihat pada kegagalan, ketakutan dan pada diri sendiri, tetapi melihat kepada HATI BAPA.

Apa yang ada dalam HATI BAPA itu?

Dia mencintai kita dengan sangat, sehingga demi menyelamatkan kita dan agar kita dapat bersatu dengan-Nya kelak, Dia datang dan menebus kita dari dosa dengan SALIB dan KEMATIAN-NYA.
Dia bangkit dan berjanji menyediakan tempat bagi kita yang percaya dan menanti-nantikan kedatangan-Nya. Dia memberikan semua janji dan jalan-jalan-Nya yang indah agar kita mengikutinya dan dapat menemukan jalan kembali bersama-Nya kelak dalam Kerajaan Kekal.
Dia sabar dan setia kepada orang berdosa, walau waktu kesabaran-Nya hanya dapat dinilai oleh hati-Nya, Dia memiliki waktu kesabaran-Nya sendiri menurut hikmat dan kasih-Nya.
Dia tidak mengijinkan dosa, Dia menolak dosa kita, tetapi Dia tidak menolak kita sebagai pribadi yang dikasihi-Nya.

Dia membentuk kita dengan mendisiplinkan daging kita dan mematikannya dengan pasti dan setia. Dia ingin menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Disiplin-Nya bukan untuk menghukum kita atau karena Dia tidak senang kepada kita. DIa terlalu mencintai kita. Dan setiap kali kita mau sungguh-sungguh berbalik pada hati-Nya, Dia tidak segan menerima dan mengampuni dosa kita.
Dia tidak bisa dipermainkan. Dia tidak senang anak-anak-Nya mencobai Dia dan tidak mempercayai Dia walaupun anak-anak-Nya sudah melihat kuasa dan kasih-Nya. Dia tetap menjalankan kehendak-Nya untuk tujuan kebaikan kita walaupun itu terpaksa menyakiti kita. Jika kita tidak belajar mengenal hati-Nya, dan tujuan-Nya, maka kita akan menjadi pahit hati dan kecewa kepada Proses-Nya.
Dia tidak pernah pilih kasih kepada anak-anak-Nya. Dia tahu yang terbaik bagi kita semuanya menurut kekayaan hikmat-Nya. Amin

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 1 Yoh 2:4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar