Banyak kemalangan yang Ia pikul,
Banyak cobaan menyakitkan Ia alami,
Sabar, dan tabah menanggung sengsara:
Namun penderitaan terpedih belum usai
Demi engkau, Menderita, di Getsemani!
Demi engkau, Menderita, di Getsemani!
Datang di malam yang seram;
Musuh dengan tongkat bajanya
Berdiri dengan kekuatan pasukan
Meremukkan Anak Domba yang tidak berbahaya
Lihatlah, jiwaku, lihatlah Juruselamat, Letih di Getsemani!
Lihatlah, jiwaku, lihatlah Juruselamat, Letih di Getsemani!
Di sana Allahku menanggung semua kesalahanku;
Ini anugerah yang dapat dipercaya;
Namun penderitaan yang Ia rasakan
Terlalu luas untuk dipahami.
Tak seorangpun dapat menyelami Engkau,
Penderitaan-Mu, dalam Getsemani yang gelap!
Dosa melawan Allah yang kudus;
Dosa melawan kebenaran hukum-hukum-Nya;
Dosa melawan kasih-Nya, darah-Nya;
Dosa melawan nama-Nya;
Dosa yang tak terukur dalamnya bagai lautan
Sembunyikan aku, Oh Getsemani!
Dosa yang tak terukur dalamnya bagai lautan
Sembunyikan aku, Oh Getsemani!
Di sinilah klaimku, dan hanya di sini;
Tak ada Juruselamat lain yang aku perlukan;
Tak ada kebajikan yang aku miliki;
Tidak, tidak ada satu pun perbuatan baik untuk menyelamatkanku:
Tidak ada pangharapan lain bagiku,
Hanya di Getsemani!
Tidak ada pangharapan lain bagiku,
Hanya di Getsemani!
(“Many Woes He Had Endured” oleh Joseph Hart, 1712-1768;
to the tune of “Come, Ye Sinners”).
Many Woes He Had Endured
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar