Yusuf mengalami ujian demi ujian dan fase demi fase didalam kehidupannya.
1. MENDAPAT MIMPI
Inilah fase awal dari sebuah perjalanan yang luar biasa yang akan Yusuf alami. SEBUAH MIMPI. apakah anda memiliki mimpi? apakah mimpi kita berasal dari Tuhan? Dialah Sang Pemberi mimpi. Ketika kita mendapat mimpi yang datangnya dari Tuhan, kita harus memegang mimpi itu dan mempercayai Dia dalam menggenapi mimpi itu.
Setelah dia mendapatkan mimpi yang dari Tuhan itu, tetap saja tidak menjamin dia tidak mengalami banyak tantangan dan ujian. Karena MIMPI itu, saudara-saudaranya makin membencinya dan merancangkan yang buruk agar mimpi Yusuf itu tidak akan menjadi kenyataan. Akhirnya mereka memasukkan adik bungsu mereka ke dalam sebuah sumur. Saudaraku, bayangkan bagaimana Yusuf saat itu? Dia bisa saja menyangkali mimpinya dan berkata pada saudaranya agar mengampuninya dan menyatakan bahwa dia salah bermimpi atau dia juga tidak mempercayai mimpi itu, namun dia tidak melakukannya. Yusuf berada dalam sumur penolakan, kesepian, kegelapan, dan kepahitan..dia merasa dijebak dan dikhianati oleh saudara-saudaranya.
Apakah anda juga mengalami Sumur ini dalam kehidupan anda? anda merasa telah hidup dalam kebenaran dan menjaga diri anda tetap dalam kebenaran, anda taat pada kehendak Bapa dan mempercayai mimpi yang merupakan tujuan dan panggilan hidup kita kelak. Namun yang terjadi, justru orang-orang yang terdekat dengan kita, teman, keluarga bahkan orang-orang yang kita hargai dan hormati, tidak mempercayai mimpi itu, mereka mempertanyakan, dan bahkan menjerumuskan kita dalam sumur-sumur penolakan dan kepahitan. Jika kita yakin dengan mimpi dan visi yang datangnya dari Bapa itu, maka janganlah kita takut untuk tetap mempercayainya! Musuh-musuh kita bahkan dapat mengatakan dan ingin meyakinkan kita bahwa visi yang kita dapat itu salah dan bukan datang dari Tuhan. Musuh-musuh kita sungguh ingin menggagalkan visi yang dari Bapa kita, musuh ingin sekali melihat kegagalan dan kejatuhan kita sehingga kita akan berhenti percaya dan berjalan dalam visi-Nya.
Berapa banyak anak-anak muda dan calon-calon pahlawan-Nya yang berhenti ditengah jalan karena mereka tidak mampu bertahan di SUMUR ini. Hati mereka menjadi pahit kepada Sang Pemberi mimpi. Mereka ragu apakah ini datangnya dari Tuhan. Saudaraku, begitu banyak orang diluar sana yang suka menghakimi orang-orang yang mendapat visi dari Bapa. Mimpi yang diberikan-Nya berbeda-beda kepada anak-anak-Nya sesuai kehendak hati dan panggilan-Nya, namun kita mengecam visi dan kegerakan orang lain dengan menganggap visi itu pasti bukan datang dari Bapa, pasti kegerakan itu akan berakhir, dan lain sebagainya. Jika visi itu dari Bapa, pastilah Dia yang akan menyelesaikannya..itu pasti. Namun apakah kita bersedia mempercayai Dia ataukah kita dilemahkan oleh berbagai macam keadaan? Kegerakan yang dari Bapa pastilah Dia sendiri yang akan membelanya, Dia tidak membutuhkan pembelaan manusia, karena Dia sanggup membela nama-Nya yang besar.