RSS
Container Icon

Orang Tua Rohani

Bagaimana Hati Seorang Ayah dan Ibu Rohani?


Seorang ayah, ibu..lebih rela dirinya tidak mendapat mekanan dan menikmati semua daripada anak-anaknya yang kelaparan..
Ayah dan ibu akan menyembunyikan air mata duka mereka dihadapan anak-anaknya agar anak-anaknya dapat tetap tersenyum..
Ayah dan ibu akan berjuang untuk melindungi anak-anaknya dari bahaya..
Ayah dan ibu memiliki peperangan yang lebih besar dan tanggung jawab yang lebih besar..
Ayah dan ibu dapat menahan diri pada musim kering dan tetap memberi kehangatan dan kelegaan kepada anak-anaknya..
Itulah hati orang tua..jasmani maupun rohani..

Tetapi..
Alangkah indahnya apabila ayah, ibu, dan anak-anak dapat mengalami kelimpahan dan sama-sama menikmati Perjamuan Bapa..
Terkadang para ayah dan ibu lupa menjaga dirinya sendiri..lupa akan makanannya dan tidak menikmati hidangan yang sama dan bersukacita dengan anak-anaknya..


Belajar menjadi ayah dan ibu yang baik adalah proses pembelajaran seumur hidup kita..
Anak-anak akan lebih sejahtera dan bertumbuh dengan baik jika ada kuasa dan didikan dari ayah serta cinta dari ibunya..
Ayah dan ibu rohani harus menjaga dirinya juga agar tidak kering pada setiap masa untuk melindungi rumahnya..
Agar tidak kehabisan makanan dan tidak kehilangan cinta, pengharapan, dan iman..

Menjadi ayah ibu adalah sebuah tanggung jawab yang besar, namun adalah sebuah kehormatan yang kebanggaan yang Tuhan berikan..
Mari terus belajar menjadi ayah dan ibu yang disempurnakan..
Mementingkan perkara rohani daripada perkara jasmani..
Anak-anak sedang butuh makan untuk bertumbuh besar..
Anak-anak sedang membutuhkan perhatian, membutuhkan teguran dan didikan..
Anak-anak membutuhkan kekuatan ayahnya untuk mengikuti setiap panggilan yang dia dapatkan dari Bapa Di Sorga..
Anak-anak sedang butuh dibesarkan dan dilatih dalam perkara-perkara Kerajaan Tuhan..
Anak-anak butuh dipertahankan, butuh dilepaskan, butuh dibimbing..

Menjadi seorang ayah dan ibu membuat kita semakin memahami hati Sang Bapa..
Bapa tidak mengabaikan anak-anaknya namun mengorbankan diri-Nya untuk "melahirkan" dan membesarkan anak-anak Kerajaan-Nya..

Ayah..ibu..jagalah dirimu selalu dekat dengan SANG SUMBER..
Terima kasih untuk semua kakak, ayah dan ibu yang telah memberikan hidupnya untuk membesarkan anak-anak Kebangunan dan melahirkan para pahlawan seperti bintang-bintang di seluruh dunia..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Batu Segitiga

Billy Graham mempunyai seorang sahabat yang selama masa depresi kehilangan pekerjaan, harta, istri dan rumahnya. Tetapi orang ini dengan gigih berpegang pada imannya-satu-satunya hal tersisa yang dimilikinya.

Suatu hari ia berhenti untuk memperhatikan beberapa orang melakukan pekerjaan pemasangan batu pada sebuah gereja besar. Salah seorang di antaranya sedang memahat sebuah batu berbentuk segitiga. “Untuk apakah batu itu?” Tanya sahabatnya. Pekerja itu berkata, “Apakah anda lihat lubang kecil di atas sana dekat puncak menara? Ya, saya sedang membentuk batu ini di bawah sini, supaya dapat masuk ke atas sana.”




Air mata memenuhi matanya saat ia berjalan pergi, karena tampaknya Tuhan telah berbicara melalui pekerja tersebut untuk menjelaskan pergumulan yang sedang dilaluinya, “AKU SEDANG MEMBENTUK ENGKAU DI BAWAH SINI SUPAYA ENGKAU COCOK KE ATAS SANA”
   
                                                                                                   Alice Gray (More Stories for the Heart)





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Putri di Ladang

Menjadi Putri diladang-Mu..
Kesukaanku..berlari di Taman-Mu dan di ladang-ladang-Mu..
Menanam benih-benih yang Kau beri..
Menanti-nantikan tunas-tunas muda yang hijau bersemi..
Memandang buah-buah yang semakin matang serta warna warni harus bunga-Mu..

Mungkin aku bukanlah putri didalam kerajaan..
Bukan pula didalam sebuah kenyamanan rumah..
Aku tak memiliki apa-apa di dunia ini..
Memiliki-Mu adalah bagianku..
Biarlah aku tak lagi menginginkan bagian yang lain..
Ajarku mencintai panggilan-Mu..
Kusukai ladang-ladang-Mu..
Walau kadang penuh tantangan dan onak duri yang menanti dalam peperangan..
Ajarku berdiri menjaga ladang-Mu..
Dalam keteguhan dan kekuatan-Mu..
Kau mengajariku berperang..
Di ladang-ladang yang tertawan..

Kekasihku..temani aku diladang-ladang-Mu..
Bawa aku menuai taman-Mu..
Kita nikmati bersama perjalanan panjang ini..
Kubawakan persembahan yang terbaik..
dan bukan untuk meninggikan diriku..
Semua hanya kuberikan pada-Mu..
Sang Raja segala ladang..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dulu Atau Sekarang?

Ada sebuah cerita di sebuah gereja kecil yang mengadakan reuni. Seorang mantan jemaat yang menghadiri perayaan itu telah menjadi jutawan. Ketika dia bersaksi bagaimana Tuhan memberkatinya berlimpah-limpah, dia mengaitkannya dengan sebuah peristiwa di masa kecilnya.

Ia mengatakan bahwa ketika dia masih kecil, saat dia mendapat penghasilan pertama, dia memutuskan untuk menyimpannya sampai akhir hidupnya. Tetapi suatu saat, misionaris tamu datang dan berkhotbah tentang kebutuhan yang mendesak di ladang misi. Diapun bergumul untuk memberikan uangnya, “Namun, Tuhan menang!” katanya. Kemudian dengan bangga dia menambahkan, “Saya memasukkan uang yang menjadi harta saya itu kedalam kantong persembahan dan saya yakin, alas an Tuhan sangat memberkati saya adalah saat saya masih kecil, saya memberikan semua yang saya miliki kepada-Nya”

Mendengar kesaksian itu, jemaat menjadi terharu, namun ada seorang wanita tua bertubuh kecil yang
duduk didepan bersuara “Saya tantang anda untuk melakukannya lagi!”

Apakah kita sering membanggakan kisah-kisah dimasa lalu kita? Saat kita melakukan banyak pengorbanan untuk Tuhan, saat kita disentuh-Nya dan merasakan kasih-Nya, berkat-Nya, saat kita meraih banyak hal yang indah, namun sayang sekali apabila cerita kita di masa lalu kita menjadi sofa atau kursi nyaman kita untuk kita tetap ada dalam kenyamanan kita. Masa lalu adalah batu loncat kita untuk meraih masa depan kita. Memang ada masa lalu yang pahit, ada masa lalu yang manis, semua diijinkan Tuhan untuk membuat kita belajar dan semakin mengenal Dia. Janganlah kita mengandalkan masa lalu kita, demikian juga janganlah kita mengandalkan urapan, anggur yang lama dalam pelayanan kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS