RSS
Container Icon

Rahasia Mengikut Yesus

Saudaraku, pernahkah anda berpikir, mengapa anda mengikut Yesus selama ini? Apa karena orang tua kita Kristen? Atau karena ada janji berkat dan keamanan di dalam Yesus? Karena apa kita mengikut Yesus? Yang menyedihkan adalah hari-hari ini Kekristenan semakin menjadi murah dan gratis. Memang keselamatan dan salib itu gratis diberikan kepada kita tetapi itu juga menuntut kita untuk menukar segala yang kita miliki. Ingin mendapat urapan, dengan penumpangan tangan, ingin selamat dan aman, terima Yesus saja, ingin kaya, berikan perpuluhan, dan lain sebagainya.



Saya sangat diberkati dengan penjabaran yang Pdt Eric Chang berikan dalam web yang saya baca. Saya rindu menjabarkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Lukas 14:25-33 menjelaskan barangsiapa yang tidak membenci ayah, ibunya, saudaranya bahkan nyawanya sendiri, maka dia tidak layak menjadi murid Yesus. Apa arti kata membenci ini? Apakah kita akan terjemahkan bahwa ini maksudnya adalah kurang mengasihi atau mengasihi Tuhan lebih dari semuanya itu? Perkataan Firman Allah ini tepat. Membenci adalah membenci bukan mengasihi atau kurang mengasihi. Tidak sulit mengasihi apa yang anda cintai tetapi akan sangat sulit membenci apa yang anda cintai.
Inilah ternyata yang menjadi harga untuk menjadi seorang murid Kristus. Yesus berkata barangsiapa yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, maka dia tidak dapat menjadi murid-Ku. Dalam ayat-ayat ini juga kita temukan bahwa Yesus mengingatkan kita agar memperhitungkan terlebih dahulu harganya sebelum kita mengambil keputusan mengikut Yesus, seperti orang yang sedang mendirikan menara dan menghitung biayanya terlebih dahulu sebelum membangun agar dapat menyelesaikannya dengan baik.

Ternyata arti kata “membenci “ disini adalah mempersembahkan apa yang kita cintai kepada Tuhan, menolaknya dan membencinya karena Tuhan bukan karena memang kita tidak mencintai keluarga atau diri sendiri, tetapi karena kita mencintai mereka dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Ini hal yang luar biasa, mempersembahkan apa yang paling kita cintai. Jika kita kepahitan dengan orang tua kita, sangat mudah sekali kita untuk membencinya tetapi kalau kita mencintai mereka, sangat sulit untuk mempersembahkannya. Inilah nilai pengorbanannya.

Dalam Lukas 9:57-62 dijelaskan ada seorang yang hendak mengikut Yesus berkata pada-Nya “Aku akan mengikut Engkau kemana saja Engkau pergi!” wah, kelihatannya luar biasa! Harusnya ada tepuk tangan kegembiraan seperti yang terjadi hari-hari ini. Mereka bertobat dan begitu mencintai Tuhan sehingga kemanapaun Tuhan pergi, mereka mau untuk ikut. Tetapi, yang jadi masalahnya Yesus berkata “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya” Seolah Yesus berkata “ eit, tunggu dulu, sebelum kau memutuskan mengikut Aku, sudahkah kau tahu harganya?

Yesus ini luar biasa, Dia tidak pernah memanfaatkan emosi seseorang untuk mengikuti Dia. Berapa banyak sekarang di gereja-gereja, menjangkau jiwa dengan memanfaatkan luapan emosinya? Seorang Hitlerpun melakukannya. Dengan spanduk, banner, suara musik yang keras dan bergema, dia berpidato dan banyak orang bertobat..ya, bertobat dan mengikuti dia dalam ambisinya. Apakah kita sudah mengikut Yesus karena keputusan kita yang bulat atau karena terpancing emosi, saat KKR ditantang hamba Tuhan tanpa betul-betul berkomitmen, saat ibadah, merasa merasakan hadirat Tuhan karena suara musik yang keras dan membuat merinding, dan lain sebagainya. Ini bukanlah yang sejati tetapi jika kita mau mengikuti Yesus sebagai murid-Nya, lihatlah harga yang berikut saya jelaskan.

Tetapi sebelumnya saya hendak bercerita suatu kisah nyata pada Perang Korea tahun 1952 yang pernah saya baca, ada seorang sukarelawan perang yang datang untuk merekrut tentara baru untuk menjadi sukarelawan juga di medan perang. Saat orang itu berpidato dengan penuh air mata, mungkin dengan sangat mengharukan, tidak ada seorangpun yang mau memberikan dirinya sebagai sularelawan. Akhirnya dia semakin menjadi-jadi dalam berbicara, menangis, dan berkata bahwa dia akan rela untuk berperang bagi bangsanya..kemudian seorang pemuda bernama Zhang tertantang untuk menjadi sukarelawan dan diapun menangis dengan keras “ Aku akan pergi untuk berperang, aku mau berkorban buat bangsa ini melawan tentara Amerika!” Dia juga menantang teman-temannya untuk ikut serta. Akhirnya seorang bernama Shun tergerak dan mau juga menjadi sukarelawan perang. Pada hari yang dinanti, hari pendaftaran tentara, Zhang tidak pernah muncul disitu tetapi Shun muncul dan bisa dibayangkan bagaimana perasaannya ketika dia tahu Zhang tidak muncul hari itu? Yah inilah kisah nyata yang menggambarkan, jika mau ikut Yesus, jangan karena luapan emosi sesaat, menggebu-gebu tetapi orang seperti ini tidak akan pernah menjadi tentara yang tangguh. Hanya orang yang tahu resikonya dan tetap mau berjuang, yang akan menjadi tentara Allah sejati.

1.    Dunia ini tidak dapat menjadi rumah kita seperti Yesus
Kita diciptakan dan ditempatkan di muka bumi ini karena ada rencana kemuliaan didalamnya, dan kita harus menyadari bahwa rumah kita bukanlah di bumi ini. Bumi ini akan lenyap, tetapi rumah kita akan kekal di Sorga. 1 Yohanes 2: 15 mengatakan bahwa jika kita mengasihi dunia ini, maka kasih akan Bapa tidak ada dalam orang tersebut.

2.    Bertindak tegas dengan kewajiban dunia
Pada Lukas 9:59, disinilah Yesus yang mengajak orang lain dan berkata “Ikutlah Aku” tetapi orang itu menjawab “ Ijinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku” Yesus menjawab lagi, kata-Nya “ Biarkanlah orang mati mengubur orang mati, tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah dimana-mana”.  Saudaraku, saya tahu kita masih hidup di dunia ini dan memiliki kewajiban dunia yang harus kita penuhi, seperti kepada orang tua kita, terhadap pekerjaan dan keluarga, dan lain sebagainya. Ayat ini seolah mengatakan bahwa kepentingan Kerajaanlah yang terpenting dalam hidup kita. Apakah Yesus sedang mengajarkan untuk tidak memenuhi kewajiban dunia kita? Tidak juga. Masih ingat bagaimana Yesus mengasihi ibunya? Diapun telah merancangkan masa depan ibunya, saat Dia hendak mati di atas kayu salib dia berkata pada Yohanes “ Yohanes, inilah ibumu dan ibu, inilah anakmu” Yesus memperhatikan dan mengasihi ibunya juga. Tetapi bagaimanapun kepentingan Kerajaan lebih penting dari apapun juga.

3.    Jangan mengerjakan yang lain dahulu
Ayat 61 diceritakan seorang yang lain lagi berkata bahwa dia akan mengikut Yesus tetapi minta diijinkan untuk pamit terlebih dahulu. Sebetulnya bukan masalah pamitannya, tetapi ini mengancung arti kata First: pertama, terlebih dahulu, yang artinya “ ya, aku akan mengikut Engkau tapi ijinkan aku mengerjakan yang ini, itu terlebih dahulu”. Jangan beralasan “ Aku akan mengikut Yesus, panggilan-Nya setelah aku kaya, setelah aku menikah, setelah aku usia 30 tahun, setelah aku memiliki anak, atau rumah dan lain sebagainya..” Sekali lagi, Kerajaan Allah terlebih penting dan indah dari semuanya. Lepaskan hak kita saudaraku di bumi ini. Satu-satunya hak yang kita miliki adalah memberikan hak kita untuk Tuhan karena Dia mengetahui jalan-jalan yang terbaik bagi kita.

Saudaraku, Firman Tuhan juga berkata “ Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”. Jangan pernah menyesali panggilan Tuhan dan jangan menyesali keputusan yang kita ambil untuk mengikuti Dia. Walau ada jalan berbatu, terjal, tantangan dan ujian yang berat, jangan menyesali jalan itu. Jangan menoleh ke belakang “ Ah, andai aku tidak jadi fultimer waktu itu..ah andai aku tidak bekerja di ladang Tuhan, aku pasti kaya raya..”. Dalam kehidupan manusia ada 5  bahasa kasih yang dikenal yaitu sentuhan, waktu kebersamaan, kata-kata yang membangun, hadiah dan bantuan.

Sedangkan ternyata bahasa kasihnya Tuhan Yesus adalah satu, KETAATAN. Yohanes 14: 15, 21, 23-24 di tekankan berulang-ulang, barangsiapa mengasihi Tuhan maka dia akan melakukan perintah-Nya, disingkat TAAT. Ya, ketaatan memang kadang menyakitkan, kadang tidak perlu tahu alasan itu harus kita lakukan tetapi TAAT adalah TAAT, suatu bahasa kasih yang Tuhan kenal, Dia merasa dicintai, disenangkan jika kita TAAT. Mari belajar menjadi anak-anak yang TAAT, mengasihi Tuhan dan mengikuti Dia walau apapun yang terjadi. Tuhan Yesus memberkati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar