Beberapa lagu populer yang banyak dikenal dan sering didengungkan dalam ibadah umat Tuhan bertemakan hal ini..”None but Jesus”… tak ada yang lain selain Yesus, Yesuslah yang terutama dan tema-tema sejenis yang menomor-satu-kan Yesus. Sangat tepat dan memang seharusnya demikian, salah satu tema lagu yang ku sukai.
Beberapa bulan lalu aku diperhadapkan dengan pertanyaan penting yang mengerjakan suatu perubahan mendasar dalam hati dan hidupku. Pertanyaan sederhana yang sangat serius: “AnakKu, mengapa engkau mau mengikut bahkan (seperti yang kau katakana) mau membayar harga untuk kehendakKu? Mengapa engkau mau tetap bertahan dan setia kepadaKu?” aku berpikir sejenak, mencari dan menyusun jawaban terbaik yang bisa kuberikan. Namun, sebelum aku selesai merangkai sebuah jawaban, Tuhan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja menjadi jawaban untukku. Jawaban paling benar dan jujur yang selama ini tak pernah disadari dan diakui oleh kebanyakan orang yang mengaku menomor-satu-kan Yesus:
“Apakah karena surgaKu? (neraka memang bukanlah tempat yang nyaman dan tepat untuk menjalani kekekalan)”
“Apakah karena semua janji dan jaminan terbaik yang Kusediakan bagi orang yang percaya padaKu?”
“Apakah karena pertolongan-pertolonganKu yang selalu tepat untuk masa-masa sulitmu?”
“Apakah karena berkat-berkatKu?” seperti yang kau tau, berkatKu lah yang menjadikan seseorang kaya, bukan kerja keras manusiawinya.
“Apakah karena Aku satu-satunya jalan terbaik bagimu untuk mencapai semua impianmu?”
“Apakah untuk status ORANG PILIHAN yang Ku berikan kepada mereka yang berkenan dihadapanKu?”
“Apakah karena di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa? Terikat oleh dosa dan diperbudak dunia dan kedagingan?”
“Atau mungkin selama ini kau mengikut Aku tanpa dasar dan pengertian apapun, hanya karena kekristenan orang tuamu atau hal-hal lain diluar dirimu yang begitu berpengaruh?”
Beberapa bulan lalu aku diperhadapkan dengan pertanyaan penting yang mengerjakan suatu perubahan mendasar dalam hati dan hidupku. Pertanyaan sederhana yang sangat serius: “AnakKu, mengapa engkau mau mengikut bahkan (seperti yang kau katakana) mau membayar harga untuk kehendakKu? Mengapa engkau mau tetap bertahan dan setia kepadaKu?” aku berpikir sejenak, mencari dan menyusun jawaban terbaik yang bisa kuberikan. Namun, sebelum aku selesai merangkai sebuah jawaban, Tuhan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja menjadi jawaban untukku. Jawaban paling benar dan jujur yang selama ini tak pernah disadari dan diakui oleh kebanyakan orang yang mengaku menomor-satu-kan Yesus:
“Apakah karena surgaKu? (neraka memang bukanlah tempat yang nyaman dan tepat untuk menjalani kekekalan)”
“Apakah karena semua janji dan jaminan terbaik yang Kusediakan bagi orang yang percaya padaKu?”
“Apakah karena pertolongan-pertolonganKu yang selalu tepat untuk masa-masa sulitmu?”
“Apakah karena berkat-berkatKu?” seperti yang kau tau, berkatKu lah yang menjadikan seseorang kaya, bukan kerja keras manusiawinya.
“Apakah karena Aku satu-satunya jalan terbaik bagimu untuk mencapai semua impianmu?”
“Apakah untuk status ORANG PILIHAN yang Ku berikan kepada mereka yang berkenan dihadapanKu?”
“Apakah karena di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa? Terikat oleh dosa dan diperbudak dunia dan kedagingan?”
“Atau mungkin selama ini kau mengikut Aku tanpa dasar dan pengertian apapun, hanya karena kekristenan orang tuamu atau hal-hal lain diluar dirimu yang begitu berpengaruh?”
Sungguh, aku tersentak dan sangat malu, aku tak tau apa yang akan muncul dibenak saudara saat membaca atau diperhadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti ini tetapi bagiku saat itu, ini adalah sebuah tamparan yang menyadarkanku. Tapi aku merasakan ada kasih besar dibalik pertanyaan-pertanyaan yang menemplak ini.
*Selama ini aku selalu berdoa agar Tuhan memurnikan hatiku dan motivasiku dalam mengikut Dia dan aku sungguh bersyukur, Tuhan selalu mengabulkannya...*
Aku tidak dapat memberikan jawaban, tapi aku mulai memikirkan dan mengevaluasi semua alasan dan motivasi hatiku dalam mengikut Tuhan.
“Apakah selama ini aku mengikut Tuhan, melayani bahkan membayar harga untuk pekerjaanNya karena alasan-alasan yang sangat egois, mementingkan diri sendiri namun tetap terlihat begitu mulia dan rohaninya?”
Apakah selama ini kita juga begitu berfokus pada segala sesuatu yang harus dilakukan dalam upaya untuk mencapai predikat baik di mata Tuhan karena alasan-alasan di atas? Kita terlalu sibuk untuk membuat Tuhan terkesan namun lupa membersihkan dasar hati tempat kita membangun kerohanian, pertumbuhan dan pelayanan kita untuk Tuhan. Saudaraku, jangan sampai Tuhan mendapati dasar yang salah dalam hati kita. Tuhan tidak pantas menerima pelayanan (bahkan apa yang selama ini kita sebut sebagai pengorbanan) yang didasari oleh unsur kepentingan yang begitu egois.
Tidak berhenti sampai di situ...
*Aku bersyukur Tuhan mau berurusan dengan hatiku*
Pertanyaan selanjutnya:
“Selama ini, apakah sudah cukup bagimu hanya dengan datang padaKu untuk menyampaikan berbagai permintaan, keinginan dan ambisimu?”
“Oh, ya..setidaknya kau sudah cukup baik dengan selalu menempatkan semua keinginanmu di bawah otoritasku dan selalu datang untuk menanyakan kehendakKu”
“Tetapi, pernahkah ada kerinduan datang hanya untuk menanyakanKu? Datang karena merindukan persekutuan denganKu?”
Aku tak bisa berkata apapun, ini memang hal yang sensitif dan (jujur harus diakui) sangat asing/langka dalam doa-doa umat Tuhan selama ini. Aku bersyukur untuk koreksi besar yang Tuhan adakan ini.. Tuhan memulai perombakan besar-besaran dalam “tata-cara”ku berdoa dan menghancurkan dasar pengiringanku padaNya selama ini, dasar terselubung yang salah (yang bahkan tak kusadari). Aku masih harus terus belajar untuk hal-hal prinsipiil yang sangat mendasar dan penting ini.
Setelah hari-hari itu aku diperhadapkan pada pilihan yang tidak mudah, pilihan sulit antara Tuhan atau “hal-hal lain” yang sangat berpotensi untuk menyakiti banyak orang termasuk diriku (terutama dagingku) sendiri. Saudara, apakah engkau pernah diperhadapkan dalam situasi atau saat-saat dimana sangat sulit untuk berkata “None but Jesus”? Saat dimana kita harus memilih antara:
Perasaan kita atau perasaan Yesus..
Impian kita atau impian Yesus..
Kehendak dan keinginan kita atau kehendak dan keinginan Yesus..
Keluarga, pasangan, sahabat, hobi/kesenangan atau Yesus..
Pekerjaan dengan semua pencapaian dan jaminan memuaskan atau pekerjaan surgawi (yang untuknya kita diciptakan) dari Yesus..
Apa kata orang lain (manusia) atau apa kata Yesus..
Apakah selama ini kita juga begitu berfokus pada segala sesuatu yang harus dilakukan dalam upaya untuk mencapai predikat baik di mata Tuhan karena alasan-alasan di atas? Kita terlalu sibuk untuk membuat Tuhan terkesan namun lupa membersihkan dasar hati tempat kita membangun kerohanian, pertumbuhan dan pelayanan kita untuk Tuhan. Saudaraku, jangan sampai Tuhan mendapati dasar yang salah dalam hati kita. Tuhan tidak pantas menerima pelayanan (bahkan apa yang selama ini kita sebut sebagai pengorbanan) yang didasari oleh unsur kepentingan yang begitu egois.
Tidak berhenti sampai di situ...
*Aku bersyukur Tuhan mau berurusan dengan hatiku*
Pertanyaan selanjutnya:
“Selama ini, apakah sudah cukup bagimu hanya dengan datang padaKu untuk menyampaikan berbagai permintaan, keinginan dan ambisimu?”
“Oh, ya..setidaknya kau sudah cukup baik dengan selalu menempatkan semua keinginanmu di bawah otoritasku dan selalu datang untuk menanyakan kehendakKu”
“Tetapi, pernahkah ada kerinduan datang hanya untuk menanyakanKu? Datang karena merindukan persekutuan denganKu?”
Aku tak bisa berkata apapun, ini memang hal yang sensitif dan (jujur harus diakui) sangat asing/langka dalam doa-doa umat Tuhan selama ini. Aku bersyukur untuk koreksi besar yang Tuhan adakan ini.. Tuhan memulai perombakan besar-besaran dalam “tata-cara”ku berdoa dan menghancurkan dasar pengiringanku padaNya selama ini, dasar terselubung yang salah (yang bahkan tak kusadari). Aku masih harus terus belajar untuk hal-hal prinsipiil yang sangat mendasar dan penting ini.
Setelah hari-hari itu aku diperhadapkan pada pilihan yang tidak mudah, pilihan sulit antara Tuhan atau “hal-hal lain” yang sangat berpotensi untuk menyakiti banyak orang termasuk diriku (terutama dagingku) sendiri. Saudara, apakah engkau pernah diperhadapkan dalam situasi atau saat-saat dimana sangat sulit untuk berkata “None but Jesus”? Saat dimana kita harus memilih antara:
Perasaan kita atau perasaan Yesus..
Impian kita atau impian Yesus..
Kehendak dan keinginan kita atau kehendak dan keinginan Yesus..
Keluarga, pasangan, sahabat, hobi/kesenangan atau Yesus..
Pekerjaan dengan semua pencapaian dan jaminan memuaskan atau pekerjaan surgawi (yang untuknya kita diciptakan) dari Yesus..
Apa kata orang lain (manusia) atau apa kata Yesus..
Predikat baik di mata keluarga dan orang lain atau perkenan Tuhan..
Tuntutan hidup dan tanggung jawab moral sebagai anak baik bagi keluarga atau keputusan untuk berkata “Ya” pada panggilanNya yang terlihat seolah-olah mengabaikan dan mengorban kan orang-orang tercinta...
Sungguh tak mudah saudara, perlu pergumulan besar untuk memutuskan hal itu. Bukan hal yang mudah untuk memilih jalan yang tidak umum..memilih apa yang tidak ingin dipilih oleh banyak orang..namun merupakan jalan yang Tuhan pilihkan dan tetapkan untuk kita.. Tapi aku bersyukur Tuhan telah “menyetting” kembali dasar imanku kepadaNya, inilah waktunya untuk membuktikan bahwa Dialah yang terutama bagiku. Yah, aku memutuskan untuk memilihNya, pilihan berat untuk berkata “Ya” pada panggilanNya dengan semua konsekuensi yang membuatku terlihat seolah-olah mengabaikan dan mengorban kan orang-orang tercinta (keluarga) untuk keputusan egoisku. Tapi, aku mengerti dengan jelas apa yang ku pilih, aku sangat mengasihi mereka tetapi aku tau Tuhan jauh lebih mengasihi mereka. Jika Dia telah menciptakan dan memanggilku untuk keputusan ini, maka semuanya termasuk keluarga dan masa depan ku telah ada dalam perencanaanNya yang sempurna.
“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” 2 Kor 5:15
KematianNya untuk menghidupkanku dan harga mahal yang telah lunas dibayarNya untuk penebusanku, sudah merupakan sesuatu yang lebih dari alasan dan dasar bagiku untuk hidup bagi kemuliaanNya. Dialah Rajaku yang layak untuk menerima ketaatan, penyembahan dan pengabdianku. Aku diciptakan bagi kesenanganNya, itulah tujuan hidupku.. bukan lagi hidup bagi diriku sendiri dan bukan karena fasilitas, jaminan, berkat dan segala sesuatu yang Tuhan janjikan. Ini bukan hal yang mudah saudara, aku harus terus belajar dan dimurnikan dalam hal ini, sehingga dari hidupku (bukan hanya dari nyanyian atau kata-kataku) orang dapat melihat bahwa; “There is no one else for me..none but Jesus” ^_^
Sungguh tak mudah saudara, perlu pergumulan besar untuk memutuskan hal itu. Bukan hal yang mudah untuk memilih jalan yang tidak umum..memilih apa yang tidak ingin dipilih oleh banyak orang..namun merupakan jalan yang Tuhan pilihkan dan tetapkan untuk kita.. Tapi aku bersyukur Tuhan telah “menyetting” kembali dasar imanku kepadaNya, inilah waktunya untuk membuktikan bahwa Dialah yang terutama bagiku. Yah, aku memutuskan untuk memilihNya, pilihan berat untuk berkata “Ya” pada panggilanNya dengan semua konsekuensi yang membuatku terlihat seolah-olah mengabaikan dan mengorban kan orang-orang tercinta (keluarga) untuk keputusan egoisku. Tapi, aku mengerti dengan jelas apa yang ku pilih, aku sangat mengasihi mereka tetapi aku tau Tuhan jauh lebih mengasihi mereka. Jika Dia telah menciptakan dan memanggilku untuk keputusan ini, maka semuanya termasuk keluarga dan masa depan ku telah ada dalam perencanaanNya yang sempurna.
“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” 2 Kor 5:15
KematianNya untuk menghidupkanku dan harga mahal yang telah lunas dibayarNya untuk penebusanku, sudah merupakan sesuatu yang lebih dari alasan dan dasar bagiku untuk hidup bagi kemuliaanNya. Dialah Rajaku yang layak untuk menerima ketaatan, penyembahan dan pengabdianku. Aku diciptakan bagi kesenanganNya, itulah tujuan hidupku.. bukan lagi hidup bagi diriku sendiri dan bukan karena fasilitas, jaminan, berkat dan segala sesuatu yang Tuhan janjikan. Ini bukan hal yang mudah saudara, aku harus terus belajar dan dimurnikan dalam hal ini, sehingga dari hidupku (bukan hanya dari nyanyian atau kata-kataku) orang dapat melihat bahwa; “There is no one else for me..none but Jesus” ^_^
By : Ze