Dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, bangsa pilihan Allah mengalami begitu banyak peristiwa yang mencengangkan. Israel harus dibawa memutar kearah padang gurun agar mereka dibentuk mental yang lebih baik, dari 40 hari menjadi perjalanan 40 tahun ! 1 hari dihitung sebagai 1 tahun perjalanan! (Keluaran Tidakkah itu mengesalkan? Tetapi itulah hukuman untuk bangsa yang tidak mau mengucap syukur untuk tanah perjanjian mereka. Mereka tidak menganggap penting sebuah tanah perjanjian tetapi yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat makan, minum dan menghindari peperangan, oleh sebab itu Tuhan melatih mereka untuk menjadi pasukan Bapa yang akan menggetarkan seluruh dunia.
dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun. Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:
Bil 14:33-34
Dalam perjalanan di padang gurun, mereka melewati banyak perkara, dari Laut Teberau yang dibelah lewat tangan Musa, sampai mereka mendapat mata air pahit di Mara, sampai ke Elim dimana mereka menemukan 12 mata air dan 7 pohon kurma ditengah keletihan mereka. Mereka juga berperang melawan orang Amalek, AMori, Raja Basan, dan semua mereka kalahkan dengan bantuan Tangan Tuhan yang berkuasa. Walaupun bangsa ini banyak berbuat salah dan dosa dihadapan Tuhan, Tuhan masih mau menyatakan kuasa nama-Nya diantara bangsa-bangsa agar nama-Nya dikenal dan dimasyurkan di bumi. Dia berjanji akan membawa bangsa itu pada Tanah Perjanjian, dan JANJI adalah JANJI. Itulah kesetiaan Tuhan yang begitu besar.
Ketika Moab mendengar itu, mereka sangat ketakutan sehingga Balak memanggil nabi Bileam untuk mengutuk mereka. Pelajaran kecil yang dapat kita dapat dari kisah Bileam, Janganlah suka menawar-nawar keputusan dan kehendak Bapa! Karena akibatnya akan fatal! Walaupun terkadang Bapa ijinkan kita melakukan atau mendapat apa yang kita minta tetapi kita akan membayar harga yang mahal untuk kesalahan dan pilihan kita. Sekalipun Bileam diingatkan berkali-kali, bahkan dengan cara supranatural sekalipun dimana Keledai berbicara! Dia tetap tidak memiliki kepekaan akan kehendak Bapa. (Bilangan 22-31).
Karena kesalahan Bileam, hamba Tuhan yang suka manawar-nawar dan tergoda oleh tawaran-tawaran dunia ini, maka umat Tuhan mendapat celah yang sangat besar.
Dia memang Tuhan yang mendidik umat-Nya, tetapi Dia sangat mengasihi umat-Nya dan menginginkan umat-Nya dengan cemburu. Adalah suatu sejarah paling kelam dari bangsa pilihan Tuhan ketika mereka mulai menyembah berhala…mulai dari menyembah patung Lembu Emas sampai perkawinan campur dengan wanita-wanita Moab dan Midian (atas usul Bileam) sehingga mereka mulai belajar cara hidup Moab dan menyembah berhala juga!
Inilah CELAH BESAR dalam perjalanan iman bangsa Israel. Mulailah terjadi kekalahan demi kekalahan disaat kita tidak mengutamakan Dia lagi. Jika kita bersalah, Dia akan membenahi kita, jika kita salah, kita akan dididik dan dihajar, tetapi jika kita membuka pintu celah yang semakin besar dengan menyembah BERHALA, maka sesungguhnya kita member kesempatan iblis menjadi tuhan kita dan menjatuhkan hukuman atas kita! Bukankah lebih baik kita jatuh ditangan Tuhan daripada manusia?
Iblis selalu mencari cara untuk menjauhkan kita dari jalan-jalan Bapa. Bangsa Israel tidak mencintai rencana Bapa dalam hidup mereka, pikiran mereka masih di Mesir dan mereka tidak bersungguh-sungguh dalam perjalanan itu. Ditengah jalan apabila mereka menemukan sedikit alasan untuk kembali ke Mesir atau tanah dan kehidupan yang cukup baik untuk berkeluarga (walau dengan pasangan yang dilarang Bapa) maka mereka akan berpikir itulah tanah perjanjian mereka.
Mari menyorot lebih dekat tentang hal ini.
Apa saja berhala kita yang menjadi celah besar dalam hidup kita?
Apakah kita mulai menyembah yang namanya CINTA? Seperti yang dilakukan bangsa Israel dalam kisah ini. Bukan hanya saja mereka meninggalkan ibadah mereka kepada Allah yang hidup dan mengabdi pada berhala Moab tetapi mereka terlena, terbujuk rayu oleh cinta wanita-wanita yang “iblis” kirimkan kepada mereka.
Saudaraku yang terkasih, mari bukalah mata kita..
Bumi ini bukanlah tanah perjanjian kita.. Bapa sedang menuntun kita ke Tanah Perjanjian kita yang permai, apakah kita menginginkannya? Ataukah kita terlalu tergesa-gesa dan berhenti disuatu perjalanan yang harusnya kita tidak berhenti?
Mungkin kita berhenti disuatu “kota kesenangan” dimana kita juga dibujuk rayu oleh kekayaan dan kenikmatan dunia, kita merasa bahwa inilah tempat yang lebih baik.. kita tidak seharusnya berhenti disana, lawan roh Sodom gomora (kesenangan, hawa nafsu, pesta pora dunia) dan lanjutkan perjalanan kita!
Mungkin kita berhenti dan sangat kelelahan dipadang gurun..dan saat kita keluar dari sana kita menemukan sumur-sumur kasih yang dunia tawarkan untuk memuaskan dahaga kita. Bapa ijinkan kita mengerti arti kata “haus” supaya kita juga belajar menemukan kepuasan sejati kita. Tetapi adalah salah jika kita mulai memuja sumur-sumur pemuasan yang lain dari orang-orang yang kita kasihi.
Mencintai tidak salah. Tetapi Kehendak Bapalah yang diatas segalanya. Jika dia berkata “tidak”, jangan menawar-nawar lagi !(ingat Bileam). Cinta diberikan Bapa kepada kita untuk tujuan Kerajaan-Nya bukan untuk membuat kita berhenti dan membangun kehidupan kita sendiri dan melupakan perjalanan kita ke Kota Perjanjian kita.
Apakah kita sungguh-sungguh mencintai perjalanan ini? Jika kita tidak segera belajar bersyukur dan menikmati setiap perjalanan kita dengan Bapa, maka iblis akan memiliki celah besar untuk memberikan berhala-berhala yang menyenangkan lainnya buat kita.
Perjalanan dengan Tuhan ke Tanah Perjanjian tidak selalu berupa Taman atau mata air dan pohon kurma, melainkan juga semak duri, padang tandus dan peperangan terhadap musuh-musuh yang penuh resiko…tapi itulah bagian juga dalam perjalanan kita. Belajar menaklukkan setiap peperangan dengan mengandalkan Dia dan selalu membawa Tabut Perjanjian-Nya yaitu penyertaan-Nya beserta dengan kita senantiasa.
Jangan pernah berhenti berjalan..Jika engkau lelah berhentilah untuk beristirahat didalam Dia, bukan untuk berhenti selamanya disana dan menikmati apa yang dunia tawarkan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar