RSS
Container Icon

Pertandingan Rohani

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!  Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
1 Kor 9:24-27


Ketika surat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, mereka masih mengenal budaya olahraga yang diadakan 2 tahun sekali di Korintus dan bagi mereka yang menang akan mendapatkan mahkota dari daun cemara. Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Korintus mengenai sebuah PERTANDINGAN.  Dalam kehidupan rohani, juga berlaku sebuah prinsip yang sama mengenai Pertandingan.  Jangan sampai kita tidak bertanding dengan baik dan akhirnya tidak mendapatkan mahkota kemenangan kita.

Bangsa Israel melalui sebuah pertandingan yang sama, mereka menjadi pengikut Musa, dibabtis dalam lautan yang sama, makan Manna dan minum dari batu karang yang sama, namun ada banyak hal yang menghalangi sebagian besar dari mereka yang membuat mereka tidak dapat bertanding dan mendapatkan “hadiah” mereka.

Beberapa hal yang menjadi pelajaran dari pertandingan mereka yang gagal, yang perlu kita waspadai adalah:

1.    Menginginkan hal-hal yang jahat (ROH TAMAK)

Ketamakan d akhir zaman ini semakin menampakkan dirinya. Kita menjadi tidak pernah puas dan tidak bisa dipuaskan dengan apa yang kita miliki, kita selalu merasa kurang dan kurang. Hati-hati jika kita dikuasai oleh Roh Ketamakan, maka kita akan lebih suka diperbudak oleh Mesir dan dosa daripada menjadi manusia yang bebas didalam Kristus, asal kedagingan kita dipuaskan dan disenangkan.
Apakah NAFSU itu? Nafsu adalah ketamakan yang selalu menginginkan sesuatu/seseorang sekarang juga! Tidak sabar menunggu dan tidak mengindahkan waktu dan kehendak Bapa. Nafsu lain ini mengejar keinginan dengan keras kepala apa yang belum diberikan oleh Bapa. Mereka menjadi kehilangan HASRAT kepada Tuhan/keingingan/kerinduan/gairah akan Tuhan.
Bangsa Israel tidak dapat dipuaskan oleh Manna yang dari Sorga (Bil 11), mereka tidak mempercayai Tuhan dengan segenap hati mereka walaupun mereka melihat semua mujizat-mujizat yang Tuhan lakukan di tengah-tengah mereka. Apa yang menjadi keinginan kita, saudaraku? Menginginkan bukanlah sebuah dosa, namun keinginan yang menjadi Nafsu dan ketamakan akan berbuahkan dosa dan maut. Esau memiliki “Nafsu” yang rendah. Baginya lebih penting semangkuk kacang merah daripada hak kesulungan yang sangat berharga dan kekal.

2.    Penyembahan Berhala

Penyembahan berhala adalah merupakan kompromi untuk menempatkan sesuatu/seseorang melebihi Tuhan. Ketika Musa tidak datang-datang dari Gunung Sinai, mereka mulai menggerutu dan menginginkan “sosok/figur” yang kelihatan untuk disembah. Sungguh hal yang sangat mengerikan, mereka membuat figur Tuhan yang membebaskan mereka dari Tanah Mesir dengan rupa seekor patung LEMBU dan mereka menyembahnya!
Seringkali manusia lebih senang membuat figur dan simbol-simbol yang nampak untuk menggantikan Figur Tuhan Semesta Alam yang sebenarnya. Manusia lebih mempercayai obat-obatan dan peralatan medis lebih dari Sang Pemberi Hidup, lebih mencintai pasangan, orang tua, anak melebihi cinta kepada Tuhan yang tidak kelihatan. Memang lebih mudah untuk mencintai dan mempercayai apa yang kelihatan daripada apa yang tidak kelihatan..tapi FirmanN-Nya berkata bahwa apa yang tidak kelihatan itu adalah KEKAL, dan yang kelihatan itu hanyalah sementara.
Hanya satu OBAT dari dosa penyembahan berhala yaitu mengembalikan kasih yang semula akan Dia. Pemulihan kasih semula akan Dia berarti menempatkan posisi hati kita yang tertinggi kepada Dia.

3.    Jalan Bileam (Bil 25:1-9) : ROH PERCABULAN, ROH SODOM

Roh Perjinahan rohani ini merajalela di akhir zaman bahkan dalam umat Tuhan sendiri. Ketika kita mulai bergaul dengan musuh, maka kemerosotan moral terjadi. Ketika Lot keponakan Abraham memutuskan berpisah dari Pamannya menuju Tanah Perjanjian Tuhan, maka dia mulai mendekati Sodom. Dari berkemah di dekat kota Sodom, kemudian berada didalam kota, kemudian hidup disana, dan bahkan menjadi tua-tua yang berada di pintu Gerbang.

Hati-hati saat kita mulai memutuskan diri dari komunitas yang benar! Kita mulai bahwa kita sudah cukup besar dan mandiri dan memutuskan diri dari Tudung yang benar. Apakah anda mau dibimbing dan ditudungi ataukah kita lebih senang keluar dari perjanjian dan mendekatkan diri kepada Kota Kesenangan, kota Sodom. Inilah yang menjadi awal dari kejatuhan kita dalam dosa Sodom.

4.    Mencobai Tuhan (Maz 78:18) (ROH PEMBERONTAKAN)

Pemberontakan merupakan sebuah dosa dimana kita menjadi lawan dari Dia dan kehendak-Nya. Bangsa Israel mengalami lamanya perjalanan menuju Tanah Perjanjian karena ketidaksiapan dan tegar tengkuknya, namun mereka selalu mempersalahkan Musa, Tuhan dan keadaan, daripada memutuskan untuk mau berubah dan ditundukkan dalam rencana Bapa.  Melewati sebuah masa yang Bapa siapkan untuk mendidik bangsa ini, Tuhan hendak menyiapkan mereka untuk berperang dan menjadi pasukan yang hebat, namun mereka selalu menyalahkan Tuhan atas ” ketertundaan” atas janji-janji Tuhan dalam hidup mereka.
Janganlah kita mencobai Tuhan! Selalu menyalahkan Dia dan bersungut-sungut kepada-Nya. Mari kita belajar mengucap syukur selalu dalam segala keadaan. Dia tahu cara mendidik umat-Nya dan Dia sanggup membentuk, mempersiapkan umat-Nya seturut rencana-Nya yang mulia. Mari belajar agar kita tidak mencurigai Penjunan hidup kita.


5.    Bersungut-sungut (Ul 28:47)

Mengapa kita bersungut-sungut? Karena kita tidak mau melatih sikap hati yang mengucap syukur. Bersungut-sungut adalah seperti akar yang jahat dan pahit, yang berasal dari hati yang berontak dan roh yang belum diserahkan kepada Tuhan.
Sikap keras kepala, menentang Tuhan dan ketaatan yang setengah-setengah. Sikap hati yang suka mencela adalah roh pengejek dan pencemooh terhadap rancangan dan kedasyatan Tuhan.
KORAH , DATAN, ABIRAM adalah penatua-penatua pemimpin Israel yang melawan Musa. Mereka merasa bahwa mereka lebih pantas daripada Musa dan mereka tidak terima jika orang lain yang diangkat Tuhan, mereka bersungut-sungut kepada Musa dan kepada Tuhan. Akibatnya mereka mendapatkan murka Tuhan.

Tujuan dari Proses Bapa adalah untuk merendahkan hati kita, mengajari, menguji, membentuk, mengubah, memulihkan..sehingga kita layak memenuhi tujuan Ilahi dan panggilan semula dalam hidup kita. Marilah kita belajar dari bangsa Israel dan tidak mengulangi kesalahan dan ketamakan mereka, dosa penyembahan berhala, perjinahan rohani mereka, dan sikap hati yang tidak mau bersyukur.
Kita adalah Umat Pemenang yang dibawa-Nya ke Tanah Perjanjian-Nya yang kekal. Dia mau kita punya mental Pemenang. AMI



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar