Cinta dan keadilan Bapa yang Maha Sempurna itu tidak dapat diukur dengan apa yang nampak oleh mata kita saja..terkadang semua itu tersembunyi dalam Rahasia Hati-Nya dan kita perlu lebih dekat untuk melihat kepada Hati-Nya yang sempurna itu. Kita telah belajar bahwa diri kita terdiri dari Roh, Jiwa, dan tubuh. Tuhan rindu kita mengasihi dan menerima Dia sebagai Tuhan bukan hanya di bibir/tubuh kita saja melainkan menerima dan mengasihi Dia dengan seluruh jiwa, roh kita juga. Ketika bagian-bagian dalam diri kita saling bertentangan dan tidak sepakat untuk menerima dan mengasihi Dia, apa yang terjadi? yang terjadi adalah pemberontakan dan kemarahan, ketidakpuasan yang tersembunyi yang bisa meledak sewaktu-waktu. Yang ada hanyalah kepedihan dalam mengikuti kehendak-Nya, padahal Dia telah menyediakan sukacita dan kebahagiaan kekal didalam diri kita.
Pemberontakan dan kemarahan hanyalah membawa sakit dan luka, keleihan jiwa yang tak berujung..namun penyerahan demi penyerahan kita akan memenuhi cawan-Nya di Sorga yang mendatangkan kesembuhan dan kelegaan bagi kita.
Kita seringkali melihat orang lain dengan kacamata standar yang lebih tinggi daripada seharusnya, sehingga kita mudah kecewa. Kita senang mengandalkan dan mengharapkan apa yang kelihatan daripada Tuhan yang tidak kelihatan itu. Kita merasa tidak dikasihi, tidak diperlakukan adil, kita kecewa akan kedaulatan-Nya...Tetapi mari kita mencoba menenangkan hati kita di hadapan Tuhan yang sudah mencintai dan menerima kita tanpa syarat itu..melihat dengan lebih netral dan lebih tinggi bersama Dia, kita akan melihat gambaran yang mengejutkan kita..semua yang kita pikirkan tidaklah benar. Kita akan makin melihat betapa ajaib rancangan-Nya bagi hidup kita sendiri dan merasakan dalam dekapan hangat-Nya bahwa kita juga sangat diingini dan dikasihi.. Apa yang jadi perbedaaannya? mungkin semua keadaan dan kenyataan tidak berubah untuk kita, namun ketika kita semakin dekat kepada Sang Sumber itu, dan belajar hanya melihat Dia dan hanya Dia..dari hari ke hari..saya percaya Dia tidak akan pernah mengecewakan hati kita.
Setiap hati kita menyimpan kerapuhannya masing-masing. Dalam bejana tanah liat yang kotorlah, Dia mempercayakan harta yang indah.
Pemberontakan dan kemarahan hanyalah membawa sakit dan luka, keleihan jiwa yang tak berujung..namun penyerahan demi penyerahan kita akan memenuhi cawan-Nya di Sorga yang mendatangkan kesembuhan dan kelegaan bagi kita.
Kita seringkali melihat orang lain dengan kacamata standar yang lebih tinggi daripada seharusnya, sehingga kita mudah kecewa. Kita senang mengandalkan dan mengharapkan apa yang kelihatan daripada Tuhan yang tidak kelihatan itu. Kita merasa tidak dikasihi, tidak diperlakukan adil, kita kecewa akan kedaulatan-Nya...Tetapi mari kita mencoba menenangkan hati kita di hadapan Tuhan yang sudah mencintai dan menerima kita tanpa syarat itu..melihat dengan lebih netral dan lebih tinggi bersama Dia, kita akan melihat gambaran yang mengejutkan kita..semua yang kita pikirkan tidaklah benar. Kita akan makin melihat betapa ajaib rancangan-Nya bagi hidup kita sendiri dan merasakan dalam dekapan hangat-Nya bahwa kita juga sangat diingini dan dikasihi.. Apa yang jadi perbedaaannya? mungkin semua keadaan dan kenyataan tidak berubah untuk kita, namun ketika kita semakin dekat kepada Sang Sumber itu, dan belajar hanya melihat Dia dan hanya Dia..dari hari ke hari..saya percaya Dia tidak akan pernah mengecewakan hati kita.
Setiap hati kita menyimpan kerapuhannya masing-masing. Dalam bejana tanah liat yang kotorlah, Dia mempercayakan harta yang indah.
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 2 Kor 4:7
Ada yang rapuh dibidang penerimaan dan harga diri, ada yang rapuh dalam hal cinta dan kasih sayang, ada yang rapuh dalam hal keuangan, ada yang rapuh dalam emosi kemarahan, dan lain sebagainya. Kerapuhan inilah yang seringkali mendatangkan kerusakan parah dalam bejana kita dan akhirnya selalu membutuhkan tangan Tuhan Sang Penjunan untuk senantiasa memulihkan kita. Mengapa kita tidak diciptakan sebagai bejana yang sempurna saja? bukankah hidup akan lebih bahagia dan indah? Namun Dia menciptakan kita seperti bejana tanah liat yang rapuh supaya kita menyadari bahwa kita tidak dapat hidup tanpa Dia, supaya kita lebih mengenal Pencipta kita dengan segala kerendahan hati. Manusia pertama jatuh dalam ketidaktaatan dan ingin menjadi seperti Tuhan dengan mengambil buah pengetahuan itu. Namun, kerendahan hati untuk mengenal dan dituntun oleh-Nya akan menjadi jalan kita menemukan persatuan dengan Dia kembali.
Semua kerapuhan itu tidak terjadi dalam semalam..keretakan kecil yang tak kentara terjadi berulang-ulang mungkin saat kita masih kecil. Banyak peristiwa dan kepedihan, luka dan semua jenis perasaan emosi yang saat itu baru saja kita alami, namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan kepada kita apa yang terjadi dalam hati kita. Tidak ada yang menjadi sahabat kita, semua orang mengatakan bahwa kita haruslah menjadi anak yang baik, yang tidak berkelakuan buruk. Namun keretakan demi keretakan sudah terjadi saat itu. Saat kita beranjak remaja, keretakan itu membuat kita semakin pandai mempertahankan diri dari semua jenis kesakitan dan emosi yang menyakiti kita. Kita semakin pandai bicara, memberontak dan berteriak marah sebagai bukti pertahanan kita. Namun itu tidak pernah menyelesaikan masalah. Dimanakah Tuhan saat itu? saya percaya Dia selalu merindukan manusia yang sudah didalam hukum dosa di bumi ini mengenali Dia sejak kita masih kecil agar kita sejak dini telah belajar menjadikan Dia Sahabat yang sejati kita untuk dapat membimbing kita melewati masa sulit itu. Saya percaya juga Dia sudah menyediakan orang tua, atau teman, pembimbing, komunitas untuk menolong kita mengatasi keretakan dan kerapuhan kita, namun tidak banyak dari kita yang menyadari suara-Nya.
Tetapi Puji Tuhan! sebab Dia tidak menyerah menemukan kita. Dia menemukan anda di bangku SD, di saat kenakalan SMP dan SMA kita, Dia menemukan kita mungkin saat kita dalam kesepian dan tangisan kita, Dia menemukan kita saat kita menghadiri sebuah ibadah atau sebuah retreat remaja, Dia selalu dapat menemukan kita saat kita mau untuk dijumpai-Nya. Hidup kita berubah? ya, ada yang baru dalam hati kita..tapi..cerita tidak berhenti disitu. Dia tidak langsung mengerjakan semua perbaikan keretakan yang sudah bertahun-tahun itu pulih dalam satu malam. Dia mengijinkan kita mengalami, belajar berjalan bersama Dia dan mempercayai Dia dalam segala hal. Hati kita yang sudah rusak diproses-Nya, ditunjukkan-Nya pada kita semakin jelas disetiap bagian keretakan kita dan membantu kita mengakui dan memperbaikinya bersama Dia. Dahulu mungkin setiap keretakan dan kerapuhan kita yang membuat kita semakin pandai mempertahankan diri telah membuat kita memiliki sifat dan emosi yang buruk..dan parahnya kita telah mengira itu telah menjadi bagian dari diri kita yang tak mungkin tersembuhkan.
Namun ada kabar gembira! Kristus datang ke dunia ini untuk memanggil orang berdosa dan rusak seperti kita. Semua yang muncul keluar dari dalam kita adalah bersumber dari hati kita yang telah menyimpannya dengan rapi, namun pada saatnya semua emosi negatif, pemberontakan, ketidakpuasan, ketakutan, akan meledak bagai bom yang kita sendiripun tidak dapat menanganinya...
Bagaimana untuk diubahkan? kita selalu bermimpi, kita langsung berubah tanpa peperangan lagi, tanpa air mata dan penyangkalan diri lagi..oh alangkah senangnya jika demikian. Hanya dengan semalam, atau beberapa menit, hati kita akan berubah total dan bersih dari segala peperangan. Mungkin kita selalu menangis meminta mujizat itu dalam hidup kita..namun yang terjadi tampaknya Dia tidak akan memberikan mujizat semacam itu kepada kita. Dengan menguap syukur, mari kita mulai menjalani proses detoksifikasi itu dalam hati kita. Seringkali proses ini tidak berjalan dengan mulus, kita masih sering kecewa dan marah pada Tuhan, kita masih tidak senang ditegur atau ditunjukkan kesalahan-kesalahan kita..sebagai upaya mempertahankan diri, kita malah makin mengasihani diri dan terpuruk dengan semua nasehat dan teguran dari Tuhan...belum selesai..jika respon kita masih seperti itu..maka proses ini belumlah selesai..
Apakah anda paling marah dan tidak terima jika ditegur? apa kemudian anda berbalik mengasihani diri dan terpuruk berhari-hari? tidak masalah..mari kuatkan hati kita kembali dan berlatih kembali.Tuhan tidak menghakimi kita. Memang ada waktu penghakiman itu akan tiba, namun sekarang kita akan menerima kasih dan pengampunan-Nya, didikan-Nya..janganlah kita sia-siakan kesempatan itu untuk mengenal Dia..selama masih ada kesempatan.
Mari kita bahagia dengan apa yang diberikan Bapa dan tidak selalu menginginkan apa yang belum/tidak diberikan-Nya, ketidakpuasan ini akan menyiksa kita siang dan malam dan meracuni terus menerus hati dan pikiran kita. Banyak orang begitu letih dengan peperangan pikiran-Nya..oh Sampai kita memahami Kasih-Nya...dan mendapati tempat perhentian kita...
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Wahyu 3:19
Dia masih sanggup...mari katakan bersama saya.. bahwa Dia masih sanggup dan mujizat itu masih ada buat kita, walau tidak harus dengan cara yang kita ingini. Belajar mempercayai Hati dan kedaulatan-Nya.
Segala yang dibumi dapatlah berubah, semua ikatan kasih yang kita andalkan dapat berubah. Manusia sama rapuhnya seperti kita..dan setiap hati yang kita harapkan..juga sama rapuhnya seperti milik kita. Mengapa kita masih saja ingin bersandar pada manusia? Hanya Dialah satu-satunya yang tidak pernah berubah dan kita ini kepunyaan-Nya.
Ketakutan demi ketakutan yang mencengkeram kita adalah tanda bahwa kita belumlah sempurna didalam kasih. Kita mengalami banyak ketakutan sejak kecil. Melihat orang tua kita bertengkar dan ingin saling meninggalkan, kita berteriak dan menangis..ketika kita remaja mulai menyukai seseorang dan kita ditolak..dan banyak hal lainnya....ketakutan untuk ditinggalkan, ketakutan untuk tidak dikasihi, ketakutan untuk kehilangan...ketakutan untuk ditolak..kesepian, dan ingin membuktikan bahwa kita layak dicintai..
Ketakutan demi ketakutan yang mencengkeram kita adalah tanda bahwa kita belumlah sempurna didalam kasih. Kita mengalami banyak ketakutan sejak kecil. Melihat orang tua kita bertengkar dan ingin saling meninggalkan, kita berteriak dan menangis..ketika kita remaja mulai menyukai seseorang dan kita ditolak..dan banyak hal lainnya....ketakutan untuk ditinggalkan, ketakutan untuk tidak dikasihi, ketakutan untuk kehilangan...ketakutan untuk ditolak..kesepian, dan ingin membuktikan bahwa kita layak dicintai..
Bapa yang lembut dan Pemurah itu berkata pada jiwa kita yang sering mengembara itu : " Janganlah takut..Aku selalu bersamamu dan Aku selalu mengasihimu.."
Betapa indah janji-Nya..sebuah janji setia dan kekal yang tak akan bisa dibatalkan...bukanlah sangat pantas untuk kita mempercayai-Nya? Memang kita tidak dapat melihat masa depan kita, tapi Dia Sang Penulis Agung telah berjanji menemani langkah-langkah kita sampai akhir..mari kita mulai belajar mempercayai-Nya..meraih tangan-Nya dan mau dibimbing-Nya sampai kita menemukan Tempat Peristirahatan Jiwa kita yang kekal...
0 komentar:
Posting Komentar