James A Stewart, seorang penginjil Skotlandia yang dibesarkan dalam keluarga Kristen, bertoba pada umur 14 tahun, dan dia segera mulai bersaksi di jalan-jalan. Pada usia 18 tahun, dia menghadapi krisis. Dia merasakan bahwa mustahil baginya untuk terus melakukan pekerjaan dunia, meskipun dia selalu bersaksi di tempat pekerjaannya dan berkhotbah untuk orang yang terhilang setiap malam. Akhirnya dia berkata kepada ibunya, “ saya mau pergi untuk memberitakan injil. Oh, ibu, saya tidak tahan menghadapi hal ini. Saya tidak dapat makan, saya tak bisa tidur. Saya tak bisa bekerja. Saya harus pergi dan memberitakan Yesus pada yang terhilang.”
Segera dia menyerahkan hidupnya untuk pelayanan imam sepenuh waktu, dan disana bebannya semakin meningkat. Ia beekrja dengan hamba-hamba Tuhan dan menangisi jiwa-jiwa sebelum mereka berkhotbah dan ketika mereka berkhotbah. Mereka bukanlah penginjil professional yang terkenal. Mereka pekerja-pekerja yang terbeban, didorong oleh kasih kristus.
Namun, ini bukan hal yang baru bagi Stewart. Dia telah bertemu dengan dua hamba Tuhan muda yang penuh kerinduan untuk melayani, yaitu Oswald dari Latvia dan Enoch dari Norwegia. Kehidupan mereka memberikan kesan yang mendalam bagi Stewart yang masih remaja saat itu. Dia menceritakan:
Suatu malam ketika (Oswald dan saya) ada bersama-sama dalam satu kamar di Perth, saya dibangunkan oleh tangisan saudara saya dari Latvia ini. Saya bertanya apa yang terjadi dengannya. Dia menjawab “ Oh Jimmy, tidak ada yang tertarik dengan pelayanan misi saya di Lataglia dan jiwa-jiwa menuju ke neraka karena mereka tidak tahu tentang Injil!”
Dalam kesempatan lain, ketika sekamar dengan Enoch, Stewart bangun, mendengat raungan di sampingnya. Seluruh tempat tidur itu bergetar. “Enoch,” kata saya, “ Apa yang terjadi?” “Oh, Jimmy!” Dia menangis dan tidak dapat berkata-kata lagi karena terisak-isak. Saya duduk. Saya pikir dia akan mati, tapi saya mendengar dia berkata, “Oh, jiwa-jiwa itu! Jiwa-jiwa itu! Sedikit sekali orang di Lapland yang memberitakan Yesus kepada mereka!”
0 komentar:
Posting Komentar