MEMBANGUN MEZBAH atau ALTAR masih menjadi PR kita bersama. Setelah kita mempelajari pola bencana dari Bangsa Pilihan Tuhan, kita dapati bahwa salah satunya adalah karena mereka mengabaikan mezbah Tuhan. Juga kita telah belajar dari Imamat 6 tentang bagaimana caranya untuk memelihara mezbah.
Ada 4 jenis Mezbah yang ditemukan dalam Perjanjian Lama:
1. MEZBAH BATU - Mezbah tak berbentuk
Mezbah ini disebutkan pertama kali ketika Nuh membangun Mezbah bagi Tuhan (Kej 8:20). Firman Allah menyebutkan Tuhan berkenan kepada mezbah yang didirikan Nuh. Abraham juga membangun Mezbah serupa, Nabi Elia juga memperbaiki mezbah jenis ini. Penting sekali kita sadari bahwa perhatian utama Bapa adalah SIKAP HATI, bukan mezbah atau tempatnya, seperti yang terjadi pada Kain dan Habel. Habel mendemontrasikan proritas Allah dalam hidupnya, sedangkan Kain hanya melakukan semua sbagai kewajiban semata. Di Mezbah batu ini tidak disebutkan tentang Imam, mezbah ini adalah merupakan mezbah pribadi kita kepada Tuhan, bisa juga berupa mezbah keluarga, dan sekelompok pelayanan tertentu.
2. MEZBAH TEMBAGA - Mezbah dengan bentuk spesifik
Jenis mezbah ini dibangun menurut pola yang ditunjukkan Allah sendiri (Kel 27:1-8). Mezbah ini digunakan untuk kurban dalam tabernakel dan bait Salomo. Ketika instruksi yang dikehendaki Allah dilakukan, maka kemuliaan Allah turun dan api-Nya membakar kurban-kurban itu. Ketika pola Ilahi diabaikan atau digantikan dengan metode atau asumsi manusia sendiri, maka tidak akan ada kemuliaan atau api. Yang ada hanya agama tanpa kuasa, kegiatan-kegiatan tanpa dampak kekal. Landasan Mezbah dalam Perjanjian Baru secara rohani telah diletakkan secara kokoh oleh penebusan Kristus Yesus di kayu Salib
3. MEZBAH DUPA
Mezbah ini dibangun dengan pola dan maksud yang spesifik (Kel 30, Wahyu5:8). Mezbah ini khusus digunakan untuk mezbah dengan maksud PENYEMBAHAN, menaikkan aroma pujian yang harum. Nama lain mezbah ini adalah “mezbah pembakaran ukupan dari wangi-wangian (Imamat 4:7) dan “mezbah yang ada dihadapan Allah (Imamat 16:18)). Selain pujian, mezbah ini mengacu juga kepada doa, entah doa syafaat atau permohonan orang percaya yang rendah hati.
4. MEZBAH PALSU
Pada masa umat Allah berbalik dari Allah, mereka mendirikan mezbah palsu bagi ilahi-ilah palsu. Kita juga dipanggil sebagai PENJAGA MEZBAH, dimana setiap saat ada mezbah-mezbah palsu yang mulai dibangun, kita harus segera melakukan tindakan tegas dan menghancurkan mezbah tersebut. Hal ini juga dilakukan oleh Gideon (Hakim 6:25-27).
Menghancurkan mezbah yang kita buat selain untuk Tuhan, sangatlah penting dan menjadi dasar kita untuk mempersiapkan diri bagi Kebangunan Rohani yang langgeng atau kekal.
Jika tidak ada mezbah atau Altar, yang terjadi adalah mungkin saja ada api Tuhan yang asli, tetapi semua hanya bertahan sementara, tidak langgeng dan cepat padam, karena TIDAK ADA ALTAR. Apa yang terjadi saat api padam?;
1. Kasih karunia hanya menjadi hukum dan kita kehilangan esensi dari ibadah yang sejati.
APAKAH IBADAH SEHATI?
Ibadah yang sejati bukanlah ibadah terprogram setiap hari Minggu, walaupun itu perlu. Tetapi banyak anak Tuhan yang tidak beribadah kepada Tuhan walaupun mereka merasa sedang menjalankan ibadahnya. Ibadah seringkali keliru dianggap sebagai gaya atau bentuk ibadah. Ibadah yang tulus adalah PERJUMPAAN dengan Allah yang kudus, bentuk dan gaya tidaklah penting. Yang penting adalah alasan beribadah bukan bagaimana caranya. Ibadah yang sejati juga berarti KETAATAN sejati. Jadi, esensi dari memulihkan mezbah adalah menyembah Dia dengan hati yang taat dan rendah hati.
2. Ketika api padam, kita dapat menyalahgunakan tanggung jawab.
3. Kita kehilangan belas kasihan dan cenderung melecehkan.
4. Mengasihi orang lain dengan motivasi yang salah atau karena mementingkan diri. sendiri.
5. Ketika api padam, ibadah menjadi rutinitas tanpa kehadiran dan kuasa Roh Kudus.
6. Pelayanan menjadi pekerjaan, dan peluang untuk mencari nafkah, atau kesempatan menunjukkan posisi
kita.
7. Kehidupan rohani menjadi agama.
8. Karunia rohani hanya digunakan untuk memuliakan diri sendiri.
9. Harta benda menjadi hal yang terpenting dalam hidup.
10. Persaingan atau kompetisi menjadi gaya hidup yang mengorbankan kesatuan dalam Roh.
11. Pengabdian kepada Allah dan dedikasi kepada Kerajaan Allah hanyalah “bagi orang-orang fanatic” dan bukan menjadi gaya hidup semua orang percaya.
Kita membutuhkan KEBANGUNAN dan kita membutuhkan api yang baru, API KEBANGUNAN yang kekal disetiap hati kita yang memurnikan dan mempermuliakan Allah. Ketika kita memulihkan mezbah, kita berfokus bukan kepada apa yang dapat kita lakukan bagi Tuhan, tetapi apa yang telah Tuhan karyakan bagi kita.
Saudaraku, kita semua membutuhkan api yang baru itu. Mari kita berdoa bersama dan membangun mezbah yang benar bagi Tuhan.
Datanglah Kerajaan-Mu..
Jadilah Kehendak-Mu..
Di bumi..seperti di Sorga…
0 komentar:
Posting Komentar