Mari kita belajar dari hamba-hamba Allah di zaman dahulu kala yang telah berhasil membangun mezbah yang benar dan mendatangkan api Allah.
PELAJARAN DARI ELIA
Untuk mengembalikan hati bangsa Israel kepada Perjanjian Allah, Elia melakukan beberapa hal berikut ini (1 Raja-Raja 18):
1. Membereskan Dosa
Elia mengundang bangsa itu untuk mendekat dan mengamati sementara ia mulai membangun kembali mezbah yang telah runtuh itu. Inilah kunci dalam memperbaiki mezbah bagi api Tuhan yang baru: kita harus membereskan dosa-dosa masa lalu melali pertobatan sejati. Jika kita merindukan api yang SEJATI, kita perlu memikul tanggung jawan atas dosa gereja, umat Tuhan, dan bangsa kita, dan pastinya bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
2. Mengikuti Firman Allah dalam memulihkan mezbah
Elia membangun kembali, dan memulihkan mezbah menurut Firman Allah. Pemulihan sejati selalu didasarkan pada Firman Allah. Tuhan mengirimkan API untuk menghormati Firman-Nya.
3. Mempunyai gambaran yang lebih besar tentang Kerajaan Allah
Elia membangun kembali mezbah bagi kedua belas suku Israel. Ia tidak membiarkan keberpihakkan pribadinya menjadikan siapapun tidak termasuk dalam Israel. Mezbah yang dipulihkan itu mencakup semuanya.
4. Mempunya hati dan motif yang suci
Motivasi Elia adalah mengembalikan hati bangsa itu kepada Allah. Ingatlah bahwa motif kita bahkan lebih PENTING bagi Allah daripada membangun kembali mezbah-Nya. Dalam memulihkan mezbah bagi Api Kebangunan Rohani, motiv kita lebih penting bagi Allah daripada yang kita lakukan
5. Mentaati Allah tanpa berusaha membantu Dia
Elia menggali parit di sekeliling mezbah, dan mengisinya dengan air. Hal itu membuktikan bahwa api yang akan datang bukanlah api manusia, melainkan api TUHAN. Elia tidak berusaha membantu Allah, ia hanya taat oleh iman. Allah tidak membutuhkan bantuan kita, melainkan ketaatan kita dalam mengirimkan api Kebangunan Rohani.
6. “Tampil” untuk berdoa setelah ia melakukan segalanya
Elia tampil dan memikul tanggung jawab pemimpin dalam memulihkan landasan kesejahteraan rohani Israel
ELIA: Seseorang yang sepenuhnya memahami api kemuliaan Allah.
KARAKTER-lah yang MEMBUAT API ITU TURUN!!
KARAKTER-lah yang MEMBUAT API ITU TURUN!!
Apakah anda rindu API TUHAN Turun melalui anda??
Elia menjalani kehidupan yang diwarnai dengan:
1. DOA
Elia adalah seorang pendoa. Landasan kehidupannya adalah Doa (Yak 5:17-18). Elia menjalani pelayanannya dengan berlutut - dan dari sanalah OTORITAS datang. Kehidupan Doa yang akan melepaskan kuasa Allah dalam kualifikasi utama yang akan kita butuhkan untuk memulihkan mezah Allah. Bagaimana kehidupan doa anda sekarang?
2. KERENDAHAN HATI
Elia adalah nabi yang rendah hati walaupun dia telah menerima otoritas yang besar dari Tuhan. dan dia juga mengalami ujian besar dalam kerendahan hatinya. Elia menerima daging dari burung gagak – makanan yang bertentangan dengan hukum makanan Yadudi. Elia belajar bahwa otoritas dan kerendahan hati tidak mungkin dipisahkan. Semakin besar otoritasnya, semakin dalam kerendahan hatinya.
3. GAIRAH BAGI KEMULIAAN TUHAN
Elia didorong oleh gairah bagi nama dan kemuliaan Allah. Ketika Elia melarikan diri dari Izebel dan bersembunyidi gua, Tuhan datang dan bertanya kepadanya, sedang apa dia disana. Sang nabi memulai jawabannya dengan: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta Allah” (1 Raj 19:10). Sementara Elia melanjutkan jawabannya, ia menggambarkan kondisi rohani umat Perjanjian Allah. Elia memiliki gairah untuk kemuliaan Allah. Gairah Ilahi member kita keberanian untuk membayar harga yang diperlukan demi memulihkan ibadah pada kehidupan pibadi, keluarga, gereja dan pelayanan.
4. IMAN
Elia percaya bahwa Allah akan menjawab doanya dengan API. Ketika ilah palsu Baal tidak menjawab permohonan para imamnya, Elia memanggil bangsa itu mendekat kepadanya, sementara ia memperbaiki mezbah. Yang menakjubkan adalah ia meminta para penolongnya menggali parit di seputar mezbah dan mengisinya dengan air. Itulah Iman!!!
5. TEPAT WAKTU
Elia mengikuti jadwal Tuhan dalam memulihkan mezbah. Ia memastikan segalanya berurutan. Ia memulai pada tempat dan waktu yang tepat. Elia tidak langsung memulai proses pemulihan mezbah; ia terlebih dahulu mencari Tuhan dalam doa. Pertama, Elia menerima otoritas untuk menghentikan hujan agar bangsa itu tahu bahwa penyediaan sejati berasal dari Allah saja. Setelah ia member tahu raja bahwa hujan takkan turun, Elia pergi bersembunyi (lagi, sesuai yang diperintahkan) hingga waktu yang tepat.
Sang nabi mengikuti jadwal Tuhan, Api Tuhan yang mendahului hujan berkat ilahi datang menurut jadwal Tuhan; tidak mungkin dipercepat, dan tidak ada jalan pintas untuk mengadakannya.
Elia memahami proses ini dan bersedia menantikan Allah dengan taat. Ia menunggu di Sungai Kerit, lalu tinggal bersama janda di Sarfat, dengan rendah hati menerima penyediaan Allah sementara ia menantikan waktu Allah.
Saudara, sebelum pemulihan mezbah sejati, mezbah palsu harus dihancurkan. Kita tidak mungkin mengalami kebenaran hingga kita membereskan dosa. Demikian pula halnya dalam memperbaiki mezbah Allah. Marilah kita meninggalkan ilah-ilah palsu dalam hidup kita. Selanjutnya kita akan belajar mengenai mezbah palsu dalam hidup kita.(bersambung..)
0 komentar:
Posting Komentar