RSS
Container Icon

Pelari Terakhir

Bayangkan dalam sebuah pertandingan lari marathon, ada 10 pelari dalam gelanggang estafet yang harus diselesaikan. Pelari pertama berlari begitu rupa untuk mengawali pertandingan, dilanjutkan terus sampai yang ke 9. Dan bayangkan anda sebagai pelari yang terakhir, anda akan menjadi penentu terakhir dan memikul tanggung jawab yang sangat besar…dan anda akan berlari begitu rupa sampai pada kesudahannya..

Pelari yang tercepat, selalu ditaruh di bagian belakang. Demikian juga dalam zaman akhir ini. Ketika beberapa waktu lalu saya membaca Firman dan menyiapkan kotbah, saya membaca Ibrani 11, tentang IMAN. Saya menjadi mengerti bahwa dalam tiap generasi dan zaman, Tuhan selalu membangkitkan para pahlawan iman dan itu diwariskan terus menerus.

Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.  Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.  Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. Ibrani 11:38-40


Saya terusik dengan ayat terakhir di atas. Saya telah belajaar memahami bahwa memang ada orang-orang yang tidak mendapatkan apa yang dijanjikan Allah, karena mereka akan mendapatkan yang lebih baik, di waktu yang akan datang, atau di Kerajaan Allah yang kekal. Tetapi apa maksudnya bahwa tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan??

INILAH GENERASI PENENTU DAN TERAKHIR
Ketika kami mendapatkan nubuatan dari para pendoa dan juga lewat peneguhan pemimpin kami, didalam doa dan pewahyuan, Tuhan terus menerus berbicara tentang suatu generasi terakhir, generasi Jawaban Doa, yang akan menjwab kerinduan para martir dan menyelesaikan kegenapan rencana Allah di bumi. Inilah PERTANDINGAN TERAKHIR. Jika anda dilahirkan di generasi ini, maka itu bukanlah sebuah kebetulan!! Tetapi anda memang di harapkan untuk masuk dalam generasi penentu ini. Banyak sekali pelarinya, tetapi siapakah yang akan berlari dengan benar dan baik, sehingga dapat menyatakan kemuliaan-Nya di bumi sebelum kedatangan Tuhan Yesus tercinta kedua kalinya?

Saya mengaminkan nubuatan dan pewahyuan yang didapat Ps Chuck Pierce yang mengatakan bahwa tahun 2010 adalah tahun kelahiran benih-benih yang dianggap sudah mati, tertimbun begitu lama, seolah tiada kehidupan, inilah tahun kejutan bayi-bayi! Dimana Bapa memberikan benih-benih-Nya pada ”wanita-wanita” untuk mereka melahirkan kebangunan dan lawatan terakhir!
Bukankah pekerjaan Mahakarya Bapa selalu dimulai dari benih yang kecil dan tak kelihatan? Seprti halnya yang dapat kita pelajari dari Kebangunan rohani di Korea, kita mengenal Pendeta Yonggi Cho yang memiliki gereja sangat besar dan berpengaruh di Korea. Tetapi bagaimana mula dapat terjadi demikian? Seringkali kita senang dengan yang namanya kebangunan, lawatan, dipakai Tuhan luar biasa, urapan, kemegahan, dan keberhasilan, tetapi kita tidak mau tahu dan tidak mau mengerjakan bagian kita untuk menjadi yang terbaik. Maka semua itu hanya mimpi kosong yang tidak pernah kita alami. Menjadi penonton selalu lebih ”heboh” daripada yang melakukan pertandingan, bukan? Ya itu benar. Tetapi jika ada para penonton yang menghakimi dan menilai anda sepihak, maka ingatlah mereka hanya penonton, jangan terlalu hiraukan mereka, karena andalah yang tetap pemain pertandingan itu dan kemenangan akan dapat anda raih!

Awal  kebangunan terjadi bukan di gedung yang besar nan megah itu, beberapa hamba Tuhan Indonesia disuruh Bapa kesana dan mengambil bara api yang ada. Tetapi Tuhan berkata ”Bara api-Ku tidak ada disini” lalu mereka meminta hikmat Tuhan, dimanakah mereka harus melangkah. Dengan berbekal iman, mereka mendapatkan perintah Tuhan agar mencari tempat mula didirikannya gereja itu. Didapatilah sebuah gereja kecil di pinggiran Seoul, Korea. Dengan bertanya-tanya dan menyelidiki yang terjadi disana, didapatilah bahwa mereka diawali dengan ibadah dengan memiliki tenda atau kemah doa yang diisi oleh 6 sampai 7 pendoa, salah satunya adalah mertua dari Ps Yonggi Cho ini. Setelah di tempat ibadah kedua, mereka mendapati di gereja kedua mereka, disanalah kemah doa itu direntangkan di sebuah ruangan doa dan masih menjadi tempat berdoa bagi banyak orang. Saat sampai disana, mereka merasakan kuat hadirat Allah dan mereka tersungkur dihadapan Tuhan. Disanalah bara api kebangunan dimulai. Bukan metode, bukan kemegahan gedung dan sound system yang hebat, tetapi dari sebuah KEMAH DOA. Bisakah kita menangkap dan belajar dari sini?

Allah menghendaki anak-anak-Nya dapat menghargai hal-hal yang rohani, yang spiritual, dan itulah justru yang terpenting. Kami ditegur berkali-kali jika ruang doa kami bocor, atau ada binatang perusak disana. Itu ternyata mempengaruhi alam doa yang ada dalam gereja kami! Juga ketika para pemimpin kurang benar dan jauh dari Bapa, semua akan berdampak...yah..seringkali saya menghela nafas panjang memahami kenyataan seperti itu, tetapi kadang melihat diri saya sebagai pemimpin juga belum sempurna dan masih begitu banyak kelemahan. Saya hanya berdoa, saya cepat disempurnakan, dan agar Roh Kudus jagai anak-anak rohani kami, karena bagi kami, kami adalah keluarga, bukan organisasi. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan saya, yaitu melihat mereka mendapatkan tanah-tanah perjanjiannya di dalam Bapa mereka.

BENIH YANG BERTUMBUH
Iman juga harus mengalami pertumbuhan, seperti halnya cinta..Cinta adda yang masih kanak-kanak, ada yang sudah bertumbuh dan dewasa. Iman anak-anak sah-sah saja tetapi jangan pernah puas berhenti disitu karena anda akan kehilangan berkat yang besar untuk melihat BIG PLAN, Rencana sempurna Allah dalam hidup kita. Iman yang dewasalah yang akan melihatnya dan berjalan dengan kasih dan pengharapan menuju ke tempat yang dijanjikan Bapa. Setiap benih haruslah bertumbuh. Seperti benih sesawi, sejenis sayuran, tetapi jika bertumbuh dan dewasa, akan mencapai ketinggian 15 meter dan menjadi sejenis pohon, bukan sayuran lagi, itulah yang namanya menembus batas kemustahilan diri sendiri! Mencapai kemaksimalan dan perkembangan yang penuh didalam Dia. Setiap kita diberikan benih oleh Bapa kita. Kita dilahirkan bukan dari benih yang fana (1 Pet 1:23) tetapi dari benih yang kekal, dari Firman Allah sendiri. Setiap benih baik pastilah bertumbuh. Ada beberapa teman yang konseling pada saya dan berkata ”kak, dulu saya memiliki impian, visi seperti ini...tetapi lama-lama itu hilang..” berapa banyak anda juga mengatakan hal yang sama? Ada beberapa kemungkinan;
1.    Memang itu bukan panggilan Tuhan, itu adalah ujian waktu untuk menguji visi dan panggilan anda
2.    Itu memang panggilan anda, tetapi anda tidak menjaga dan menyirami benih itu sehingga mati
3.    Masa penantian dan kematian benih, hukum Waktu Tuhan juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Jika iya, disini anda harus belajar memahami bahwa segala sesuatu ada waktunya dan anda menantikan benih mati itu menjadi hidup kembali pada waktu-Nya

Iman bertumbuh dari pendengaran akan Firman Allah (Roma 10:17). Ibrani juga katakan bahwa Firman Tuhan tidak akan berguna, jika tidka bertumbuh bersama iman yang mendengarnya. Itulah Rhema, bukan sekedar Logos, yaitu firman yang tertulis. Saat saya merassa lemah dan membutuhkan waktu sendirian dengan Tuhan, saya sering terbelenggu dalam rasa sakit dalam jiwa saya dan luka-luka di masa lalu yang masih saja mengganggu. Saya berteriak, menangis, menjerit kepada Bapa untuk menolong saya. Saya mencari metode dan cara yang tepat..tetapi saya kebingungan. Akhirnya saya diingatkan kembali dalam perenungan saya .....KEBENARAN AKAN MEMERDEKAKAKAN KAMU...ya!! inilah jawabnya! Hanya Firman Tuhan yang sanggup membebaskan saya dan anda! Benih itu mulai hidup kembali! Benih iman, pengharapan dan kasih didalam diri kita. Untuk mengalami KEBENARAN, tidak cukup hanya dengan membacanya. Tetapi merenungkan, membawanya kepada doa kepada Bapa dan membicarakannya dengan Roh Kudus, bergurulah!  Bergumullah! Maka kita akan melihat bagaimana cara kerja Bapa menuntun kita dalam setiap perasaan dan pergumulan yang kita hadapi.. HATI Adalah KUNCI Kebangunan, dan PIKIRAn adalah KUNCI Kemenangan..itu harus selalu kita ingat!

Dalam pertandingan, selain kita butuh iman yang bertumbuh dan dewasa, kita membutuhkan beberapa hal lagi, dalam Ibrani 12:1-2:
1.    Tanggalkan beban dan dosa yang merintang
Ini jelas sekali, tidak seorangpun pelari dapat bertanding dengan baik dengan membawa beban berton-ton di pundaknya. Beban bukan dosa, tetapi dosa adalah beban. Dosa adalah pelanggaran kepada hukum Allah, sedangkan beban adalah fokus yang salah dalam mengikuti jalan Tuhan, sehingga apapun dari dunia ini dapat menjadi beban saat anda fokus kepada hal-hal tersebut.

2.    Berlomba dengan ketekunan

Bayangkan anda pelari terakhir yang malas, tidak berlomba dengan baik, lirik kanan dan kiri. Capek sedikit langsung mogok pelayanan, mogok bekerja dan bermusuhan dengan Allah, ini yang namanya tidak konsisten! Istirahat dalam pertandingan dan peperangan memang sangat dibutuhkan. Ada kalanya saya menjadi begitu lelah dalam melayani Tuhan, jika sudah merasakan gejala itu dan saya tidak cepat tanggap, dalam hitungan hari, penyakit lama saya bisa kambuh dan jiwa menguasai dengan sangat. Jadi, istirahat itu perlu. Bapa menciptakan hari Sabat untuk anak-anak-Nya bersekutu dengan Dia seorang, dalam keintiman dan hadirat-Nya.  Ini akan membuat kita bertanding dengan baik. Ada waktu berlari, ada waktu diam. Tetapi semua dilakukan dengan sungguh-sungguh tekun didalam Dia.

3.    Mata yang tertuju kepada Kristus sebagai Pemimpin kepada kesempurnaan IMAN
Tidak ada iman yang sempurna di bumi. Iman adalah kepercayaan, kepasrahan, ketergantungan. Dalam iman juga ada kasih dan pengharapan yang membuat segala sesuatu mungkin, tidak mengecewakan dan membuat segalanya indah dan mudah karena ada kasih. Dalam kasih yang sempurna, tidak ada ketakutan (1 Yoh 4:18). Saat kita takut kehilangan, curiga, mengumbar kesalahan dan dosa orla, menyimpan kesalahan orang lain, kita tidak sedang dalam kasih yang sempurna. Kasih yang sempurna mengandung iman yang sempurna juga. Hanya Yesus, Pemimpin kita kepada kesempurnaan, oleh karena itu mata kita harus tertuju kepada Pemimpin kita. Jika kita melihat yang lain, maka kita akan menjadi lemah dan salah jalan, karena hanya YESUS yang sempurna, bumi tidak sempurna. Sudahkah anda mengarahkan mata anda terus kepada Yesus? Ketika saya mulai mengharapkan pribadi yang lain, kasih yang lain, maka tak lama kemudian, saya akan jatuh...ya..saya sadar..betapa mata kita harus terus tertuju kepada KRISTUS yang sempurna..dan akan membawa kita menjadi sempurna. amin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS