Filipi 3 : 12
“Bukan seolah – olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna,melainkan aku mengejarnya, kalau – kalau aku juga dapat menangkapnya,karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus”.
Pernakah kita melihat atau mendengar ceritra atau film yang memunculkan karakter seorang pemburu? Seorang pemburu diidentikan sebagai seseorang yang perkasa,membawa busur panah dan anak panah yang sangat tajam,serta menunggangi seekor kuda yang kuat.
Dalam konteks ini,saya mengajak kita semua melihat bagaimana kita sekarang menjadi seorang pemburu dan Tuhan adalah target buruan kita.
Kita memang sudah mengetahui Tuhan Yesus,tetapi itu sama sekali tidaklah cukup. Kita berada disekitar orang yang memiliki pengetahuan seputar Alkitab yang lebih dalam tetapi tidak mengenal Dia. Bagaimana jika kita merasakan bahwa diri kita sangat lapar,dan tidak ada sama sekali makanan. Tiba – tiba lewat seekor rusa. Pasti kita sebagai seorang pemburu langsung naik keatas kuda dan menyiapkan anak panah dan mengejar rusa tersebut. Namun ini berbeda, Tuhan yang adalah target buruan kita, Dia ada didekat kita namun kita yang tidak menyadari keberadaan-Nya.
Saya sangat merindukan suatu perjumpaan dengan Tuhan setiap hari dalam kehidupan saya,bahkan dalam bentuk yang paling dekat. Menangkap-Nya.Sebenarnya merupakan ungkapan yang mustahil. Menangkap Tuhan jauh lebih sukar dari pada menangkap seekor singa atau ikan paus. Sekalipun Tuhan sebagai target buruan kita berada sangat dekat dengan kita.
Kita sebagai anak Tuhan dalam konteks ini sebagai seorang pemburu Tuhan,haruslah mempersiapkan panah kita yaitu rasa rindu kita akan Tuhan agar Tuhan bisa merasakan betapa kita sangat membutuhkanNya dan meginginkanNya. Bukan cuman rasa Rindu namun tubuh,Roh dan Jiwa serta hati kita haruslah kita persiapkan sebaik mungkin untuk kita menembakan nya kepada Tuhan. Kita harus bisa menembak Tuhan tepat pada sasarannya yaitu Hati-Nya.
Apabila kita dapat menangkap hati Tuhan,maka Ia berbalik dan mengejar kita. Saya berpikir,mungkin saya sedang mengejar sesuatu hal yang mustahil,tetapi tahu bahwa hal itu tidak mustahil. Ketika Tuhan sudah kita dapatkan,janganlah kita menempatkan diri sebagai seseorang yang berkuasa atas Tuhan. Tuhan bukan hasil buruhan seperti dalam pikiran kita,Tuhan adalah hasil buruhan kita yang sangat berharga dan sangat mulia. Ijinkan Tuhan,setelah kita mendapatkanNya biarkan Dia mengolah diri kita,menghancurkan hati dan roh kita untuk diproses menjadi sesuatu yang baru yang menghasilkan sesuatu yang jauh lebih berharga dari sebelumnya.
Seberapa jauh kah kita menginginkan Tuhan dalam hidup kita? Tuhan tidak peduli dengan music,puncak gereja,karpet yang indah didalam gereja, atau apapun yang kita miliki,Tuhan tidak peduli dengan apapun yang dapat kita lakukan bagi Dia, Ia hanya peduli dengan jawaban kita dari pertanyaan apakah engaku menginginkan Aku?
Dengan pertanyaan ini,saya sendiri merasa ditegur,apakah saya benar – benar menginginkan Tuhan? Saya pun tahu,Tanpa Tuhan hidup dan apapun yang saya lakukan akan menjadi sia – sia belaka,sekalipun dengan kerja keras saya mendapatkan hal tersebut. Sebagai seorang pemburu yang lapar janganlah kita memuaskan diri kita dengan kehidupan disektiar kita,itu hanya sementara.Hanya Tuhan sajalah yang mampu mengenyangkan kita selamanya. Jangan lah kita terjebak dengan mengerjakan hal – hal bagi Dia sehingga kita melupakan Dia.
Tuhan adalah hasil buruan kita yang sangat berharga. Oleh sebab itu,biarlah Tuhan memuaskan kita dan kita juga memuaskan hati Tuhan menurut kehendakNya. Apabila kita sebagai seorang pemburu Tuhan tidak merasa lapar lagi marilah kita membangunkan rasa lapar itu dengan memohon kepada Tuhan.
Diakhir Khotbah perdana ini, maukah kita berkata dan memohon, juga berharap pada Tuhan Yesus dan berkata “ Tuhan,kami hanya menginginkan hadiratMu. kami adalah seorang pemburu yang begitu lapar”.
Amin. : )
Brian
Kelas Misi Menorah Mision Center (MMC)
Kelompok Paulus
Pemburu Yang Lapar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar