RSS
Container Icon

KehendakMu Bukanlah Kehendakku

“Suatu malam yang indah…” pikirku, memang tidak begitu lama aku mengenalnya,.Hidupku terasa lebih manis dan menyenangkan saat kutemukan dia, lelaki idamanku. Setelah mengucapkan selamat malam diakhir malam itu, iapun pulang meninggalkan aku setelah mengantar aku di kos.

“ Jen, tolong angat teleponnya !” segera aku menangkap telepon dan kudengar diujung telepon itu suara yang sangat kukenal “ Jeni, apa kabarmu ! masih ingat padaku kan ? sekarang aku sudah jadi anak Tuhan lho!..aku bersyukur kalo waktu itu kamu mau membagikan kabar sukacita ini padaku. Bagaimana kabarmu, kamu masih nggak ikut pelayanan penginjilan ?, aku ikut dong !” sesaat aku tertegun..”e..e..em..aku baek kok.kamu telepon Kak Rini aja untuk gabung pelayanannya..” jawabku gugup.

“baiklah kalau begitu, kamu datang kan besok minggu, aku sudah sangat kangeen nich !, bye..God bless!” kututup telepon dengan mendesah, entah mengapa dadaku berdebar-debar...aku tak tahu apa ini pengaruh obat yang kuminum karena pusing atau karena suara sahabat lamaku itu..

Malam itu aku merenung kembali....ingin sekali aku kembali. Tetapi aku tahu aku tidak bisa kembali lagi…dua tahun lalu aku bersaksi dengan penuh kasih kepada sahabatku Anita..dengan menangis aku membimbing dia dari jalannya yang suka bermabuk-mabukan dan hidup brutal, tetapi masih saja dia masih belum percaya akan ucapanku . aku harus melepaskannya untuk kuliah di Jakarta, sedangkan aku menimba ilmu di Surabaya. Sejak itu, aku begitu kesepian..aku tidak memiliki sahabat yang lain.walaupun dia dianggap tidak baik oleh teman-temanku ..waktu itu aku begitu mengasihinya dengan kasih Allah..”oh Tuhan ..andaikan aku bisa kembali..”

tanpa terasa air mataku mengalir deras..betapa aku sadari malam ini..aku telah kalah..gagal..dia begitu mengasihi Yesus, sedangkan aku tetap seperti ini…semakin buruk saja..aku memang cantik dan pandai, dulu aku suka bersaksi dan berubah..aku bertanya sejak kapan aku begini tanpa kusadari. Untuk ke sekian kali malam itu aku mencoba berdoa diantara jenuhnya saat aku berdoa tahun-tahun ini..”Bapa, mengapa aku jadi begini ?…..Bapa…” aku begitu kaget saat sekilas kulihat kekasihku yang sangat kusayangi itu dalam doaku..aku merenung, rupanya sejak aku berkencan dengan dia, aku berubah dan tidak memperdulikan lagi pelayananku….hatiku pada Tuhanku yang sangat kucinta dulu telah berubah..

Sejak aku menjalani dua tahun bersamanya..dulu aku memiliki visi menyelamatkan keluargaku yang tak karuan..menginjili di desa desa..aku memiliki visi yang besar..visi yang kutangkap sejak aku jatuh cinta pada Pribadi yang mulia itu….

Yaah…Chris adalah nama yang manis bagi hidupku, orang yang baik dan ramah, hanya ada satu kelemahannya yaitu dia bukanlah seorang anak Tuhan yang sungguh-sungguh dan yaaah, dia juga tidak memiliki visi sepertiku. Dia hanya berimpian untuk bekerja sebagai pengganti papanya yang kaya raya dan dulu aku berpikir aku bisa berjalan dengannya karena kukira suatu saat dia akan mendukungku dalam Tuhan.. Tetapi mengapa malam ini aku begitu terusik. Sebenarnya aku sedang ada dimana dan benarkah jalan hidupku ini ? setelah merengung begitu panjang, akupun tertidur, dan sekali lagi, tanpa mendapat jawaban yang pasti….

Keesokannya,…..

Aku kembali kekampus dan kulihat Chris sedang duduk dengan  tumpukan skripsi yang sedang dibacanya, akupun mendekatiny
“Chris, gimana kabarmu hari ini….” Ucapku lirih
“Kamu dah datang rupanya! Baik aja seperti biasanya…oh ya say, nanti malam kita nonton film yuk! Katanya sic seru.kamu bisa kan? “ dadaku langsung berdegup kencang saat dia memandangku tajam dan dengan begitu bersemangat mengajakku.
“e..e…okeylah.aku bisa kok..” kemudian kami berpisah karena aku harus memasuki kelas Agama dan dia masih sibuk membaca skripsi untuk bahan skripsinya.
“Kelas yang membosankan …” pikirku, setelah memasuki kelas yang biasa selalu terlihat sepi.

Aku duduk dibagian kanan ruang dan duduk sendiri, aku memang punya banyak teman di kelas, tapi hari itu aku begitu malas bercanda denagn mereka mengenai fashion terbaru, mode-mode dan tata rias terbaru.

Saat dosen menerangkan mengenai keselamatan, akupun hanya bisa melamun dan entah kenapa hari itu aku seperti orang yang ling-lung. Semua temanku hanya mendiamkan aku karena melihat ‘mood’ ku yang lagi buruk. Sesekali aku menatap dosen agamaku yang dengan bersemangat sekali menerangkan mengenai betapa berharganya keselamatan itu ..aku hanya menghela nafas dan membela diri “aku juga sudah selamat, hanya mungkin aku tidak seperti dulu..bukan berarti aku kehilangan keselamatan kan?” tanyaku dalam hati sekaligus ingin membenarkan diri.

Sepulangnya dari kampus, Chris langsung menjemputku dengan mobilnya yang sangat kukenal, akupun duduk didepan, disampingnya bak seorang ratu. Aku senang untuk duduk dikursi itu, aku merasa sangat berharga dan nyaman berada dekat pria yang kucinta….”ahhh, ada apa sih denganku? Aku seperti oarng gila saja..aku kan tidak melakukan suatu kejahatan, aku mencintai pria ini dan tidak mungkin mendapatkan gantinya, apalagi Chris memiliki keluarga yang baik dan juga rajin beribadah, bahkan Chris sendiripun tidak pernah anti dengan semua kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR, seminar dan ibadah. Aku memiliki pria yang terbaik dalam hidupku..”.

“Jen, kira-kira kamu bisa lulus setahun lagi dak?” Tanya Chris sambil melaju menuju Tunjungan Plaza untuk  menonton bioskop”
“Mungkin bisa, ada apa? “ tanyaku heran, tidak seperti bisanya dai bertanya tentang kelulusanku
“Emm…kamu tahu aku sangat serius padamu…” jantungku semakin berdebar kencang tanpa berani menatap, dia melanjutkan “Aku ingin tahun depan kita bertunangan..kau mau kan? “
“Ha???…..emm..aku pikir lagi ya? “ jawabku gugup
“okeylah, tapi aku yakin kau pasti setuju “ dia tersenyum bangga dan memberikan senyumnya yang paling manis untukku.

Semalam itu, entah untuk berapa kali dia selalu mengajakku keluar malam untuk menonton, jalan-jalan ataupun menghadiri pesta teman…tetapi di hatiku mulai ada yang mengusik kembali dan hatiku bertanya-tanya “Benarkah dia pasangan yang terbaik untukku?….memang tidak ada alasan untuk menolaknya, dai sempurna, dia mengasihiku dan memahamiku….”

Hari-hari begitu cepatnya berlalu, aku mulai tidak memperdulikan masalah yang mengusik jiwaku, aku berkata pada diriku sendiri, bahwa aku akan mengalir saja, apa yang terjadi, terjadilah!!! Selama hari-hari itu, akupun terus bersama Chris dan bahkan akupun mulai menyutujui pertunangan kami. Dia mulai sering menggodaku dan menawarkan cincin yang akan kami beli untuk pesta pertungan kami tahun depan. Akupun tidak mempedulikan Anita yang telah datang ke Surabaya, aku selalu mengatakan bahwa aku sedang sibuk, dan selalu berusaha menghindarinya.

Tepat pada hari Ulang tahunku yang ke-22, 21 Desember aku mendapat kejutan yang sangat mengagetkan aku, bahwa saudaraku dari Amerika telah meninggal karena sakit di sana. Aku dan seluruh keluargaku segera berangkat ke Amerika, tentu saja Chris tidak bisa iku bersamaku, itu membuatku sedih, aku merasa tidak dapat dipisahkan lagi dengannya.

Diluar negeri, kami berkabung di rumah tante Weny dan kami menginap di sana untuk seminggu. Setelah acara penguburan, aku melihat seorang pria datang ke makam saudaraku itu, karena penasaran aku mendekatinya dan bertanya
“Maaf, apakah kau mengenalnya?”
“O…maaf…” dia segera berdiri dan mengusap air matanya, dengan tegap dia menjabat tanganku dan berkata
“Oh, maaf, kenalkan, namaku Tom, aku teman Ane di gereja..kau pasti sepupunya, Jane ?”
“Kau tahu namaku? Apakah Ane sering bercerita padamu?’ujarku sambil malu-malu…

Dia mengajakku berjalan menuju ke luar makam dan duduk di dekat taman kota yang asri,
“Yaah, Ane sering bercerita tentang satu-satunya sepupunya yang dia kasihi. Aku cukup mengenalnya karena sejak tantemu pindah kesini, Ane berumur 10 tahun, aku salah satu teman terdekatnya..” dari raut wajahnya, aku tahu pria di depanku ini sangat mengasihi Ane, sepupuku.
“Tom, maafkan aku, aku ingin bertanya padamu, bagaiman Ane disini? Seperti apakah dia di sini? Aku memang sudah lama tidak menghubungi dia, empat tahun lalu terakhir kami bertemu dan waktu itu dia sedang mengalami kebimbangan akan tujuan hidupnya..apakah kau juga mengetahuinya? “

“Ya, aku tahu …waktu itu Ane bercerita padaku dengan menangis dan kamipun menndoakan dia ….sebenarnya masalahnya tidak semudah itu Jane…sejak kecil dia hanya memiliki seorang ibu dan dia membutuhkan kasih sayang ayah, tapi karena melihat ayahnya yang telah meninggalkannya, hatinya terluka dan dia mengalami kepahitan dengan semua pria yang mecoba mendekatinya. Aku masih ingat saat dia berumur 15 tahun, ada seorang teman prianya mendekatinya, dia bersikap begitu jahat dan aku melihat itu bukan Ane… tetapi sesuatu telah mengontrolnya. Saat dia mulai bisa berkawan dengan anggota pemuda di gereja kami, kamipun mulai mendekatinya dan mulai membalut luka lamanya….

“Iya,…dulu aku juga merasa dia sangat terluka, berkali-kali aku berdoa dengannya tetapi dia malah menjerit …aku kasihan padanya…empat tahun lalu..apa yang terjadi padanya sehingga dia berubah?
“Empat tahun lalu, dia betul-betul bertobat dan dipulihkan hatinya…memang butuh waktu yang panjang …tapi dia berhasil juga. Saat itu dia berikan hidupnya sepenuhnya untuk Tuhan, dan setelah bulan-bulan berikutnya panggilannya menjadi penginjil semakin kuat. Dan dia ingin segera lulus dari kuliahnya dan mengambil pendidikan misi penginjilan…..tetapi dia tidak sempat kuliah teologi, dia bertemu dengan seorang pria yang menarik hatinya, dia seorang ketua misi penginjilan di salah satu persekutuan, dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya, dan dia benar-benar serius…..
Terus, apa yang terjadi??…kenapa aku tidak mengetahui hal itu?
“Dua tahun lalu, dia mulai menjalin hubungan dengan pemuda itu, tetapi suatu saat pemuda itu meninggal karena sakit yang parah…Anepun semakin terpuruk kembali dan dia menjadi sakit-sakitan…aku sangat sedih melihatnya…dia menjadi wanita yang keras dan tidak dapat menerima kenyataan …kelihatannya dia semakin kecewa dengan Tuhan”
“Yaah, jalan Tuhan memang tidak terselami…..dulu akupun begitu, saat aku bertobat, aku ingin selalu menyenangkan hati-Nya…aku mempunyai panggilan………..”

Tiba-tiba air mataku menetes dan aku tidak mampu menahan hatiku…pikiranku semakin kacau dan seolah ada suara yang berkata padaku “Dimanakah Jane yang dulu?? Akankah kau hilang juga seperti Ane ? Aku tidak rela…Aku tidak rela..oh..kesayangan-Ku…anak berharga-Ku??….”

Tom dengan bersabar menungguiku meluapkan semua isi hatiku di Taman  itu…Kuakui Tom adalah pemuda yang baik dan menarik, dia terlihat begitu dekat dengan Tuhannya, dia mengenal isi hatiNya..
“Jane..maaf..aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padamu di Indonesia…tetapi aku ingin sampaikan sesuatu padamu…Ane seringkali bercerita padaku bahwa Jane adalah seorang yang kuat, dan dia belajar banyak dari Jane, Jane memiliki tujuan hidup dan visi, sehingga membuat semua yang melihatnya kan bahagia…..kulihat jane yang ada di hadapanku sekarang mulai meredup…
Jane dengarkan aku, tiada yang lebih berharga di dunia ini kecuali kau mau serahkan hidupmu untuk Dia, bukankan Dia segalanya untuk kita? Semua yang kita miliki adalah untuk Dia, dan Tuhan ingin kau serahakn semua kembali, seperti dahulu….” ucapnya terakhir sebelum kami berpisah.
  
Seketika itu aku mengerti bahwa Tuhan tidak pernah berhenti mencariku. ..aku mulai merangkak dalam hadirat-Nya dan aku berdoa kembali untuk membuat suatu komitmen yang baru…Setelah sore itu aku dan Tom berpisah, aku menikmati malamku yang begitu indah bersama Tuhanku kembali…Aku mengerti Dia menginginkan aku…aku tidak boleh kalah dan hancur …aku tidak mau lagi jauh dariNya…aku ingin genapi semua rencanaNya bagiku…hari itu…aku benar-benar telah jatuh cinta kembali!!!

Seminggu berlalu dengan cepat, dengan membawa sedikit oleh-oleh dan kenangan-kenangan singkat bersama dengan saudara baruku Tom, akupun pulang ke Indonesia, ke Surabaya lagi, tempat dimana aku kuliah. Selama aku di Amerika, Chris juga setiap hari menghubungi aku, telepon  setiap hari, akupun tidak bisa menolak perhatiannya.
“Sekarang aku akan lebih berhati-hati dalam hidupku” kataku pada diriku sendiri

Keesokannya, hari libur untuk kuliah karena menjelang libuaran Natal dan UAS, Chris datang ke kosku seperti biasanya dan kami ngobrol.
“Chris, ada suatu pertanyaan yang belum pernah aku tanyakan padamu….bolehkan aku bertanya?’ tanyaku dengan sedikit tegang, dia hanya tertawa
“Duh, sayangku dari Amerika kok langsung berubah gini…emange mo naya apaan sampe tegang begitu? “
“Aku tidak bercanda…tapi tolong jawab dengan jujur…apakah kau bersedia menikah dengan seorang penginjil wanita? “
Penginjil wanita ??” dia mengerutkan dahinya “siapa?”
aku hanya terdiam, dan melihat reaksinya. Apakah dia tidak menyadarinya? Aku semakin menanti-nanti jawabnya, dia segera menyadari sikapku dan berkata,
“Apakah kau…??? Penginjil wanita??? “ dia mulai kelihatan tegang mengikuti sikapku dan menunduk diam. Beberapa menit akmi hanya bisa terdiam dan kulihat dia berpikir keras.. kemudian..
“Jane, aku mencintaimu sperti apa adanya sekarang…sejak kapan kau berpikir begitu? Bukankah kita akan menjadi jemaat yang baik dan akan rajin beribadah, kalau kau ingin mengikuti semua KKR ataupun seminar, aku  tidak akan keberatan untuk pergi bersamamu..apa yang terjadi denganmu, kau sepertinya bukan Jane yang ku kenal…” Ucapnya dengan agak kesal
  
“Chris….maafkan aku…justru inilah Jane yang seharusnya dan yang sebenarnya…bukan Jane yang kau kenal..aku hanya bertanya kok, jangan marah begitu…” mulutku kelu dan aku tidak bisa bicara apa-apa..
Malamnya, aku merenung,…dan aku mulai berdoa

“Bapa….aku bingung harus bagaimana…bisakah Kau ubah Chris untuk menerimaku seperti sekarang, ….aku mencintainya Tuhan……” aku mulai menangis
“ Aku berikan hidupku untukmu, aku tak tahu kehendakMu ..ajari aku untuk taat padaMu tuhan…apa mauMu?? Tangisku semakin menjadi-jadi

Saat aku berteduh dengan Tuhan, aku melihat bayangan-bayangan mimpi-mimpiku yang telah lama hilang…aku menjadi seorang pelayan Tuhan, memuridkan begitu banyak orang, memulihkan jiwa-jiwa yang terluka seperti Ane, dan aku juga melihat bayangan aku sedang berdiri dengan begitu kuat dan tegap…
.
Aku sangat terkejut, dan hatiku melonjak kembali “ Aku mau Tuhan..aku mau seperti Jane dalam bayangan itu…aku tidak mau itu hanya sebuah bayangan Tuhan, aku mau itu menjadi kenyataan….dulu aku menganggap semua itu biasa, tetapi ini adalah panggilan-Mu yang sangat berharga, dan semua yang ada adalah sia-sia…thx Lord….” Aku sangat bersyukur telah menemukan kekuatan-Nya dan kebaikan-Nya….Ia tak pernah berhenti berurusan denganku…

Mulai malam itu Chris semakin jarang menghubungiku, kini jarang lagi aku duduk di bangku mobilnya yang mewah, tapi kali ini aku merasa bahagia dan bersuka cita karena aku merasakanNya di hati kecilku. Siang yang panas itu, aku kembali melatih kaki-kakiku untuk berjalan menuju kosku yang jauh dari kampus tetapi tetap saja aku dapat bernyanyi tentang semua kebaikan-Nya dalamku. Aku sangat terkejut, melihat Chris yang telah duduk di teras depan kos dan kelihatannay dia telah lama menungguku

“ Hai Chris! Lama menungguku? “aku tersenyum padanya
“Lumayanlah….kamu pulang sendiri, kenapa tidak menghubungi aku untuk menjemputmu? “
“Tidak apa-apa, aku tahu kau sibuk menyusun skripsi “ aku duduk berhadapan dengannya sambil mengusap keringat setelah berjalan sekian lama dari kampus, keadaan mulai hening kembali, aku mecoba mencairkan suasana dnegan memberi gurauan kecil tapi nampaknya tidak berhasil
“Jane..aku ingin bicara ..kau yakin dengan keputusanmu? Apa kau tidak memikirkan masa depan kita berdua..sekian lama kita sudah saling mengenal…apakah kau yakin?”
“Chris, aku memang sangat mengasihimu, tetapi pada awalnya ini bukan rencanaku tapi Dia yang memanggilku, tapi akhirnya ini juga menjadi keputusanku dan aku mau berjalan dalam keputusan-Nya…Chris, apakah kau tidak bisa memahami panggilanku ini? Jika ini kehendak-Nya, apakah kau bisa menerimanya? Kau berkata jika aku ingin pergi ke KKR manapun kau akan mengantarku…tetapi aku tidak mau menjadi jemaat yang biasa dan hanya hadir saja di kegiatan rohani Chris, aku ingin menjadi orang yang terlibat di dalamnya dan melakukan tugasku dengan baik, melayani semua orang dan………….. menemukan penolong yang tepat, sori Chris…aku lebih mengasihi Tuan yang kulayani…maaf…”
“Bagiku ini tidak masuk akal, bukankah kita bisa menentukan hidup kita, bukankah Tuhan bukan pemaksa, mengapa harus begini??”
“Kita bisa tentukan hidup kita kalau kau mau, tapi aku…aku menyerahkan kehendakku padaNya agar kehendak-Nya yang terjadi dalamku…karena itulah yang terbaik…aku ingin memulai hubungan yang baru denganmu..dari awal..jika kita memang dikehendaki-Nya bersama..semua akan nyata pada waktunya..tepi sekarang, aku tidak bisa lebih jauh lagi…”

Chris langsung pergi beranjak dari hadapanku dan dia langsung pergi tanpa memberikan senyumannya yang selalu diberikannya sewaktu dia melangkah keluar pagar kosku. Tak kusangkal, hatiku sangat hancur…dan aku ingin menangis tapi aku hanya menghela nafas dan berkata
“Biarlah kehendak-Mu yang terjadi, dan bukanlah kehendakku………..”

Mulai saat itu, suatu kehidupan baru telah menantiku dengan sejuta mimpi-mimpi yang baru………………….

By Evie Mehita

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar