RSS
Container Icon

Profetic Worship Day


Senin 5 Oktober 2009 lalu kami bersa-sama berkumpul di lantai 3 dari gereja kami. Profetic Worship Day dihadiri oleh puluhan jemaat dan pelayan pujian, penyembahan, pemusik, penari dan pendoa. Beberapa dua bulan lalu saya mendapatkan pesan agar kami kembali menguatkan pilar pujian penyembahan. Pujian dan penyembahan sangatlah penting untuk mengisi bait Allah dalam kemuliaan-Nya. Setelah mendapatkan pesan itu, otak dan hati saya berpikir saya harus segera melakukannya. Apa nama acara ini? Setidaknya ini bukan program yang kaku tetapi suatu hal yang mengijinkan kita “ mengalir “ bersama hadirat-Nya yang manis, dimana anak-anak Bapa, sahabat dan para kekasih Allah dapat mengekspresikan cintanya lewat menari, menyanyi, bermain musik dan menyembah-Nya. Nama yang terlintas adalah PWD, Profetic Worhip Day. Suatu hari yang indah dimana kita datang bersama-sama untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran.
Malam itu semua pserta PWD cukup lelah karena aktivitas masing-masing. Ada yang pulang dari tempat kerja, ada yang sepulang pelayanan dan menghadiri Pembapaan atau R2R Goes To Campus di Ubaya hingga lebih dari pukul 6 petang. Sayapun merasa sangat letih karena keterbatasan tubuh saya. Tetapi setelah melayani Tuhan di kampus bersama beberapa pelayan Tuhan dan keluarga rohani saya, saya merasa dikuatkan kembali melihat anak-anak yang dilayani dan mendoakan mereka satu persatu.

Dengan letih dan tidak tahu harus memimpin bagaimana, saya berangkat ke gereja CMC dan menyiapkan diri. PWD dimulai pukul 19.00 malam lewat 15 menit karena menunggu beberapa teman yang belum datang. Pujian yang pertama kami naikkan dihadapan Sang Raja dengan lagu “ Kau sangat kucinta”. Kami semua mengalir dalam penyembahan yang lebih dalam bersama Sang Kekasih di Sorga.


Bagaimana cara menyembah Tuhan?
Tuhan ajarkan kepada saya bahwa “ kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu dan segenap akal budimu…”

Menyembah adalah kasih kita kepada Bapa. Dengan segenap hati, berarti dengan seluruh keberadaan, identitas dan seluruh roh kita yang terdalam. Dengan segenap jiwa, berarti dengan seluruh emosi, perasaan kita.  Bolehkan kita menyembahnya dengan emosi? Ya boleh, jika tidak kita akan menjadi seperti mayat hidup atau robot penyembah. Tetapi ingat, bahwa kita bukan hanya menyembah Tuhan dengan jiwa, karena jika demikian, maka pujian kita akan kedagingan dan tidak berkenan. Dengan segenap kekuatan, apa artinya? Menyembah Tuhan harus dengan fisik kita juga, dengan tangan, tubuh, kaki kita, sikap tubuh hormat menyembah-Nya dalam kekudusan. Dengan segenap akal budimu, yang berarti dalam menyembah-Nya, pikiran kita harus berfokus kepada Dia, satu-satu-Nya tujuan kita.

    Setelah tahu bagaimana cara menyembah dan mencintai Dia, kami mulai belajar mengekspresikan diri, tanpa malu-malu untuk masing-masing menari dan melepaskan kerinduan kita untuk menyembah dibait Tuhan. Lagu “ Biar sgala yang bernafas” kami pujikan berkali-kali sampai kami tidak malu lagi mengerahkan roh, hati, jiwa, tubuh, pikiran kami untuk menyembah Dia. Setelah itu kami mulai mengalir dalam penyembahan dan penyembahan yang lebih dalam. Ada yang menari, ada yang bersujud, ada yang berdiri, semua mengekspresikan penyembahannya dan cinta kepada Bapa dengan cara yang berbeda-beda. Tenggelam dalam hadirat Tuhan juga membawa saya untuk menimati-Nya lebih dalam dalam tarian, pujian-pujian baru dan doa. Kami bersukacita dalam penyembahan kami, rumah-Nya harus dipenuhi dengan keagungan dan semarak. Rumah-Nya tidak boleh sepi dan gelap. Kami mengagungkan Bapa,  menyanyikan lagu cinta buat Yesus dan penghormatan kepada Roh Kudus… Setelah itu Roh Kudus membawa kami untuk berdoa dan bersyafaat dalam ucapan-ucapan profetik bagi kerajaan-Nya. “ Dia adalah Panglima kita, Dia dasyat! Dia ajaib! Rencana-Nya tak mungkin gagal! “ dan lain sebagainya…semua bermazmur dengan bahasa roh maupun bahasa manusia..dengan doa, maupun tarian dan pujian….

Walau harus mengerahkan seluruh tanaga saya dan tubuh yang letih..saya merasakan sukacita, kekuatan yang hebat dari Tuhan…Dialah sumber cinta, sukacita dan kekuatan kita…Kami berdoa untuk melawan dan mengusir kegelapan disekitar kami dan menyalakan pelita kami masing-masing…ya..saya rasakan api penyembahan itu menyala dengan indah di tiap-tiap yang datang…Saya merasakan bahagia menyembah-Nya dan kami semua merasakannya.

Ada pelajaran yang berharga kami dapatkan:
1.    Menyembah-Nya adalah kebahagiaan yang tak terkira, ada kekuatan, semangat dan cinta
2.    Setelah menyembah Dia dalam kekudusan, barulah kita dapat berdoa dan berperang dengan kuasa 
       karena dalam penyembahan ada kuasa
3.    Semua penyembah (penari, pemusik, penyanyi, pendoa, dan semua yang datang) adalah pasukan tentara
       Allah
4.    Memasuki dimensi roh, penyembahan dan doa yang lebih tinggi membuat kita dapat lebih mengerti hati, kerinduan dan arti cinta dan panggilan-Nya. Betapa Dia telah mencintai kita! Dan kitapun mencintai Dia!

Kita menyembah-Nya karena mencintai-Nya
Kita menyembah-Nya karena kekaguman yang tak terkatakan dengan kata-kata…
Kita menyembah-Nya karena Dialah yang terindah dan terbaik..
Kita menyembah-Nya karena siapa diri-Nya…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar