2 Kor 4:7
Beberapa waktu yang lalu, saya sedang memimpin dalam ibadah anak muda, dan Tuhan berbicara kepada roh saya mengenai bejana. Tuhan berkata “ Betapa Aku rindu mengisi bejana-bejanamu dengan minyak, tetapi bejanamu bocor, dan rusak..”
Bapa di Sorga sangat merindukan kita dapat dipakai-Nya sebagai bejana kemuliaan-Nya. Mari kita menyanyikan berikut dengan sungguh-sungguh:
Tuhan, ku mau menyenangkan-Mu
Tuhan, bentuklah hati ini
Jadi bejana untuk hormat-Mu
Cemerlang bagai emas murni
Tuhan kuserahkan hatiku
Semua kuberikan pada-Mu
Kuduskan hingga tulus selalu
Agar aku menyenangkan-Mu
Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu
Hanya itu kerinduanku
Menyenangkan-Mu, senangkan hati-Mu
Hanya itu kerinduanku
Menjadi bejana Bapa, apa maksud-Nya?
1. Bejana dibentuk lewat banyak proses
Bejana dibuat kebanyakan dari tanah liat. Tanah liat akan mengalami berkali-kali proses;
- Tanah Liat digali dalam tanah
- Diinjak-injak dan dipisahkan
- Tanah liat harus dibersihkan dan direndam dalam air,
- dipukul, ditekan keras dan diputar dengan layer untuk menghilangkan gelembung udara dan dibakar.
- Dia harus diputar-putar di dalam roda, ditarik dan didorong berulang-ulang sebagian untuk mendapatkan
bentuk, dan disiapkan untuk dikeraskan.
- Dan tiba saatnya untuk dibakar!
Jika kita mau menjadi bejana, maka tidak ada cara lain selain melewati proses-proses menyakitkan diatas
2. Bejana diisi dengan minyak (2 Raja-raja 4)
Saya teringat akan seorang janda wanita dengan nabi Elisa, dimana wanita taat menyediakan bejana-bejana yang dikumpulkan dari semua kenalannya dan mujizatpun terjadi! Minyak tidak berhenti mengalir sampai semua bejana yang disiapkan itu penuh!
Bejana melambangkan hidup dan hati kita sendiri. Jika bejana itu bocor, maka yang terjadi adalah bejana itu tidak akan pernah dipenuhkan. Hidup kita perlu dipenuhkan dengan Kristus sendiri. Dalam hati kita akan mudah sekali terasa hampa dan fana, karena memang kita hidup dalam dunia yang hampa.