semua musuhku
Evie Mehita
Jemaat yang dikasihi Tuhan, tahukah kita isi hati Tuhan? Seringkali mungkin kita curiga kepada kasih dan keadilan Tuhan. Mari kita merenungkan isi hati Tuhan kepada kita:
Tuhan membawa saya berjalan dan saya melihat batu putih, Tuhan berkata “Seringkali anak-anak-Ku tidak melakukan kehendak-Ku, mereka menyimpang dari jalan-Ku, mereka kehilangan ketaatan pada-Ku, mereka seringkali memberontak…Seringkali ana-anak-Ku tidak memahami hati-Ku…Hati-Ku seperti batu putih ini.. walau dilukai, disakiti dan darah hitam ketidaktaatan anak-anak-Ku menyentuh hati-Ku, tidak akan membuat hati-Ku berbeda.. Hati-Ku tetap Putih dan kesetiaan-Ku kekal… Hati-Ku tetap mengasihi mereka dan berharap mereka kembali pada-Ku… Hati manusia yang mengenal Aku… Menjadi putih kembali,,.seiring dengan kekecewaan, keputusasaan, ketidakberdayaan dan kepahitan hati itu menjadi hitam kelam… engkau dapat memutuskan untuk menghilangkan kerak-kerak hitam di hatimu.. kerak-kerak kepahitan.. sebab jauh di dalamnya ada hati-Ku yang putih di sana,, ketetapan hati anak-anak-Ku dan keputusan mereka untuk membasuh dan menggemburkan hati merekalah yang membuat hati mereka dan engkau putih kembali..
Selama masih ada 1 titik putih di hati anak-anak-Ku,, masih ada pengharapan untuk memulihkan hati mereka… (pikiran-pikiran yang membandingkan jalan yang berbeda antara satu sama lain juga mempertanyakan keadilan-Ku) akan membuat kerak-kerak hitam itu akan menebal.. sebab jalan-Ku bukan jalanmu,, rancangan-Ku bukan rancanganmu… Begitu banyak anak-anak-Ku yang tidak berbahagia dengan jalan-Ku karena mereka memiliki kerak-kerak kekelaman di hati mereka… mereka merasa paling tahu jalan-jalan yang baik… manusia daging berpikir daging dan sementara.. tetapi manusia roh berpikir kekekalan.. mereka yang dari daging tidak mungkin dapat mengasihi-Ku dengan segenap hati dan kekuatan mereka.. mereka akan dengan mudah melayani-Ku saat suasana hati dan daging mereka dipuaskan oleh berkat, cinta, perhatian, penghargaan,, tetapi begitu mereka tidak mendapatkan itu, mereka tidak mau melayani-Ku kembali… Mereka selalu berpikir agar Aku atau sahabat-sahabat mereka memahami mereka.. pusat perhatian dalam hidup mereka adalah “aku” dan “aku”…”
Jika aku tetap bertahan pada suatu pilihan, semata-mata
itu karena pilihanku..
Jika aku memberi lebih banyak ruang untuk kesukaan
dan ketidaksukaanku sendiri..
Jika aku lembuy terhadap diriku sendiri, mudah memaklumi,
serta merasa nyaman dalam perasaan mengasihani diri sendiri
dan memancing simpati..
Jika saat ini aku menyadari bayangan akan penyaliban "diri" yang ada di ambang batin,
aku tidak menutup pintun dan (dalam kuasa-Nya yang bekerja didalam diri kita untuk berkehendak dan berbuat) tetap menjaga pintu itu tertutup..
MAKA..
Aku tidak tahu apa-apa mengenai KASIH KALVARI