Sadarkah kita bahwa dalam jiwa kita terdalam, kita memiliki jeritan-jeritan jiwa yang tersembunyi dalam batin kita? Suara jeritan itu terkadang muncul dalam perbuatan, dalam keputusan yang tiba-tiba kita ambil, dalam sikap dan bahkan dalam semua yang kita lakukan. Hal ini mungkin nampak dari luar dan meledak keluar dari hati kita tanpa kita benar-benar menyadarinya..
Sebelum kita melihat apa JERITAN HATI TUHAN, saya mau bertanya kepada setiap hati kita..apakah jeritan hati anda?
Ada banyak jenis jeritan didalam hati kita:
1. Jeritan untuk mengenal Tuhan.
Setiap hati manusia yang diciptakan di bumi ini memiliki kerinduan yang sama untuk mengenal siapa Tuhannya. Kesadaran kita akan mengenal Tuhan dan membutuhkan Tuhan. Harusnya kita semua punya kesadaran ini bahwa kita tidak hanya membutuhkan Dia namun mengenal Dia secara pribadi sebagai Tuhan kita.
2. Jeritan Hati yang merasakan penderitaan
Anda tidak akan membayangkan penderitaan yang Ayub rasakan dan apa yang
akan kita rasakan kalau kita menderita seperti Ayub. Sejak kecil kita sudah mengenal rasa sakit. Rasa sakit karena luka, kecewa, ditinggalkan, trauma, kepahitan, dan lain sebagainya. Belum lagi penderitaan badani yang kita rasakan akibat tubuh yang sudah dikutuk dalam dosa. Penderitaan yang kita alami membuat jiwa kita menjerit. Ada orang-orang yang begitu menderita karena uang di masa lampaunya, ketika dewasa dia akan sangat sensitif dan bisa mengejar uang untuk membuktikan keberhasilannya atau menutup lukanya di masa lampau karena uang. Ada juga yang menjerit karena kerinduan dikasihi, dicintai dan dihargai. Ada yang menderita karena luka pelecehan dalam tubuh, jiwanya. Hal ini mengerikan, namun dibumi kita tidak akan dapat menghindari ini. Setiap kita memiliki jeritan dalam penderitaan kita.
3. Jeritan Hati Nurani yang merasa bersalah
Ada orang-orang yang justru menutupi rasa bersalahnya dengan kesombongan, ada juga yang meremehkan jeritan ini sehingga membuat hati nuraninya semakin tumpul. Ada juga yang berusaha mengatasi rasa bersalah dan menjadikan hidupnya dalam jeruji keakutan dan kecurigaan. Saudaraku, semua orang memang bisa membuat kesalahan, terkadang ada bekas-bekas luka dari kesalahan kita di masa lampau yang mungkin akan tetap membekas seumur hidup kita. Apa yang akan anda lakukan dengan jeritan jenis ini? Apakah kita bersedia menyerahkan rasa bersalah ini ke dalam tangan Anugrah Bapa yang Pemurah? Dosa kita yang menjadi pemisah antara kita dengan Bapa, tapi saat kita betul-betul bertobat dan mau meninggalkan dosa itu, maka kita akan mendapat anugrah Bapa. Saat Bapa mencurahkan anugrah-Nya, justru seringkali penghakiman kita atas diri kita atau orang lain tersebut lebih besar dari anugrah Tuhan! Bukankah Dia bersedia mengampuni kita, mengapa kita masih hidup dalam rasa bersalah dan penghakiman terhadap diri sendiri dan orang lain?
JERITAN TUHAN BAGI UMATNYA
SEKARANG KIRANYA MATA KITA BERGEMBIRA
SEKARANG KIRANYA MATA KITA BERGEMBIRA
Philip Doddridge (1702-1751)
Sekarang kiranya mata kita bergembira
Imam Besar Agung kita di atas,
Dan merayakan pemeliharaan-Nya yang tetap
Dan kasih yang penuh belas kasihan.
Walaupun diangkat ke tahta yang ditinggikan di surga,
Dimana para malaikat menyembah,
Dan diatas semua pemilik cahaya,
Dengan mahkota kehormatan tak tertandingi.
Nama semua orang kudus-Nya ada pada-Nya,
Terukir dalam di hati-Nya;
Jangan ada seorang Kristen yang paling jahat sekalipun berkata
Bahwa ia telah kehilangan bagiannya.
Ya, Juruselamat agung, di dada kami
Kiranya nama-Nya yang terkasih dikenakan,
Suatu hiasan dan pelindung,
Sampai kepada masa kekekalan.
ANDA ADALAH PROFESIONAL
Jika anda masuk ke dalam sebuah Universitas ataupun sebuah Perusahaan, maka anda akan mengalami sebuah proses seleksi. Ada berbagai macam ukuran standar seleksi yang ditetapkan masing-masing perusahaan ataupun sebuah Universitas. Namun sebuah Perusahaan yang baik tentunya akan menetapkan sebuah standart yang berkualitas seperti standar International/ISO.
Tahukah saudara, seharusnya kita sebagai anak-anak Bapa, kita juga harusnya memenuhi standar yang sama? Yaitu standar yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Kita mungkin harus melewati banyak uji mutu seperti karakter kita, tindakan, dan sikap hati kita, buah-buah kita agar dapat diselaraskan dengan kualitas Surgawi.
Apa artinya Profesional? Kita semua harusnya menjadi professional yang berarti kita punya kualitas di bidang kita masing-masing, itulah professional.
Di dalam professional, mengandung makna etos kerja, integritas, kesungguhan/segenap hati. Kata segenap hati adalah seperti “Jantung” yang adalah hidup. Hal ini juga mengarah pada panggilan kita yang menjadi jantung/hidup/habitat kita yang kita lakukan dengan segenap hati kita.
Betapa berharganya sebuah kepercayaan itu. Entah anda dipercaya di dalam lingkup pekerjaan, ataupun pelayanan. Mari kita belajar untuk dapat dipercaya oleh Bapa. Ketika anda mendapat sebuah tanggung jawab, apakah anda melakukannya dengan sungguh-sungguh? Anda bertanya “Tapi, aku tidak mendapat kesempatan!” Benarkah Tuhan tidak memberikan kesempatan? Ataukah kita yang tidak bersedia dipercaya dalam kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan?
Kesempatan selalu datang kepada kita. Apakah anda pernah menonton pertandingan sepak bola? Bagaimana rasanya jika anda menjadi pemain cadangan dan duduk di bangku cadangan sambil menyaksikan pertandingan? Mungkin anda bisa melihat saat siaran pertandingan berlangsung, ada pemain-pemain cadangan yang tidak bersungguh hati pada timnya, malah bersantai, menguap, dan bermalas-malasan. Tetapi ada juga yang kita lihat para pemain cadangan yang dengan segenap hati mendukung dan menyaksikan pertandingan dan selalu SIAP untuk dipanggil masuk ke gelanggang pertandingan kapanpun dibutuhkan! Anda bisa melihat perbedaannya! Dan apakah anda bersedia Tuhan tempatkan anda duduk di bangku pemain cadangan? Apa reaksi kita??