RSS
Container Icon

Restoring The Altar (5)

Doa Menjaga hubungan dengan Baoa tetap hangat..pada waktunya,
Hubungan yang indah dan hangat itulah yang menjaga api mezbah tetap menyala!


Doa sejati dimulai dari keinginan untuk BERDOA. Murid-murid Yesus meminta Yesus mengajari mereka bagaimana berdoa, bukanlah meminta Gurunya untuk mengajari bagaimana cara membuat KKR yang besar, bagaimana cara berkhotbah yang hebat, ataupun hal-hal yang lain. Mereka meminta Yesus mengajari mereka BERDOA. Tetapi mereka meminta “cara” tertentu, Yesus mengajarkan kepada mereka, dan kita untuk berdoa yang benar dihadapan Bapa.

5 ASPEK PENTING DOA:

1.    Memahami alasan berdoa
Yesus memberikan suatu contoh yang baik didalam doa, bahwa dia tidak pernah berdoa di keramaian publik, tetapi di tempat-tempat sepi, ke padang gurun. Orang Farisi berdoa agar dilihat dan dipuji orang, Yesus mengajarkan agar murid-Nya tidak mencari metode. Doa bukanlah kata-kata yang hanya diulang, itu bukan doa; itu agama. DOA adalah HUBUNGAN yang BERARTI, bukan ritual. MENGAPA BERDOA? Doa adalah karena Hubungan. Jika kita berdoa, berarti kita sedang mengembangkan hubungan dengan Bapa.

2.    Konsistensi dalam doa
Jikalau alasan kita berdoa adalah berdasarkan sebuah HUBUNGAN, maka haruslah ia berdoa dengan konsistensi. Tanpa konsistensi, maka tidak ada hubungan. Alasan Yesus berdoa setiap pagi di padang gurun adalah karena hubungan-Nya dengan Bapa- suatu hubungan yang tidak mau Dia terlantarkan. Kita harus punya komitmen terhadap hubungan ini, dan oleh karenanya, kita memelihara dan mengembangkannya. “Tetaplah berdoa.” 1 Tes 5:17

3.    Tanggung Jawab kita dalam doa
Dalam Lukas 11, Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang seseorang yang pergi ke temannya pada tengah malam untuk meminta roti. Pada mulanya orang yang sedang membutuhkan ini ditolak oleh temannya yang mengantuk, tetapi keuletannya pada akhirnya meyakinkan temannya untuk memenuhi kebutuhannya. Tanggung jawab kita dalam doa ada dua aspek: 1) Pengakuan kita akan hubungan dengan Dia yang kita jalin dalam DOA. Orang yang membutuhkan ini pergi ke rumah temannya atas dasar hubungan pertemanan mereka. 2) kedua, begitu kita mengakui hubungan itu sebagai dasar doa, kita juga harus ulet dalam doa. Ketekunan menguatkan hubungan, dan menghasilkan doa yang dijawab.

Berdoa itu aktif, kita bertanggung jawab untuk MENCARI ALLAH. Kita juga menerima tanggung jawab untuk bertekun dalam doa dan pantang menyerah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Beritakan Injil! (Charles Wesley)

Berikan kami semboyan pada saat ini, kata yang menggentarkan, kata yang penuh kuasa,
Seruan perang, semangat membara untuk menyerukan menang atau mati.
Kata tuk bangunkan gereja dari ketertiduran, Tuk penuhi amanat Tuhan
Panggilan yang diberikan, bangunlah, semboyan kami adalah, Beritakan Injil!

Sukacita malaikat bergema s’karang, Seluruh bumi memuji, dalam nama Yesus;
Kata ini bergema sampai ke langit: Beritakan Injil! Beritakan Injil!
Manusia yang sekarat, umat yang telah jatuh, Buatlah mereka mengenal anugerah Injil;
Dunia yang sekarang ada dalam kegelapan, Beritakan Injil! Beritakan Injil!

   (“Evangelize! Evangelize!” by Dr. Oswald J. Smith, 1889-1986;
      to the tune of “And Can It Be?” by Charles Wesley, 1707-1788).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kebangunan 1949 Hebrides (Duncan Campbell)

Karakteristik utama (yang lain dari kebangunan rohani tahun 1949 di Hebrides) adalah suatu kesadaran yang mendalam akan dosa – kadang-kadang bahkan mengarah pada keputusasaan. Saya mengetahui saat-saat dimana saya perlu menghentikan khotbah karena penderitaan dari mereka yang gelisah, dan banyak yang mengungkapkan perasaan dalam hati mereka dan beban rasa bersalah dalam hati nurani mereka, seperti kata-kata dari John Newton:

Hati nurani saya merasa dan mempunyai rasa bersalah,
Dan menghayutkan saya dalam keputusasaan;
Saya melihat dosa-dosa saya yang menumpahkan darah-Nya
Dan turut memakukan Dia disana..

(Di Jemaat Uig) seluruh kendaraan telah dipersiapkan untuk mengantar orang-orang yang ingin pergi ke tempat kebaktian, namun banyak yang terpaksa berjalan kaki bermil-mil jauhnya; tetapi jarak sama sekali bukan masalah; dan bagaimanapun juga mereka tahu kebaktian akan terus berlangsung: jika mereka terlambat pada kebaktian pertama, mereka pasti akan ikut di kebaktian kedua atau ketiga. Jadi, mereka datang dengan melintasi padang rumput dan bukit-bukit, pemuda dan pemudi, obor mereka menyala dalam kegelapan, hanya dengan satu tujuan, mendapat damai di hati nurani mereka yang berdosa, dan perlindungan dari badai dalam lubuk hati mereka, dalam naungan Batu Karang yang teguh..

Duncan Campbell, The Lewis Awakening(1949-1953)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Price and Power of Revival (Duncan Campbell)

Apakah kebutuhan saya, dan kebutuhan anda, merupakan landasan dmana Allah dapat bekerja? Oh, sungguh benar bahwa kelaparan kita, kelaparan yang sebenarnya, menyediakan tempat bagi Allah..
Dan alasan mengapakita tidak dipenuhi adalah karena kita tidak lapar akan Allah….

Krisis pertobatan selalu terjadi karena seseorang menyadari kesalahannya, tetapi krisis pengudusan terjadi bila seseorang menyadari kebutuhannya. Anda melihat hal ini diekspresikan dalam kata-kata dalam sebuah lagu pujian:

“Oh, kapan jiwaku mendapatkan ketenangan,
Pergumulan dan perjuanganku berakhir,
Hatiku sepenuhnya dimiliki oleh Juruselamatku,
Tanpa rasa takut dan dosa lagi?”

Disana anda akan meneriakkan kebutuhanmu; disana anda mengekspresikan kelaparanmu; disana anda memiliki kerinduan yang benar akan Allah; disana anda memiliki bejana dimana Allah mau mencurahkan diri-Nya.

Duncan Campbell (The Price and Power of Revival: Lesson from the Hebrides Awakening)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Waktu Ke Waktu

(Biasakanlah) diri Anda secara bertahap untuk menyembah Dia,
memohon kasih karunia-Nya ,mempersembahkan hati Anda dari
waktu ke waktu, sementara Anda melakukan kesibukan Anda ,
bahkan setiap waktu bila Anda bisa.
Jangan terlalu terikat etika dan membatasi diri Anda dengan
aturan-aturan tertentu, atau pada cara-cara tertentu dalam bersekutu
atau melakukan saat teduh ; namun bertindaklah dengan yakin akan Tuhan,
dengan kasih dan kerendahan hati.

-Brother Lawrence

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kekudusan Adalah..( Samuel Logan Brengle)

Kekudusan adalah kasih yang murni..
Kekudusan itu indah, tidak mengikat, dan luar biasa, tidak membosankan..
Kekudusan itu menyerupai Allah – dalam karakter, dan sifat dasar, dalam hati dan jiwa.
Sungguh keadaan yang indah!
Itu ditandai dengan kemiripan dengan Kristus dan bukan denga kejahatan,
Dengan sifat Ilahi dan bukan sifat iblis,
Dengan kesetiaan dan bukan hawa nafsu,
Dengan kemurahan hati dan bukan ketamakan,
Dengan pengabdian dan bukan kemabukan.
Kekudusan adalah kebaikan yang sempurna.
Kekudusan adalah kemurnian hidup

Samuel Logan Brengle

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Restoring The Altar (4)

ELIA: Seseorang yang sepenuhnya memahami api kemuliaan Allah.
KARAKTER-lah yang MEMBUAT API  ITU TURUN!!

Minggu lalu kita telah belajar bagaimana kehidupan nabi Allah yang bernama Elia, yang telah membalikkan hati bangsa Israel kepada Tuhannya. Dia melakukan pemberesan dosa, mengikuti Firman Tuhan dalam memulihkan mezbah, mempunyai gambaran yang lebih besar tentang Kerajaan Allah, mempunya hati dan motif yang suci, mentaati Allah tanpa berusaha membantu Dia, dan “Tampil” untuk berdoa setelah ia melakukan segalanya.

Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. 1 Raja-Raja 18:38

Ketika Tuhan menjawab dengan api, bangsa itu menyadari Allah Bapa yang penuh keperkasaan dan menghapuskan setiap keraguan mereka. Api membuat para penyembah berhala bersujud dan menempatkan segalanya dibawah kemuliaan Allah. 1 Raja-Raja 18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!".


API ALLAH Menghasilkan kelima hal ini;

Api Tuhan membakar habis korban.

Hal pertama yang dilakukan APi Tuhan adalah membakar habis kehidupan kita sebab kehidupan kita adalah KORBAN yang dipersembahkan kepada-Nya. Tubuh kita adalah persembahan yang hidup bagi Dia (Roma 12:1). Api ini dimulai BUKAN dengan pelayanan kita, melainkan dengan KEHIDUPAN kita. Jika kita rindu dipakai oleh-Nya, maka kita harus terlebih dahulu memberikan diri kita kepada-Nya.

Api Tuhan membakar habis kayu.

Setelah membakar habis korbannya, api juga membakar habis kayu di atas mezbah. Kayu ini mungkin melambangkan KARUNIA-KARUNIA kita, tetapi juga melambangkan Ketakutan, Keraguan, dan Kelemahan kita. Semua karunia, dan kehidupan kita adalah kepunyaan Tuhan. Api yang menguduskan kehidupan kita juga menguduskan karunia-karunia kita dengan cara Tuhan, sehingga kita dapat dipergunakan dalam pelayanan bagi kemuliaan-Nya.

Api Tuhan membakar habis batu.

Batu tidak mudah dibakar oleh api. Tetapi Api Tuhan sanggup membakar apa yang tidak dapat dibakar, melumerkan apa yang tidak mungkin dilumerkan. Dalam kisah Elia ini, Api Tuhan membakar habis bahkan batu-batu dari mezbah, yang merupakan landasan dari korban itu sendiri. Batu-batu ini melambangkan Pengetahuan, Pengalaman, Panggilan, Pelayanan, dan segala sesuatu yang kita klaim tidak tergoncang serta permanen. Hal ini juga mencakup apa yang KITA MILIKI dan yang KITA INGINI.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS