Hidup ini adalah sebuah perjalanan... Kita tidak akan pernah mengetahui kapan perjalanan ini akan berakhir... Masa lalu adalah sebuah kenangan, hari esok adalah impian... Kita tidak akan pernah menduga kapankah impian ini akan berhenti...
Kasih Bapa begitu besar kepada manusia sehingga Yesus datang ke dunia sebagai korban pemuas dosa dan ambisi jahat dari Iblis yang ada di dalam manusia. Betapa banyak manusia menjadi korban tipu daya Iblis di hari-hari terakhir ini... Manusia masih percaya ada kebahagiaan yang didapatkan dengan memuaskan nafsu dan ambisinya. Manusia percaya panggilan dan rencana Bapa adalah membuat manusia terpenjara dengan kenikmatannya. Manusia menjadi buta, sampai mereka membuka matanya dengan sebuah penglihatan akan sebuah rencara penghancuran Iblis yang akan membuat mereka menjadi bebas.
Malam itu awal penglihatan itu dimulai: sebuah nisan, yah ada sebuah nisan yang bertuliskan kata-kata: In Memoriam “Ex Warrior of God“ Sebuah perjalanan baru dari akhir kehidupan. Ada pribadi yang kukenal duduk memandangi nisan yang tak terawat itu. Yah itu Yesus!!!... Yesus lalu berpaling dan tersenyum padaku, kataNya: “Daniel kemarilah dan duduklah bersamaKu, pegang tanganKu.” Lalu Yesus berkata: “Daniel, lihatlah nisan ini dan peganglah.“ Ketika tanganku mulai memegang nisan itu, tiba-tiba ada aliran yang membuat seluruh tubuhku terbawa ke dalam nisan itu. Terdengar suara keluhan dan erangan yang sangat menyayat hati memecah keheningan. Aku mencoba mendengarkan apa yang dikatakan suara-suara itu. Ternyata suara itu sedang bercerita sesuatu. Begitu banyak cerita yang tak terceritakan sebelumnya diceritakan dengan penuh penderitaan.
Ada sebuah cerita pada nisan hitam yang di sekitarnya masih harum dengan tetaburan bunga yang begitu mengetarkan hati saya... Inilah cerita dari suara itu. “Namaku Prica Lee, umurku 43 tahun sebelum kecelakaan tragis merenggut hidupku.
Sebelum aku dilahirkan, aku ingat Bapa membelai aku dan mengatakan: “Berkaryalah dan berdampaklah anakKu, kerinduanKu engkau menjadi pahlawanKu dalam pemberitaan Injil dan menjadi kesaksian untukKu dengan talenta-talenta yang Kuberikan.” Waktu itu aku berteriak kegirangan karena sebentar lagi aku akan menjadi anak dari sebuah keluarga yang akan menceritakan betapa besar kasih Bapaku akan dunia. Dalam kandungan ibuku, mulailah aku ditenun, aku dirajut hari demi hari, bulan demi bulan, aku mulai dapat merasaakan keajaiban demi keajaiban terjadi. Yah hidupku dimulai dari mujizat demi mujizat dalam tubuh ibuku. Sewaktu dalam kandungan ibuku, aku sudah dapat merasakan kesedihan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku bertanya pada Bapa, “Bapa, apakah ini? Ini belum pernah aku rasakan sebelumnya.” Bapa berkata, ”AnakKu, dua bulan lagi engkau akan dilahirkan, ingatlah pesanKu, janganlah pernah engkau terikat dengan apapun di dunia tempat engkau dilahirkan, kecuali ikatan kasihKu padamu, berkaryalah dan warnai bumi dengan kasih padaKu dan pada sesamamu. Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau, hanya ingatlah ketika engkau dilahirkan, sementara ingatanmu akan Aku akan terhapus karena tubuhmu di bumi berbeda dengan ketika engkau di pangkuanKu, tetapi jangan kuatir, anakKu. Seiring dengan bertambahnya waktu, engkau akan terlatih kembali mendengar suaraKu lewat pribadi Roh Kudus, dan jangan lupa malaikat 'kesetiaan' di rumahKu akan menjagamu. PesanKu, jangan pernah mengingini dunia dan semua nafsunya”. Tepat sembilan bulan aku dilahirkan... Ini berarti perpisahan ingatan dengan Bapa.... Aku menangis sekencang-kencangnya, jujur aku heran dengan kejadian ini, karena baru pertama kalinya aku melakukan apa yang disebut menangis, dan merasakan apa yang disebut ketakukan, seperti yang pernah Bapa ceritakan mengenai kondisi dunia di pangkuanNya. Yah, teriakan terakhir Bapa membayangi ingatanKu, kataNya: “Kembalilah dengan membawa semua orang yang akan kau jumpai sebagai keluargamu atau temanmu. Bawa mereka dan sadarkan mereka bahwa mereka berasal dariKu dan akan kembali padaKu. Ceritakan tentang salib yang akan membuka ingatan mereka akan kasihKu. Selamat berjuang pahlawanKu.”