RSS
Container Icon

Restoring The Altar (1)

                 MEMBANGUN MEZBAH
Tak ada korban, maka tidak akan ada api Kebangunan.

Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam." Imamat 6:12-13

Kata "Mezbah" berasal dari kata kerja yang secara harafiah berarti "membantai".
Allah memerintahkan kita membangun mezbah maka Dia akan datang memberikan berkat-Nya kepada kita, bukan kepada mezbahnya. Api yang murni hanya jatuh dari tahta Allah. Tanpa api itu, kita akan mati-matian menjalani hidup sebagai hamba, bukannya sebagai anak; sebagai orang upahan, bukan sebagai pewaris Kerajaan. Mezbah adalah tempat menaruh korban persembahan dan setelah itu, api Tuhan akan datang pada mezbahnya dan setelah itu kita harus menjaga apinya.

MEZBAH adalah tempat HUBUNGAN antara Bapa dengan kita, dimana merupakan tempat hubungan yang suci dia dan dengan segenap hati dimana Dia bertemu dengan kita, dan api-Nya dapat turun.

Dalam Perjanjian Lama dapat kita telusuri pola bencana pada umat Tuhan:
-    Mengabaikan mezbah
-    Tidak adanya kekudusan
-    Tidak adanya takut akan Tuhan
-    Mencukupi kebutuhan sendiri/mementingkan diri sendiri

Nuh membangun Mezbah, Abraham membangun mezbah, Musa membangun Mezbah, Harun membangun mezbah, Yosua membangun Mezbah, Samuel membangun mezbah bagi Tuhan, bahkan Saul membangun mezbah bagi Tuhan, dan seterusnya. Juga dalam kitab Ezra juga dikatakan "membangun mezbah". Kita telah diberikan kunci yang sedang disingkapkan disini kalau kita ingin mengalami gerakan Allah berikutnya!

MEMULIHKAN MEZBAH
Tanpa mezbah, mungkin api dapat turun kepada korban atau persembahan yang kita berikan, tetapi api Tuhan itu tidak akan langgeng karena tidak adanya altar/mezbah. Untuk mendapatkan api kebangunan tahun depan, maka kita harus memulihkan mezbah kita, mezbah pribadi, mezbah gereja, mezbah kota, dan bangsa. Apa yang dimaksudkan dengan memulihkan mezbah?
1.    Kasih kita kepada Bapa
2.    Dedikasi kita kepada Bapa
3.    Persekutuan hubungan kita dengan Bapa
4.    Hubungan dengan sesama
5.    Ibadah kita
6.    Doa kita
7.    Berkat-berkat kita dari Allah – keselamatan, kesembuhan, buah-buah Roh Kudus, kuasa, pengurapan,
       kemenangan, pemenuhan kebutuhan
8.    Perjanjian kita untuk hidup dalam ketaatan penuh untuk memuliakan Allah dengan hidup hanya demi Dia
9.    Komitmen kita bagi kebangkitan rohani sejati

PEMELIHARAAN MEZBAH
Dalam imamat 6, Tuhan member bangsa Israel instruksi  spesifik tentang mezbah dan persembahan yang diberikan di atas mezbah.

1.    Korban bakaran harus tetap di atas mezbah (Imamat 6:9)
Korban bakaran kita – pujian, penyembahan, doa kita harus selalu ada dihadapan Tuhan. Hidup yang sudah didedikasikan, haruslah tetap didedikasikan, kalau kita mengkhususkan talenta kita, maka harus tetap dikhususkan dan dipersembahkan kepada Dia.

2.    Pastikan Api mezbah tetap menyala (Imamat 6:9)
Bukan para penyembah yang menciptakan apinya, api datang hanya dari Tuhan dan janganlah coba mengusahakan api itu. Api kedagingan bisa dikobarkan dan dibuat oleh manusia dengan berbagai kegiatan, program, atau acara. Api manusia sangatlah merusak. Anak-anak Imam Harun tidak memelihara api Tuhan dan menciptakan api asing dihadapan Tuhan. Api akan datang dengan korban melalui hubungan yang tulus, Dan ketika api itu datang, kita harus menjaga nyala apinya.

3.    Buanglah abunya (Imamat 6:10)
Abu yang tersisa tidak akan memiliki manfaat apa-apa bagi api yang baru, bahkan mungkin dapat memadamkan api yang baru jika abu lama tidak dibersihkan. Buang dan bersihkan abu dari Api Allah untuk memelihara kesucian mezbah kita. Kesucian merupakan hal yang esensial dalam penyembahan, pujian, pengagungan, dan doa yang tulus.

4.    Bawa abunya keluar kemah (Imamat 6:11)
Abunya tidak hanya harus dibuang dari mezbah, tetapi juga dibawa keluar ke tempat diluar perkemahan. “segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, demikian pula segala kejahatan.” Inilah abu yang harus kita buang dari kemah kita sehinga kita tidak mendukakan Roh Kudus atau memadamkan api Roh Kudus.

5.    Tambahkan kayu api setiap pagi (Imamat 6:12)
Kayu api ditambahkan untuk menjaga apinya tetap berkobar. Hal-hal yang membantu kita bertumbuh dalam hubungan kita dengan Tuhan seperti:membaca Firman, persekutuan komunitas, doa. Duduk di bawah pengurapan, dan tunduk pada otoritas yang benar.

6.    Aturah Korban bakaran (Imamat 6:12)
Penting sekali akan adanya tatanan Ilahi agar semua dapat berjalan dengan teratur. Berfungsinya karunia, talenta, 5 jawatan dengan otoritas rohani yang diberikan Bapa kepada mereka.

7.    Bakarlah lemak korban keselamatan (Imamat 6:12)
Allah menginginkan yang TERBAIK dari diri kita. Janganlah membawa sisa-sisa kepada Tuhan.

Untuk menyambut tahun 2012, kita perlu mengoreksi diri dan memeriksa mezbah kita masing-masing bagi api kebangunan rohani yang sejati yang Bapa janjikan. Janji Bapa pasti akan digenapi tetapi kesiapan mezbah kita menentukan apakah kita layak mendapatkan api kebangunan itu.

Kita membutuhkan generasi seperti Gideon untuk bangkit di akhir zaman ini yang akan merobohkan MEZBAH-MEZBAH kefasikan, dan membangun MEZBAH-MEZBAH yang dipenuhi oleh api Allah yang tidak mengenal kompromi. (red-Restoring The Altar)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar