RSS
Container Icon

HATIKU UNTUK ALLAHKU (End part ) KEPUTUSASAAN

Pernahkah anda mengalami JALAN BUNTU dan itu membuat anda menjadi begitu PUTUS ASA?
Mari lihat kelanjutan kisah Daud dan Saul yang sudah kita pelajari beberapa minggu ini. Saul dan Daud sama-sama mengalami KEPUTUSASAAN yang sangat. Saul begitu frustasi ketika Allah tidak lagi menjawab seruannya (1 Sam 28), ketika bangsa Filistin menyerang dia. Karena dia begitu putus asa, dia bahkan pergi menemui dukun yang sudah pernah dienyahkannya dari negeri itu, untuk memanggil arwah Samuel! Menjadi perdebatan siapakan Samuel yang muncul dihadapan Saul waktu itu? Apakah itu benar roh Samuel atau roh jahat? Tetapi dalam percakapan mereka terkandung kebenaran bahwa sikap Samuel tidak berubah kepada Saul. Saul mencari pembenaran dan penghiburan dari Samuel, tetapi dia tidak pernah mau menyadari kesalahannya sendiri.

Inilah penyebab Keputusasaan:

1.    Keputusasaan karena ketidaktaatan Ini adalah jenis keputusasaan yang diakibatkan oleh kebebalan, penolakan mengikuti petunjuk Allah yang sudah jelas? Saul sudah mengetahui bahwa Daudlah yang terpilih menggantikannya, tetapi dia tetap melawan Allah, dia tidak pernah berlutut dan meminta Tuhan mengampuninya atas dosa pemberontakannya.

2.    Keputusasaan karena iman yang palsu. Keputusasaan Saul juga berasal dari kebodohan rohani: ia tidak mengenal Tuhan didalam hatinya tetapi hanya menjalankan ibadah lahiriah saja. Bayangkan bahkan pada saat dia mendatangi wanita dukun itu, dia sedang menjalankan kewajiban ibadahnya! ( dia menolak tawaran makan dari si dukun karena alasan sedang berpuasa). Apakah keputusasaan kita terjadi karena kita beragama tanpa mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh? Apakah kita berupaya melunakkan hati Tuhan dengan berusaha mentaati peraturan ibadah lahiriah kita? Hal ini sama saja dengan menganggap Dia TIDAK SERIUS. Tuhan tidak akan dapat dikelabui oleh tipuan semacam itu. Ini bukanlah iman yang sejati.
Kita belajar dari Saul; kita harus menundukkan kehendak kita kepada kehendak-Nya dan mengembangkan hubungan yang akrab dengan Tuhan. Sedangkan Saul menolak keduanya. Akhir hidupnya begitu tragis.

HARAPAN: PENANGKAL KUTUSASAAN

Bagaimana dengan Sang calon Raja kita? Daud? Diapun mengalami keadaan yang sangat terjepit ketika seluruh keluarganya dan keluarga pengikutnya ditawan oleh bangsa Amalek sewaktu Daud dan pasukannya berperang. Daud adalah pemimpin yang sangat dihormati dan dikasihi oleh semua pengikutnya. Bayangkan ada 600 laki-laki yang berjalan mengikutinya, bahkan ketika di Ziklag (1 tahun 4 bulan) tidak ada satupun salah seorang pengikutnya yang membocorkan rahasia Daud dihadapan orang Filistin dimana Daud tinggal waktu itu (1 Sam 27 & 29).

Tetapi sekarang sungguh berbeda. Apa yang terjadi? Kedua istri Daud ditawan dan semua pengikutnya yang sedang ketakutan dan kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Mereka semua menangis, termasuk Daud dan mereka terus menangis sampai tidak kuat lagi menangis. Mereka begitu frustasi dan menumpahkan semua kepedihan, kemarahan kepada Daud.  Ini pertama kalinya Daud, sang Pemimpin hendak dilempari dengan BATU! Daud belum pernah merasa sendirian seperti saat itu. Dia sangat terjepit sama seperti Saul yang sangat terjepit dihadapan orang Filistin, tetapi lihat bagaimana berbedanya reaksi mereka berdua!
Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Dia tetap setia dan taat walau keadaan sangat tidak memungkinkan untuk menang. Kemudian Daud mengambil EFOD (baju imam) dan berdoa memohon petunjuk Tuhan. Tuhan menjawab Daud dan memerintahkan Daud untuk maju berperang. Daud yang putus asa mulai bangkit kembali imannya didalam Tuhan. Melakukan sesuatu mungkin adalah penawar yang baik bagi pasukannya yang sedang kuatir. Meskipun demikian, perjalanan ini terlalu berat bagi sepertiga pasukannya sehingga Daud meninggalkan mereka dekat sungai Basor. Sekarang Daud dan sepertiga lainnya berangkat melalui padang gurun di wilayah Selatan yang tak berpenghuni, mereka juga tidak tahu dimana harus menemukan keluarga mereka dalam tawanan Amalek. Mereka hanya hanya Allah yang menyuruh mereka pergi.

Bagaimana Tuhan menuntun Daud? Mengherankan! Lewat seorang Mesir yang sekarat ditinggalkan di padang gurun! Saudaraku, Tuhan kita sanggup menjawab doa putus asa kita pada WAKTU yang TEPAT. IMANlah yang harus bekerja!

Setelah itu mereka menemukan keluarga mereka dan memenangkan pertempuran itu. Tidak ada satupun yang hilang dan celaka. Tuhan menjagai mereka semua.
·    Harapan tidak bergantung pada keadaan saat ini
·    Harapan tidak bergantung pada kemampuan kita
·    Harapan tidak bergantung pada pemikiran positif
·    Harapan tidak bergantung pada kemampuan kita untuk melihat masa depan
·    Harapan tidak bergantung pada keadilan hidup

BAGAIMANA MENINGKATKAN HARAPAN?

1.    Bercermin pada masa lalu. Harapan dapat kita tingkatkan bila kita merenungkan apa yang Tuhan sudah lakukan di masa lalu, lewat Firman-Nya, lewat mengingat pertolongan Tuhan dalam hidup kita dimasa lampau.
2.    Melihat Tuhan pada saat ini. Kita akan tergugah bila mengingat kesetiaan Allah dimasa lampau, namun kalau kita menginginkan harapan kita berakar semakin dalam, maka kita perlu menyadari keterlibatan Tuhan dalam kehidupan kita di saat ini. Masalahnya sering dalam kehidupan sehari-hari kita terlalu sibuk sehingga kita tidak dapat melihat keagungan Tuhan di saat ini. Ibadah bukan hanya memberikan kelegaan dan ketenangan. Melainkan juga memampukan kita untuk menyadari misteri dan kemuliaan Tuhan yang kerap kali kita abaikan di tengah kesibukan keseharian kita.
Kita juga dapat meningkatkan harapan dengan melihat kehidupan orang lain yang benar-benar diubahkan dalam perjumpaan dengan Kristus. Sungguh membangkitkan iman dan harapan dengan melihat bagaimana Kristus bekerja dalam kehidupan orang tersebut di saat ini.
3.    Menimbang masa depan. Kita dapat meningkatkan harapan dengan menanti-nantikan apa yang hendak Tuhan lakukan pada masa depan kita. Allah sudah menjanjikan semua yang terbaik bagi kita. Harapan kita tidak dilandasi oleh kepribadian kita yang positis atau kasih kita kepada Tuhan yang bisa cepat meredup dan goyah, namun harapan kita dilandasi oleh KASIH ALLAH yang selalu SETIA dan TEGUH.

Allah Bapa yang telah memulai segala sesuatu dan Dia pula yang akan mengakhirinya. Kita tahu bahwa Tuhan akan mengambil kesulitan kita dan menenunnya sesuai dengan TUJUAN-NYA, yang saat ini belum dapat kita lihat sepenuhnya. Dan apabila Dia sudah menyelesaikannya..hari itu akan menjadi lebih MULIA justru karena kita telah melewati kesengsaraan…

(Buku HATIKU UNTUK ALLAHKU)
 (KUNCI MENGIKIS 6 KARAKTER BURUK) 
dengan edit seperlunya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar