RSS
Container Icon

MIMPI MULA-MULA

Mengapa manusia mudah menjadi kecewa kepada yang lainnya? Barangkali dikarenakan manusia tersebut telah memiliki harapan dan mimpi kepada yang lainnya, sehingga ketika itu tidak terjadi seperti keinginannya, maka manusia menjadi mudah kecewa dan kecewa, terluka dan terluka, bahkan bisa pahit hidupnya.

Hidup kita dibangun dari sebuah mimpi. Sejak dari dalam kandungan, orang tua kita bermimpi dan berharap bahwa anak yang dilahirkannya kelak akan menjadi anak yang cantik, tampan, pandai, sukses, dan membanggakan orang tua. Ketika lulus kuliah, anak muda dipenuhi dengan harapan masa depan dan impian yang dibangun saat mereka masih kuliah, yaitu pekerjaan yang mapan, penghasilan yang banyak, dan kedudukan yang baik. Orang yang mulai saling menyukai dan mengasihi, dipenuhi dengan mimpi akan masa depan untuk dapat menjadi pasangan suami istri sampai tua, hidup dalam rumah yang indah, memiliki anak-anak yang baik dan manis, dan hidup bahagia sampai tua. Tidakkah hidup kita dipenuhi dengan mimpi?
Mimpi dibangun dari peristiwa demi peristiwa dalam hidup kita. Ketika awal saya bertobat, Tuhan memberikan kepada saya yang masih remaja waktu itu dengan mimpi Ilahi yang indah dan berapi-api. Dengan cara yang ajaib Dia memanggil dan terus memanggil saya dengan mimpi itu sampai saya berada di jenjang kuliah. Pernah saya dibelokkan oleh mimpi yang lain di masa kuliah itu, tetapi Dia mengajarkan saya arti “MEMBERIKAN MIMPI” kepada-Nya agar MIMPI-NYA dan MIMPI saya adalah SATU (1+1=1). Penyatuan mimpi yang indah, ketika Dia mengajar saya. Saya menangis ketika mendengarkan lagu “Kukerjakan Visi-Mu” dan saat itu juga jiwa dan roh saya bergumul dengan Tuhan. Apa yang akan terjadi apabila saya menyerahkan mimpi saya ini? Namun mimpi dari-Nya juga sukar untuk saya tolak, saya mau tapi saya terlalu takut melepas mimpi saya pribadi. Akhirnya dengan pergumulan tersebut, Roh Kudus memberikan saya pengertian dan kebenaran yang melegakan hati saya. Saya diberi keberanian meletakkan mimpi saya di dalam mimpi Tuhan dan Dia akan menggabungkannya semua menjadi satu, Dia proses dan saring, dan bentuk menjadi lebih indah dan mulia. Mimpi saya adalah mimpi-Nya dan mimpi-Nya adalah mimpi saya mulai saat itu. Seiring perjalanan pelayanan saya mengiring Tuhan, saya mulai dibangun dengan mimpi-mimpi yang lain. Mimpi untuk melayani seperti ini..seperti itu..dengan ini..dengan itu..mimpi untuk menjadi seperti yang saya impikan sendiri. Saya mulai hidup dalam bayang-bayang orang lain dan berusaha menjadi seperti mereka, tetapi saat saya dapati bahwa saya tidak mampu, saya terus menerus menjadi kecewa dengan diri saya sendiri.


Pada satu waktu, saat saya sudah dipenuhi dengan mimpi-mimpi, yang saya pikir itu adalah pemberian dan mimpi dari Tuhan, tidak ada yang salah dengan mimpi saya. Kelihatannya rohani dan membangun. Tetapi jika itu adalah jalan Tuhan, mengapa hidup saya diseret-seret antar melayani Dia dan perasaan saya sendiri? Saya menjadi tidak mengerti dan terus menunggu pemulihan Tuhan. Suatu saat Roh Kudus mengajari saya suatu rahasia beban saya. Yang menjadi beban saya bukanlah rencana Tuhan, tetapi dikarenakan saya tidak mau menerima rencana-Nya, ketakutan demi ketakutan untuk melepas mimpi atau juga kekerasan saya untuk mempertahankan mimpi. Saya begitu terombang-ambing, sesaat baik, sesaat tidak. Roh Kudus dengan manis dan lembut suatu malam hadir di kamar saya ketika saya berdoa dan saya berbicang kembali dengan-Nya. Dia menjadi Guru saya yang paling sabar bertahun-tahun. Dia membukakan mata saya bahwa sesungguhnya saya telah menimbun begtitu banyak mimpi, aturan, tuntutan pada diri sendiri dan menyiksa saya sendiri. Mimpi untuk menjadi pribadi yang bisa dibanggakan-Nya, sempurna dalam melayani-Nya, sempurna di mata orang-orang yang saya kasihi, menjadi orang yang diinginkan dan dikasihi, dan banyak impian lainnya  tanpa sadar menguasai saya. Saya mulai merasakan sakit dan kecewa dan pahit karena selalu merasa terluka dengan semua yang terjadi. Saya tidak bisa menjadi sempurna, saya harus berhenti bermimpi dan menyerahkan semua mimpi saya yang begitu banyak kepada Tuhan.

Dengan air mata, saya menyerahkan satu-persatu mimpi saya, apa yang paling saya inginkan, apa yang paling saya harapkan, bahkan dalam kehidupan pelayanan saya dan semua hal yang saya palin rindukan dalam hidup ini..saya rindu belajar lagi untuk berdamai dengan mimpi dan jalan Tuhan. Melawan dan memberontak kepada-Nya tidak akan menguntungkan kita, malah kita terus menerus merasa sakit dan sakit.
Saudaraku, apa mimpi anda yang mula-mula? Saya memiliki mimpi dasar yang Tuhan berikan kepada saya, itulah panggilan saya dan tujuan hidup saya dibumi. Tujuan hidup dan mimpi saya bukanlah menjadi seperti apa yang saya rindukan, tetapi menjadi serupa dengan Kristus, bukan seperti orang lain. Impian saya mula-mula adalah menjadi pemberita Firman-Nya yang mengasihi Dia, tidak penting dimana, dengan siapa, dan bagaimana..semua aksesoris itu bukanlah mimpi saya, impian saya adalah mengasihi dan dikasihi oleh-Nya, bukan mengejar mimpi kasih dunia seperti kebanyakan orang. Oh, betapa saya dan mungkin anda juga telah dipenuhi dengan mimpi-mimpi yang kelihatannya baik, tetapi kita telah melupakan mimpi yang semula itu.

Marilah kita belajar arti dari penyerahan total. Penyerahan mimpi yang mungkin sangat menyakitkan, karena kita tidak akan tahu apa yang akan Tuhan berikan dan apa yang akan Tuhan ambil dari hidup kita. Kadang kita begitu bersikeras mempertahankan sesuatu yang ternyata itu menjadi ketakutan dan ketidakpercayaan kita, dan terkadang kita begitu mudah melepaskan sesuatu yang seharusnya itu harus kita pertahankan. Begitu sukar memahami pikiran Kristus! Tetapi berbahagialah kita, karena kita mau terus menerus belajar dibentuk sampai kepenuhan Kristus itu ada pada diri kita.
Ijinkan Roh Kudus akan membangun ulang mimpi dan hidup kita seperti yang Dia. Dia yang lebih tahu, Dia yang tahu kapasitas dan kekuatan kita. Tidak peduli jalan cerita yang sedang kita jalani dan perankan sekarang, dibumi ini..namun semua sudah ada dalam perencanaan-Nya yang sempurna dan indah. Mungkin sekarang kita tidak memahami semua yang sedang kita jalani, kita melepaskan dan melepaskan tanpa tahu untuk apa semua ini…tetapi suatu saat apa yang kita berikan itu, akan menjadi sesuatu yang lebih baik, lebih indah dan lebih sempurna ditangan-Nya..

Mimpi-Nya dan mimpi kita tetap menjadi SATU. Dia hanya akan mengambilnya untuk kepentingan yang lebih besar. Menata ulang kembali mimpi-mimpi kita yang berkenan di hati-Nya, mengatur ulang sesuai waktu-Nya, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat dan saat kita menerima mimpi Tuhan dalam hidup kita, mengerjakannya kembali..tanpa sadar..suatu saat nanti anda akan menangis dan bersyukur kepada Tuhan, sebab ternyata Dia telah memberikan anda mimpi yang anda pikir sudah hilang itu, didalam tumpukan mimpi Ilahi yang sempurna itu. AMIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar