“Cinta adalah iman...iman adalah percaya.. dan percaya mendatangkan mujizat..”
Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah mimpi kembali. Saya melihat sebuah bukit dengan lembah yang penuh warna-warni tanaman. Di sekitar itu ada banyak pohon dimana ujung rantingnya menjorok keluar. Sebuah pohon menarik perhatian saya, tulisan di pohon itu terukir di dalamnya. Tapi saya seakan dapat membacanya.
Cinta tanpa kepercayaan tidak akan ada mujijzat, tanpa mujijat, cinta tidak akan pernah ada..
Saya tertegun beberapa saat. Ya..CINTA kepada TUHAN tanpa KEPERCAYAAN hanyalah luapan emosi sesaat, tidak kekal, tidak akan menghasilkan apa-apa.
Kita semua perlu mengalami MUJIZAT CINTA.
Apakah anda mulai meragukan kasih Tuhan? Apakah anda mulai kehilangan iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan? Mengikut Tuhan bukanlah karena emosi atau perasaan, melainkan sebuah komitmen dan kesetiaan untuk tetap mengasihi dan mengikut Dia dalam keadaan apapun.
Cobalah bertanya pada diri kita sendiri, untuk apakah anda di tempat ini? Untuk alasan apakah anda mengikut Bapa? Apakah anda melakukan pelayanan atau panggilan kita karena orang lain? Karena orang mendukung kita, karena penghargaan? Karena lingkungan yang baik?
Jika kita ada dalam panggilanNya, mengapakah kita ragu? Mengapa kita justru ingin keluar dan “MENCOBA HAL BARU?” Inikah yang menjadi alasan kita? Kebosanankah? Keletihankah? Kebekuankah? Kita harusnya yakin dengan kasih Bapa dan rencanaNya yang sempurna bagi kita, sehingga kita akan menjalaninya dengan bahagia dengan ucapan syukur.
Sementara itu, batu-batu perbukitan itu sangat indah. Ketika saya berjalan mendekat, batu-batu itu punya tulisan yang sangat banyak di masing-masing batu. Tertulis.. bahwa “Jemaat Kemurahan Bapa akan mengalahkan si jahat..” tulisan lain berbunyi..”orang pilihanNya bukan orang yang tidak pernah salah dalam mencintaiNya, tetapi mengijinkan hati mereka mengalami mujizat cinta”. Di batu yang lain tertulis “Mujizat bukanlah keyakinan untuk membelokkan kerinduan Bapa, tetapi keyakinan untuk menerima segala yang terbaik dari Bapa..”
Entahlah..semua batu yang terhampar disana seakan bicara kepada saya. Ketika saya menengok ke atas, ada sebuah batu besar yang menjorok runcing yang bertuliskan
“Penunggang kuda putih sudah menunggang kuda di tahtaNya, waktuNya telah genap..cawan malaikat telah diperintahkanNya..”
Saya terkejut. Batu itu membuat seperti bayangan cermin. Saya melihat bendera negara-negara Korea, China, dan banyak lainnya...mengalirkan darah dan darahnya membasahi lautan.
Saudara, Iblis telah banyak merusak kehidupan anak-anak Tuhan. Saatnya kita bangkit dan melawannya dengan iman yang teguh. Iman, Pengharapan, dan Kasih.
Tiba-tiba ada suara dari langit, saya terkejut, saya tidak sendirian di sana, Ada puluhan orang menyaksikan pemandangan ini. Kata suara itu...” TEMUKAN DNA SURGAWIMU!.. masing-masing berbeda. Temukan pesan surgawi itu dan jalanilah dengan cinta. Tanpa cinta, DNA Surgawi akan berubah tujuannya..”
Saya melihat ada banyak orang disana dan saling berkata dalam banyak bahasa
“ BAPA, kami terima DNA PENETAPAN kami..” lalu merekapun berdoa sambil bergandeng tangan.
UNITY, KESATUAN, sangatlah penting saudaraku. Kita harus ambil bagian dalam peperangan akhir. Berdoa bukanlah sampai letih, tetapi berdoa dengan gelora cinta. DNA darah kita yang kita kita warisi dari nenek moyang kita haruslah digantikan dengan DNA Surgawi yang dari Bapa. Jika ini terjadi, kecenderungan kita hanyalah menyenangkan Dia semata-mata, kecenderungan kita adalah takut akan Dia dan memuliakan Dia. Apakah anda letih dengan “Avon” anda? Mari kita berseru dan menerima DNA PENETAPAN kita dari Surga!
Jangan lagi kita saling menyalahkan, menyalahkan keadaan, gereja, komunitas karena ketidakberdayaan kita untuk berubah, untuk bertumbuh.
Jangan lagi mencari kesalahan pemimpin atau anak-anak rohani kita dan menyalahkan mereka karena kitapun tidak pernah berdoa untuk mereka...
Maukah anda mengalami Mujizat Cinta?
Ps. Daniel Hadi Shane
Gembala Sidang Christ Mercy Center
MUJIZAT CINTA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar