RSS
Container Icon

HATIKU UNTUK ALLAHKU (2) KECEMBURUAN


Setelah kita belajar mengenai KETAKUTAN minggu yang lalu, bagian kedua kali ini kita akan belajar mengenai tabiat buruk yang pasti akan membawa kita pada kehancuran; KECEMBURUAN.
Saudaraku, akar kecemburuan sering dimulai pada masa kecil khususnya sewaktu kita sering disbanding-bandingkan dengan orang lain atau saudara kita sendiri. Biasanyapun dasar perbandingan itu tidak adil karena berkenaan dengan hal-hal yang memang tidak dapat kita kendalikan; siapakah yang lebih menarik, lebih cantik, lebih pintar, dan lain sebagainya. Buah dari kecemburuan sangatlah mengerikan, karena membuat kita selalu tidak merasa bahagia dengan keadaan kita sendiri.
Banyak sekali contoh dalam Alkitab menyebutkan mengenai kecemburuan.  Kisah yang terkenal dari Lusifer, malaikat Allah yang jatuh karena iri hati kepada kekuasaan Penciptanya, Kain membunuh adiknya karena cemburu, Herodes cemburu dengan munculnya “Raja” baru dan melakukan pembunuhan missal, dan juga tentang Saul yang iri hati kepada Daud.

Saul tidak pernah mengetahui siapa yang akan menggantikan dia, Samuel sudah memberitahukannya bahwa jabatan Raja Israel akan diambil dari dia dan diberikan kepada orang lain yang berkenan dihati Tuhan. Kendati demikian, Saul tetap membenci Daud dan ini dimulai dari pujian rakyat mengenai Daud (1 Sam 18). Mulai saat itu dia menganggap bahwa Daud muda adalah ancaman dan saingannya. Mengapa dia merasa begitu tidak aman? Bukankah jika memang Allah memilih seseorang yang lain menjadi raja, dia harusnya belajar menerima kegagalannya? Saul telah ditolak karena kesalahannya sendiri. Hal yang unik terjadi, dimana Saul sangat membenci Daud dan merasa jengkel setiap kali melihat Daud, tetapi hanya Daud juga yang dapat menenangkannya dengan bermain kecapi ! Ini adalah LINGKARAN SETAN buat Saul. Akhirnya Saul tidak tahan lagi dan beritikhar membunuhnya secara terang-terangan dan kebusukan Saulpun menjadi lebih nyata. Saul mengungkapkan kelabilan dan ketidakmampuan Saul untuk berpikir jernih akibat kemarahannya. Jika kita mengikuti perjalanan Saul, kita melihat gambaran terakhir tentang Saul adalah seorang raja tanpa jubah, rebah di tanah, tidak berdaya. Tuhan menundukkan Saul dan membuatnya terkapar, tapi Saulpun tidak berhenti mengejar Daud.
Kecemburuan itu menyakitkan kalau kita membandingkan diri kita secara tidak sepadan dengan siapa saja yang kita cemburui, pandangan kita terhadap diri sendiri akan serba menuduh.


Tahap 1: Melakukan Pembandingan
    Kecemburuan butuh  dua orang. Kecemburuan menyedot sebagian besar racunnya dari perasaan tidak mampu kita, dan kita menjadi tidak menghargai diri kita sendiri. Bukannya hal-hal rohani yang kita bandingkan melainkan hal-hal lahiriah yang kita bandingkan. Dorothy Sayers menulis “Kecemburuan dimulai dengan sebuah pertanyaan yang polos: “Mengapa aku tidak bisa menikmati apa yang orang lain nikmati?” dan berakhir dengan menuntut “Mengapa orang mesti menikmati apa yang tidak bisa kunikmati?” (The Other Six Deadly Sin). Karena kecemburuan juga anak Sulung (Lukas 15) tidak mau menikmati pesta dan tidak mau merayakan kepulangan adiknya. Orang yang cemburu selalu buta dengan berkat Allah Bapa (seperti anak Sulung) dan tidak tahu bersyukur. Orang yang cemburu juga buta terhadap dosa sendiri dan bersikap membenarkan diri sendiri dan angkuh.

Tahap 2: Kesal dan Depresi
Yang abhaya dari dosa Kecemburuan ini adalah harga diri kita akan merosot menjadi sikap mengsihani diri dan merasa bahwa kita telah diperlakukan tidak adil. Dibalik pengasihanan diri ini ada gelora amarah yang pasif namun sangat kuat.

Tahap 3: Keinginan Mencelakakan
Jika kecemburuan tidak terkendalikan lagi, maka akan berubah menjadi kebencian dan kepahitan. Hal ini suatu saat akan meluap dan muncul keinginan untuk menghancurkan orang yang kita cemburui.

Tahap 5: Irasionalitas.
Kecemburuan, seperti dosa lainnya akan membuat kita irasional dan “gila”. Kita perlu menyadari bahwa kita tidak perlu memiliki, dan mengalami hal yang sama dengan orang lain.
Seringkali kecemburuan kita bersumber dari hal-hal yang tidak dapat diubah. Pada dasarnya perlawanan dan ketidakpuasan kita ini menuju kepada PERLAWANAN akan Allah Bapa kita sendiri. Kita merasa Dia tidak adil dalam menetapkan kehidupan kita dan kita merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki. Kita semua memiliki cacat emosional tertentu atau lubang dalam jiwa. Leane Payne menulis dalam Listening Prayer  bahwa kecemburuan sering berakar pada kepedihan yang menyiksa akibat perasaan diabaikan, ketakutan ditinggalkan yang mendalam. Saulpun mengalami luka yang sangat besar akibat tertolak dari Allah namun itu adalah karena dosanya sendiri dan tidak mau bertobat.

Apa yang harus kita lakukan agar kita memiliki hati untuk Allah dan sembuh dari kecemburuan ini?

1.    Bertobat. Keemburuan adalah dosa yang mengerikan dan merusak diri dan orang lain. Setelah kita mengakui dosa dan bertobat, barulah Allah akan mulai menyembuhkan luka emosional yang melandasi masalah kita. Kita tidak sepatutnya menuntut disembuhkan apabila kita tidak belajar mentaati Dia.

2.    Hidup menurut kebenaran. Membesar-besarkan orang lain dan merendahkan nilai diri sendiri haruslah kita hentikan. Orang yang kita cemburui hanyalah manusia biasa dan bukan tuhan kita. Kita tidak mengetahui bagaimana kehidupan sebenarnya dari orang tersebut dan kita sering menilai dengan apa yang kelihatannya enak dimata kita. Setiap orang pasti memiliki peperangannya dan masalahnya masing-masing.

3.    Sadarilah berkat-berkat yang anda terima. Belajar bersyukur dan berfokus kepada apa yang Tuhan berikan, bukan apa yang tidak kita miliki. Disinilah kita akan merasa bahagia dan puas.
BELAS KASIHAN adalah penangkal dari kecemburuan. Keduanya tidak mungkin muncul bersamaan. Yonatan adalah contoh belas kasihan yang hebat. Dia tidak menaruh cemburu pada Daud. Dimana Daud yang ditinggikan dan menjadi calon raja sedangkan dia, yang adalah putra mahkota memberikan hak dan kehormatan kepada Daud. AKAR BELAS KASIHAN adalah melihat diri kita dihadapan Allah dengan AKURAT. Hanya penilaian Allah atas kitalah yang terpenting.Menjadi raja bukanlah hal yang dapat Yonathan kendalikan, oleh sebab itu dia mengakui KEDAULATAN Tuhan atas hidupnya dan atas Daud. Allah tidak pernah mengorbankan kita demi memberkati orang lain. Dengan hidup bebas dari kecemburuan, maka kita dapat bebas hidup bagi Allah dengan penuh kebahagiaan.


Kita memang tidak seperti yang Dia inginkan, namun kita bukannya tidak diinginkan (George MacDonald)


Buku HATIKU UNTUK ALLAHKU
 (KUNCI MENGIKIS 6 KARAKTER BURUK)
Dengan sedit seperlunya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar