Taman Getsemani
Iblis Menyamar!
Iblis selalu menyamar dalam PEPERANGAN..
Terkadang dia menyamar menjadi bayangan orang yang paling kita kasihi..
hal-hal yang paling kita inginkan..agar mental kita LEMAH untuk melawannya..
Dibutuhkan KEBERANIAN besar dan KUASA untuk berkata “TIDAK!!”
kepada bayangan PALSU itu..
sebab iblis akan mengacaukan pembedaan roh kita saat peperangan itu..
Iblis tidak akan dapat mencuri dan membongkar, menawan kita jikalau kita MENJAGA diri dengan selengkap SENJATA yang kuat.
Namun seringkali kita membuat CELAH..
Celah hati..pikiran..tubuh..roh..yang membuat Iblis berhak masuk dalam celah kita dan merusak,
mencemari kita! Dia akan mengikat kita baru dapat mencuri sesuatu dari kita!
Hati Yang Indah
Menutup Mata
Jika kami menutup mata..berdoa dan merasakan-Mu..
Melihat-Mu dengan mata roh kami yang terbatas..
Maka kami penuh kesenangan dan keyakinan..
Tapi..
Saat kami membuka mata kembali..semua tekanan dan peperangan masih menghadang..
Oh, tutuplah mata ini dan ijinkan kamu selalu melihat-Mu!
Agar kami tidak putus asa dan kelelahan…
Karena biarlah mata kami tertutup bagi dunia dan terbuka untuk-Mu..
Hati kami tertutup untuk perkara dunia dan hati kami terbuka untuk cinta dan Kerajaan-Mu..
Semua tentang-Mu…kami cintai..
Jangan biarkan kami mengering dalam kebodohan!
Jangan biarkan kami mandul dan tidak berbuah!
Cangkokkan kami! Potong kami! Dan cangkul kami!
Kaulah Penjunan dan kami hanya tanah liat yang kotor..
Jangan biarkan kami sebagai putra dan putri Kerajaan-Mu ..menjadi buta dan bersikap rendah..
Tapi ajari kami bersikap benar seperti dalam Kerajaan-Mu..membanggakan-Mu..
Oh, membuat-Mu bangga adalah kekuatan kami..
Tiap pujian-Mu adalah sukacita kami..
Tiap didikan-Mu dan tongkat-Mu memberi pengertian dan menyelamatkan kami..
TERINDAH
Tarian terindah bagi Bapa adalah
Kita sedang menarikan kehidupan kita..
Sebelum Mencintai Seseorang..
Hati Menjadi Pahit..
Hati dapat menjadi pahit..
karena belum berdamai dengan jalan-jalan Bapa
dan tidak mau menerima kehendak
dan rencana Bapa dalam hidupnya..
Kehormatan Bapa!
Mencintai kehormatan Bapa..
Menjaga kehormatan Bapa..
Membela kehormatan Bapa..
Cintailah kebenaran!
Iblis Melumpuhkan..
Gantikanlah..
Korban Sejati
Korban yang berarti dan menyenangkan hati Bapa adalah korban apa yang paling kita ingini ..paling kita sayangi..paling kita kasihi..Persembahan yang berharga..tetapi sesungguhnya Dia tidak semena-mena mengambil seluruh persembahan itu..tetapi Dia mengambilnya untuk memberikannya bagi banyak orang..
Mengunci Lidah!
Bayarlah Nazarmu!
YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
Dalam sejarah Umat Pilihan Tuhan, mereka selalu mempersembahkan korban Paskah dan dari semua penjuru negeri, mereka berkumpul untuk merayakannya dan masuk dalam bait Allah. Pada zaman Yesus, tradisi semacam ini juga masih tetap berjalan, dan Yesuspun datang ke Bait Suci menjelang Paskah. Dalam kisah “Yesus Menyucikan Bait Allah” ini kita dapat belajar dari berbagai sudut pandang tokoh-tokoh yang ada dalam kisah itu. Mengapa Yesus sedemikian marahnya ketika memasuki Bait Suci? Mari kita belajar dari masing-masing tokoh ini:
1. PEDAGANG
Seperti kita ketahui, bahwa tiap-tiap waktu umat Tuhan datang kepada Tuhan di Bait Suci, maka mereka selalu mempersembahkan korban bakaran untuk Tuhan. Biasanya binatang korban dijual di pasar hewan yang mungkin cukup dekat dengan bait Allah di Yerusalem, namun berbeda dengan zaman Yesus hidup, para pedagang memenuhi bagian dalam bait suci dengan dagangan binatang-binatang korban, dan barang-barang lainnya juga. Hal ini mengejutkan bagi Yesus, namun tidak bagi para pedagang. Mereka telah melihat suatu PELUANG BISNIS didalam ibadah bangsa Israel kepada Tuhannya. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka sedang “Menolong” umat Tuhan agar dapat lebih dekat kepada Tuhannya.
Inilah gambaran orang-orang di akhir zaman ini, baik yang sudah mengaku mengenal Kristus ataupun yang belum percaya dan mengenal-Nya. Begitu banyak orang dengan mudah mengatasnamakan Tuhan dalam semua usaha/pekerjaan yang mereka lakukan dengan alasan bahwa mereka melakukannya untuk Kristus, untuk menolong sesama, tetapi sebenarnya mereka sendirilah yang diuntungkan. Anda bisa bayangkan apa yang ada dalam benak para pedagang itu? Saudara, berdagang itu tidak salah sama sekali. Kita harus bekerja jikalau kita mau makan (2 Tes 3:10) tetapi yang membuat Yesus marah, mereka melakukan fungsi berdagang dan bisnis tidak pada tempatnya! Itu adalah Bait Suci yang dikhususkan untuk menyembah Tuhan bukan untuk tempat berjualan dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya hanya untuk beberapa pihak saja. Bisnis Kerajaan Allah itu harus dan perlu untuk menjadi suara berkat bagi banyak orang dan menjadi gereja yang mandiri, tetapi bila kita memiliki pikiran dagang dan mengambil keuntungan pribadi sebesar-besarnya dengan motif hati yang tidak benar, yang sebenarnya tidak mengasihi atau membantu orang lain malah memerasnya, inilah yang Tuhan benci. Jika untuk kepentingan diri sendiri janganlah kita mengaku-ngaku bahwa kita sebenarnya melakukannya untuk Tuhan, untuk kebaikan, dll. Mari berhati-hatilah dengan sikap hati “pedagang” yang ada di dalam Konteks Firman Tuhan ini.
HUKUM PEPERANGAN ROHANI
Sejarah perjalanan Umat Pilihan Allah dalam Firman-Nya telah tertulis dengan begitu jelas dan mengajarkan kepada kita tentang bagaimana sikap kita seharusnya dalam peperangan yang kita hadapi. Bangsa Israel
Selain menyertai mereka dengan tanda-tanda mujizat yang penuh keperkasaan, Tuhan juga tidak lupa melatih MENTAL mereka untuk dapat menjadi seorang tentara. Ini bukan pekerjaan yang mudah, melatih sebegitu banyak orang untuk menjadi pasukan Tuhan. Tuhan membentuk mereka agar mereka memiliki mental IMAN terlebih dahulu, sebab tanpa iman, mereka tidak akan dapat berperang melawan musuh-musuhnya. Setelah iman mereka mulai bertumbuh, mereka dapat melawan raksasa-raksasa ketakutan dari bayang masa lalu mereka, kemudian Tuhan melatih mereka secara fisik untuk melawan bangsa-bangsa musuh mereka dalam perjalanan yang sangat berbahaya itu.
pada zaman Musa dan masa pembebasan dari perbudakan Mesir, bukanlah sebuah bangsa yang pandai memegang senjata, mereka rata-rata adalah orang yang terikat, diperbudak, hidup dalam penderitaan, kemiskinan, dan ketakutan akan penguasa Mesir. Mereka telah memiliki mental yang lemah dan pengalaman yang pahit seumur hidup mereka. Untuk mengubah bangsa besar yang bermental seperti itu, untuk membangkitkan kembali harga diri dan rasa percaya mereka, Tuhan telah melakukan hal-hal spektakuler yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Dengan tangan-Nya yang kuat, dengan sangat nyata menyertai bangsa pilihan hati-Nya sendiri dan menuntun mereka keluar dari Tanah Mesir dengan pemaksaan kepada pihak Mesir. Tangan kuat Tuhan yang terancung tidak akan pernah dapat dilawan oleh apapun.
Didalam perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian, Tuhan memberikan HUKUM PERANG yang mengajar bangsa Israel untuk berperang, hal ini diatur dalam Firman-Nya di Perjanjian Lama, Ulangan 20.
1. Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau. (Ul 20:1).
KETAKUTAN adalah salah satu senjata terampuh iblis untuk melumpuhkan iman kita kepada Tuhan. Bahkan dengan peperangan sederhana dan musuh yang kecilpun, kita akan jatuh dan kalah, semuanya disebabkan karena KETAKUTAN. Terkadang musuh memakai rasa takut kita untuk tetap mengikat dan memperbudak kita. Masih ingat bagaimana pemberontakan bangsa Israel karena mereka sangat takut kepada pasukan Mesir yang sedang memburu mereka?
KEMENANGAN PASKAH
Kematian dan Kebangkitan Kristus adalah sebuah bukti KEMENANGAN yang besar bagi kita semua.
KEMENANGAN, adalah kemenangan terhadap raksasa-raksasa kita, peperangan kita sendiri dan bukan peperangan orang lain. Begitu mudah untuk memprediksi kemenangan kita jika dalam peperangan orang lain, kita mungkin dengan mudah menjadi pemenangnya, tetapi bagi orang tersebut, peperangan itu adalah peperangan terbesarnya yang tidak mudah dikalahkannya selama bertahun-tahun, demikian juga sebaliknya. Orang yang menang adalah orang yang memenangkan dirinya sendiri, karena orang yang dapat memenangkan dirinya sendiri, akan juga dengan mudah mengalahkan setiap peperangan lainnya. Kristus telah memenangkan dirinya sendiri. Dia adalah perwujudan Allah yang menjadi manusia dan melakukan begitu banyak perkara yang ajaib, membangkitkan orang mati adalah hal biasa baginya, mengalahkan iblis adalah kegemaran sehari-harinya. AKan tetapi pada saat menjelang kematiannya (kematian daging dan tubuh), dia merasakan ketakutan yang paling luar biasa seumur hidupnya, tak pernah dia merasakan sebegitu takutnya. Yesus sedang mengalami peperangan besar dalam hidupnya, peperangan dalam dirinya, yaitu ketakutan ditinggalkan Bapa, ketakutan akan kengerian jauh dari hadirat Bapanya. Bayangan-bayangan maut menghantui pikrian dan tubuhnya sebagai manusia. Tidak dapat disangkal, bahwa tubuh dagingnya memberontak untuk menderita dan mengalami kematiannya..
Bukankah hal ini juga terjadi dalam hidup kita?
MIMPI MULA-MULA
Mengapa manusia mudah menjadi kecewa kepada yang lainnya? Barangkali dikarenakan manusia tersebut telah memiliki harapan dan mimpi kepada yang lainnya, sehingga ketika itu tidak terjadi seperti keinginannya, maka manusia menjadi mudah kecewa dan kecewa, terluka dan terluka, bahkan bisa pahit hidupnya.
Hidup kita dibangun dari sebuah mimpi. Sejak dari dalam kandungan, orang tua kita bermimpi dan berharap bahwa anak yang dilahirkannya kelak akan menjadi anak yang cantik, tampan, pandai, sukses, dan membanggakan orang tua. Ketika lulus kuliah, anak muda dipenuhi dengan harapan masa depan dan impian yang dibangun saat mereka masih kuliah, yaitu pekerjaan yang mapan, penghasilan yang banyak, dan kedudukan yang baik. Orang yang mulai saling menyukai dan mengasihi, dipenuhi dengan mimpi akan masa depan untuk dapat menjadi pasangan suami istri sampai tua, hidup dalam rumah yang indah, memiliki anak-anak yang baik dan manis, dan hidup bahagia sampai tua. Tidakkah hidup kita dipenuhi dengan mimpi?
Mimpi dibangun dari peristiwa demi peristiwa dalam hidup kita. Ketika awal saya bertobat, Tuhan memberikan kepada saya yang masih remaja waktu itu dengan mimpi Ilahi yang indah dan berapi-api. Dengan cara yang ajaib Dia memanggil dan terus memanggil saya dengan mimpi itu sampai saya berada di jenjang kuliah. Pernah saya dibelokkan oleh mimpi yang lain di masa kuliah itu, tetapi Dia mengajarkan saya arti “MEMBERIKAN MIMPI” kepada-Nya agar MIMPI-NYA dan MIMPI saya adalah SATU (1+1=1). Penyatuan mimpi yang indah, ketika Dia mengajar saya. Saya menangis ketika mendengarkan lagu “Kukerjakan Visi-Mu” dan saat itu juga jiwa dan roh saya bergumul dengan Tuhan. Apa yang akan terjadi apabila saya menyerahkan mimpi saya ini? Namun mimpi dari-Nya juga sukar untuk saya tolak, saya mau tapi saya terlalu takut melepas mimpi saya pribadi. Akhirnya dengan pergumulan tersebut, Roh Kudus memberikan saya pengertian dan kebenaran yang melegakan hati saya. Saya diberi keberanian meletakkan mimpi saya di dalam mimpi Tuhan dan Dia akan menggabungkannya semua menjadi satu, Dia proses dan saring, dan bentuk menjadi lebih indah dan mulia. Mimpi saya adalah mimpi-Nya dan mimpi-Nya adalah mimpi saya mulai saat itu. Seiring perjalanan pelayanan saya mengiring Tuhan, saya mulai dibangun dengan mimpi-mimpi yang lain. Mimpi untuk melayani seperti ini..seperti itu..dengan ini..dengan itu..mimpi untuk menjadi seperti yang saya impikan sendiri. Saya mulai hidup dalam bayang-bayang orang lain dan berusaha menjadi seperti mereka, tetapi saat saya dapati bahwa saya tidak mampu, saya terus menerus menjadi kecewa dengan diri saya sendiri.