RSS
Container Icon

Pembentukan Hati Seorang Anak (SOW The series)

Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki..Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka…..” (Luk15:11-12 ) Seringkali kita mendengar hukum jasmani yang berkata: selama ada kesempatan, itu tentu saja baik. Tapi hukum jasmani sangat berbeda dengan hukum rohani (seperti yang BAPA mau). Hukum rohani berbicara waktu/khair os Tuhan dan tidak hanya karena ada

Saat anak tidak mengerti hukum waktu Tuhan/khairos Tuhan. Disaat itu kita akan masuk kedalam jebakan2 musuh. Contoh : menginginkan cinta sebelum waktunya, maka itu memberi kesempatan kepada iblis untuk memberikan jebakan. Waktu yg terlalu cepat tanpa menunggu waktu Tuhan bisa membelokkan fokus kita. Membuat kita jauh dari rencana Tuhan dan dari wajah Tuhan. Anak manusia sering menggunakan logika, tapi Tuhan menggunakan hati. Untuk itu kita perlu selalu menyelaraskan pikiran dan kehendak kita apa sudah sesuai dengan hati Tuhan. Didalam kisah Anak yang hilang ada 2 karakteristik hati anak yaitu hati anak bungsu dan hati anak sulung:

1. Anak bungsu memiliki karakteristik:

- Arogan, ingin melakukan sesuatu tanpa Bapa, perampas harta (meminta dengan paksa)

- Ia ingin terkenal, bukan membuat Bapa terkenal, makanya ia pergi jauh. Tidak mau berada dalam bayang-bayang Bapanya

- Melenceng dari fokus Tuhan, tidak hidup dalam fokus Tuhan. Kita perlu selalu memurnikan dan menguji motivasi kita apakah kita sedang memaksa Tuhan atau sedang melakukan apa yang jadi kehendak Tuhan. Karena mungkin seringkali kita memaksa Tuhan masuk kedalam rencana kita untuk melakukan yang spektakuler, sekalipun belum waktunya. Contoh : KKR, acara heboh, tapi sebenarnya tidak murni karena bercampur dengan ambisi atau keinginan pribadinya. Waktu bukan tentang umur. Jika kita pelajari, perumpamaan anak hilang, dia ternyata berumur sekitar 30an tahun. Namun anak bungsu sudah meminta semuanya.

- Memboroskan harta, menjual bagiannya. Lukas 15: 13 “Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. . Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.”Tidak bertanya kepada Bapa (Tuhan) bagaimana mengelola.

- pergi jauh, tidak mau diawasi, tidak mau diatur (Tuhan, pendeta, gembala), fokus hidup yang berubah.Seseorang diberkati seharusnya untuk Tuhan, contoh: menanyakan Tuhan untuk apa kekayaan yang Tuhan berikan, berkat dari surga seharusnya membuat kita semakin dekat dengan Tuhan bukan membuat kita smakin jauh.

- Hartanya menjadi habis, yang terjadi kemudian pada anak bungsu hartanya menjadi habis (rentang waktu 10-15tahun hartanya menjadi benar-benar habis. Sejarah dan terjemahan aslinya). Jika kita keluar dari waktu Tuhan, kehilangan arah, kehilangan tujuan, kehilangan tuntunan membuat 'anak' kehilangan kuasa, otoritas dari Tuhan, menjadi miskin kuasa, menggunakan nama Yesus untuk bekerja, tapi sebenarnya bekerja sendiri, karena ia bekerja bukan dengan Bapa. Sebanyak2nya warisan kita, suatu saat akan habis. Lukas 15:14 ”Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat”

- Bekerja pada "majikan"(roh/spirit duniawi), anak-anak bungsu zaman sekarang mungkin pergi bekerja, ingin mengumpulkan kekayaan secara instan, ingin membangun pelayanan dengan instan dan bekerja pada "majikan"(roh/spirit duniawi),penguasa-penguasa duniawi yang kering dan mengerikan. Anak Tuhan menjual harta dari Tuhan, menggunakan nama Tuhan, otoritas nya habis dan akibatnya mempersilahkan roh-roh udara / keinginan duniawi yang masuk dalam hidup mereka. Lukas 15:15 “Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya”

- Menjadi lapar. Anak bungsu makan ampas makanan babi, ini berbicara fokus anak Tuhan menjadi fokus pada"perut" perkara daging, duniawi, kebutuhan semata. Lukas 15:16 “Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.”

- Menyadari keadaannya. Inilah titik balik pertobatan dari anak bungsu yaitu dimana seseorang kembali mencari wajah Tuhan. Kalo sebelumnya ia memakai Bapa sebagai sumber keuntungan, berkat, ia mulai mau mencari wajah Bapa. Titik balik dari kehidupan rohani kita adalah saat kita mulai fokus untuk mencari wajah Bapa. Lukas 15: 17 ” Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.”

- Menunjukkan kerendahan hati dan kerelaan hati (inilah kunci untuk bisa dipulihkan)bukan lagi mencari harta atau kuasa. Lukas 15:18 “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa”

- Anak bungsu menginginkan pemulihan, bukan lagi menuntut harta, menginginkan pengampunan & kasih karunia Tuhan. Dan saat itu BAPA menyambut anak bungsunya dengan memberikan cincin (ini berbicara ikatan janji Tuhan), kasut (hak untuk melangkah di dalam iman), jubah (pemulihan otoritas),lembu (korban penghapus dosa), pesta ( bersukacita atas pemulihan) Lukas 15:21 “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. “

2. Anak Sulung memiliki karakteristik :

Lukas 15:25 “ Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian”

- Kesombongan (meminta BAPA/ Tuhan yang menjumpai dia, memerintahkan Roh kudus untuk melayani, bukan ia yang datang kepada Bapa. Yang ada adalah penghakiman, kita tidak setuju dengan ayah/ibu rohani, menjadi penentang-penentang dalam keputusan yang dibuat mereka.

Dosa anak sulung : Kesombongan, Perbuatan bukan dengan iman dan Penghakiman.

- Pelayan upahan yaitu merasa memiliki apa yang dimiliki, melayani karena mendapat keuntungan/upah bukan dengan pengabdian.
kesempatan saja tapi mengetahui waktu Tuhan. Anak yang belum mengenal hati Bapa akan cenderung menginginkan tangan, berkat, warisan Tuhan saja, namun tidak mau tahu hati Tuhan (menuntut hak-haknya saja ) tanpa mau peduli apa yang menjadi isi hati BAPA dalam hidupnya. Sebenarnya BAPA sangat rindu memberikan warisan-warisan rohani kepada semua anak-anaknya tapi perlu diingat bahwa warisan-warisan Rohani yang berharga akan Tuhan berikan pada waktu yg tepat menurut ukuran Tuhan bukan waktu menurut ukuran kita. Ketika ada anak yang "merengek" menginginkan sesuatu yang sebelum waktuNya akibatnya akan ada hal yang buruk terjadi dan yang terjadi dengan berat hati BAPA akan berikan. Yang menyedihkan adalah seringkali anak-anak Tuhan menginginkan sesuatu yang spektakuler lebih dari hati Tuhan itu sendiri.


Ps. Daniel Shane
(dengan edit seperlunya)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar