RSS
Container Icon

KETEGUHAN DALAM PANGGILAN

1:10. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Galatia 1:10-17


PANGGILAN SEJAK MULANYA
Semua orang menerima panggilannya masing-masing dari Bapa. Tahukah anda? Bahwa panggilan itu sudah diberikan sejak kita masih dalam kandungan, bahkan mungkin jauh sebelum kita ada. Panggilan itu sudah ada, hanya perlu untuk kita temukan. Segala sesuatu diciptakan untuk tujuannya masing-masing bahkan untuk barang-barang yang seolah tidak berguna, sebetulnya diciptakan untuk sebuah maksud dan tujuan tertentu. Apalagi Bapa kita! Dia menciptakan kita dan mengutus kita ke bumi bukan untuk untuk memenuhi keinginan dan kesenangan kita, tetapi kesenangan dan rencana-Nya yang mulia.
Paulus memberikan sebuah teladan bagaimana dia menyikapi saat dia menerima panggilan Tuhan.

MASA LALU
Paulus menceritakan bagaimana masa lalunya. Walaupun kita memiliki panggilan dan tujuan hidup yang diberikan Bapa sejak dalam kandungan, tetapi dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita tidak menanggapi kehendak Bapa sehingga kita mengisi kehidupan kita dengan cerita-cerita yang bukan dari Bapa. Kita mengalami cerita-cerita kesalahan dan kegagalan, dosa demi dosa, beban demi beban, kesedihan demi kesedihan yang ada karena akibat kesalahan kita sendiri. Banyak orang menyalahkan Tuhan, “Jika Kau memang ada dan mengasihi aku, mengapa Kau biarkan aku mengalami semua ini?!” 
Kita belumlah memahami hati Bapa. Dia menciptakan kita berbeda dengan makhluk lainnya. Kita punya hati, jiwa,perasaan, dan roh. Dia mau kita mengenali Dia dan memiliki hubungan yang indah dengan melibatkan hati dan seluruh keberadaan kita. Kita bukan robot yang diseting harus dan harus menyembah Dia, harus mentaati Dia dan harus melakukan perintah-Nya. Hukum-Nya dan kasih-Nya ditempatkan-Nya didalam batin kita.  Bapa terkadang mengijinkan hal-hal demikian agar kita dapat belajar  lebih mengenal Dia dibalik setiap masalah yang kita alami. 
berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Masa lalu tidak lepas dari kehidupan kita. Seorang Paulus, Rasul yang luar biasa, mantan seorang penganiaya dan pembunuh jemaat Tuhan. Anda tidak akan dapat membayangkan bagaimana perasaan Rasul Paulus saat itu! Betapa mungkin dia malu akan sejarah kelam hidupnya. Ada banyak alasan untuk Paulus menolak panggilan Tuhan..dia penganiaya yang tak mengenal belas kasihan, dengan api berkobar dia membunuh dan menyeret umat Tuhan…betapa banyak darah, air mata dan kesakitan yang terjadi karena kekejaman Paulus di masa lalu.
Mungkin anda juga merasa memiliki masa lalu yang buruk, masa lalu yang sekarang kita sesali dan tangisi. Namun ada pengharapan dalam Kristus Yesus yang tidak pernah gagal memanggil kita.


DIPANGGIL DENGAN KASIH KARUNIA

Panggilan itu diberikan berdasar kasih karunia. Tidak peduli masa lalu kita seperti apa, namun Bapa sudah menetapkan panggilan mulia untuk setiap kita. Ada penjahat, pembunuh, pelacur, pendosa..semua dapat menerima panggilan mulia itu! Karena panggilan itu diberikan sejak mula dan diberikan berdasar kemurahan, kasih karunia Bapa, bukan karena kita layak dan pantas untuk mendapatkan panggilan itu.
Mungkin anda pernah berpikir, bagaimana bisa aku dipakai oleh Tuhan? Hidupku sudah hancur, masa laluku buruk, orang lain tidak akan mempercayaiku? Aku sudah rusak!....
ya, itulah mungkin yang bisa dikatakan Paulus juga pada waktu itu. Tuhan tidak melihat kekurangan, kelemahan, dosa-dosa kita itu sedemikian besarnya sehingga kita tidak dapat dipulihkan kepada panggilan dan rencana-Nya yang semula. Asalkan saja kita mau menerima kasih karunia itu kembali dan bertobat dengan sungguh-sungguh.  Pertobatan yang sungguh-sungguh lahir dari keremukan roh dan jiwa, bukan hanya dari kata-kata pertobatan kita. Pertobatan sejati pasti akan mengubahkan. Mari kita mohon roh pertobatan itu dan menerima kasih karunia-Nya kembali.
Tuhan dapat memakai siapapun dan dapat memulihkan apa yang sudah kita rusakkan di masa lalu kita..

DIA MENYATAKAN DIRINYA
Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Paulus, dan perjumpaan inilah yang sungguh mengubahkan Paulus sehingga dia tidak dapat lagi melarikan diri dari Dia dan dia menjadi pribadi yang sungguh berbeda dari “Saulus” yang lama. Saya percaya, Dia rindu menyatakan diri-Nya kepada kita masing-masing. Ada cara dan waktu Tuhan untuk memanggil kita kembali pada rencana-Nya. Masalahnya apakah kita mau ataukah kita tetap mengeraskan hati dan menolak Dia yang memanggil kita..
Ada hal yang menarik dalam pernyataan diri Tuhan..Terkadang Dia menyatakan diri-Nya tanpa diminta dan Dia menjumpai seseorang tanpa diundang..terkadang juga ada saatnya Dia mau kita mengejar dan mencari wajah-Nya sungguh-sungguh dan barulah Dia akan datang menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia suka akan sebuah hubungan yang indah dan dinamis dengan umat-Nya. Dia mau mengajarkan kepada kita bahwa Dia Tuhan yang berdaulat dan sanggup memulihkan kita, Dia kuat dan dapat menjadikan kita seperti apa yang Dia mau, Dia dapat membuktikan diri-Nya kepada musuh-musuh-Nya bahwa apa yang sudah dirusak oleh musuhnya dapat Dia ambil kembali menjadi sebuah bejana baru untuk kemuliaan-Nya..sungguh indah karya ajaib Tuhan kita!
Tapi Dia juga mau kita mengejar Dia tanpa lelah..bukan karena Dia tidak suka dan tidak mau dekat kepada kita..Dia mau mengajarkan pada kita bahwa kita sungguh tidak dapat hidup tanpa Dia. Dia mau kita merindukan Dia setiap waktu, memikirkan Dia lebih banyak, melayani-Nya tanpa hitung-hitungan..mengasihi Dia dan sesama kita lebih lagi.

TUGAS DAN PANGGILAN
Setiap kita memang punya panggilan yang berbeda tetapi tujuan dari setiap tugas dan panggilan itu sama, yaitu untuk mempermuliakan Dia dan menggenapkan kehendak-Nya atas bumi ini. Kita dapat memberitakan Injil Kristus yang sejati dalam setiap bidang kehidupan kita. Paulus sadar akan panggilannya itu dan dia mau menerimanya walaupun kelihatannya itu sangat bertentangan dengan pikiran manusia bahwa dahulu dia menjadi orang nomor satu yang menentang jalan Tuhan. Hal ini kelihatannya tidak masuk akal! Namun dia mau menerima hadiah ini, yaitu tugas dan panggilan Bapa.

TIDAK MEMINTA PERTIMBANGAN MANUSIA
Ketika kita menerima panggilan dari Tuhan, seringkali yang kita lakukan adalah meminta pertimbangan manusia lebih daripada nasehat dan peneguhan dari Roh Kudus-Nya. Kita menimbang untung ruginya saat kita nanti mengikuti rencana Tuhan. Ada begitu banyak anak Bapa yang gagal menggenapi rencana Bapa bukan karena mereka tidak diperlengkapi untuk itu, tetapi karena mereka terllau takut menyerahkan semua kepada Bapa yang sanggup memelihara hidup mereka. Mereka mendengarkan banyak masukan, usulan, nasehat dari banyak orang sehingga melupakan suara Tuhannya. Bukan berarti disini kita tidak boleh menerima nasehat orang lain, melainkan kita harus juga belajar dari Paulus. Dengarkan apa yang jadi kehendak Bapa dan pegang itu. Apapun pendapat orang lain adalah memperlengkapi kita bukan untuk mengubah haluan kita dalam menggenapi rencana Bapa.
Kebulatan tekad sangatlah penting dalam menggenapi rencana Bapa dalam hidup kita. Dalam sebuah tugas pasti akan banyak tantangannya, tetapi KETEGUHAN HATI akan membuat kita tidak tersandung. Tidak ada penyesalan, tidak ada beban yang terlalu berat dan tidak ada pilihan lain, selain melayani Dia dan kehendak-Nya yang sempurna bagi kita.

TIDAK BERGANTUNG PADA SIAPAPUN
Paulus dalam panggilannya tidak pernah bergantung kepada siapapun. Dia tidak tergoyahkan bahkan dengan semua rekan kerja pelayanannya dan sesama Rasul, pelayan lainnya, dia memiliki keteguhan hati dalam melakukan panggilan Bapa.
Saudaraku, kita diberikan saudara-saudara sepelayanan dan sevisi dengan kita untuk memperlengkapi kita, namun hati-hati bahwa panggilan kita tidak boleh tergantung pada siapapun. Karena jika kita tergantung kepada manusia maka kita akan jatuh suatu saat. Tetapi jika kita bergantung penuh kepada Bapa, maka kita tidak akan goyah.


MENJADI SAKSI HIDUP
Dalam panggilan Tuhan yang mulia, pasti akan menjadi kesaksian bagi banyak orang yang memuliakan nama Tuhan kita. Ketika kita mulai berjalan dalam panggilan Bapa, hidup kita akan efektif berbuah, berdampak bagi kemuliaan-Nya. Inilah yang Tuhan rindukan agar kita mendapatkan bagian yang terbaik didalam Dia, yaitu kita hidup didalam Dia, dan Dia didalam kita.
Mari terima panggilan-Nya yang mulia, berdasarkan kasih karunia Bapa yang besar. Tidak peduli masa lalu anda, Dia sanggup memanggil kita untuk rencana mulia Bapa. Berfokus pada pertandingan kita dan janganlah pernah menggantungkan hidup kita kepada siapapun selain Dia. Mari kita bertanding dapam pertandingan iman yang benar didalam Yesus Kristus Tuhan kita, mahkota kekal sedang menanti kita…
Amin.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar