Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Matius 11:28-30
Siapa yang tidak kenal ayat yang begitu terkenal seperti diatas? Tuhan Yesus dengan lembut dan kasih mengundang siapa saja yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Namun ayat itu dilanjutkan bahwa Dia menyuruh kita memikul kuk yang Dia pasang dan belajar kepada-Nya.
Seorang guru sekolah minggu membacakan ayat yang sama kepada anak-anak dikelasnya, lalu bertanya: “Tuhan Yesus berkata bahwa Kuk yang Kupasang itu enak, siapa yang tahu apakah kuk itu?”
Seorang anak laki-laki mengacungkan jari dan menjawab, “Kuk adalah sesuatu yang diletakkan pada leher binatang supaya mereka dapat saling membantu”
Kemudian guru itu bertanya lagi “Lalu kuk apakah yang diletakkan Yesus pada kita?”
Seorang gadis kecil yang pendiam mengangkat tangan dan berkata, “Tangan Bapa yang dilingkarkan di bahu kita..”
Ketika Yesus menawarkan kuk yang enak, Dia sedang membandingkan dengan kuk para pemuka agama dan ahli taurat yang dibebankan kepada umat Israel, kuk itu menjadi beban berat bagi mereka (Mat 23:4, Kis 15:10) yang tak mungkin dilakukan siapapun. Mereka mengajarkan hokum namun tidak melakukannya pula, mereka menghalang-halangi orang yang mau masuk dalam kerajaan Tuhan.
Tuhan tahu kita tidak akan dapat mencapai standar kesempurnaan-Nya, sehingga Dia mengutus Yesus kedunia ini. Yesus mentaati kehendak Bapanya dengan sempurna. Saudaraku, sadarkah kita bahwa Dia mau memberikan KUK yang ENAK itu kepada kita? Ketika kita mau belajar merendahkan diri dan dibentuk oleh-Nya, maka Dia akan datang dan memulihkan jiwa kita. Dia akan memberikan kuk-Nya yang enak kepada kita, yaitu tangan-Nya yang dilingkarkan pada bahu kita, Dia merangkul kita dalam rencana-Nya, demikian kita akan merasa aman dan nyaman didekat-Nya untuk mentaati kehendak-Nya. Perintah dan hokum-Nya, ketaatan, bukanlah hal-hal yang berat dan mengerikan lagi, sebab Dia bersama kita untuk melewati-Nya, Dia memeluk kita dan selalu mendampingi kita. Maukah kita rendah hati? Tanpa kita membungkuk dan rendah hati dihadapan-Nya dan mengakui semua dosa dan kelemahan kita, ketidakberdayaan kita, maka Dia tidak dapat memberikan kuk yang enak itu. Dia mau kita tidak mentaati dia dengan rasa takut! Namun dengan kerelaan. Oleh sebab itu Yesus mengatakan agar kita belajar dari Dia, sebab Dia lemah lembut dan rendah hati. Dia bukan Guru yang kejam dan tidak sabaran, namun Dia Guru Agung yang sabar dan penuh kasih, begitu rendah hati ketika melihat kita yang penuh dosa dan kelemahan. Dia tidak sombong kepada kita dan memperlakukan kita seenaknya, namun dengan rendah hati menuntun kita kepada jalan kebenaran…sehingga jiwa kita akan mendapat ketenangan
Wow, sungguh luar biasa memang Firman-Nya! Mari jangan lagi ragu untuk datang kepada-Nya, Dia tidak menghakimi kita dan tidak menimpakan hukuman setimpal dengan dosa kita. Asal kita dengan rendah hati mau datang dan meminta pengampunan, dan pertolongan-Nya, Dia tidak segan mengajari kita dengan sabar, Dia rendah hati kepada kita dan Dia siap membentuk kita menjadi pribadi yang Dia rindukan dan Dia sempurnakan agar serupa dengan Dia. Amin.
Memikul KUK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar