Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." Matius 13:30
Bagaimana pikiran anda pertama kali membaca ayat tersebut? Takut? Atau anda akan berpikir untuk nanti-nanti saja bertobatnya, menjadi yang terakhir saja agar menjadi yang terdahulu? Kita akan belajar sama-sama mengapa hal yang mengerikan ini dapat terjadi kepada siapa saja yang merasa sudah mengenal-Nya.
1. Kesombongan Rohani
Matius 19 menceritakan kisah anak muda yang kaya raya yang tidak dapat meninggalkan hartanya karena Yesus, diapun menjadi sedih dan meninggalkan Yesus. Kekayaannya adalah berhalanya. Inilah yang mendasari Petrus menanyakan sesuatu kepada Yesus
” Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?". Bolehkah mendapatkan keuntungan dalam Kristus? Bukankah kita telah diajarkan untuk mengasihi Dia tanpa syarat? Ya benar, tetapi saya percaya Yesus menjanjikan begitu banyak keuntungan buat kita secara rohani maupun jasmani. Tetapi ini menjadi masalah jika sikap hati kita merasa bahwa seolah kitalah yang sudah berkorban paling banyak, melakukan semuanya, dan kita berpikir kita akan tetap menjadi yang terdahulu..hati-hati dengan kesombongan rohani! Matius 19:30 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Apa Kesombongan Rohani itu?
Siapa saja bisa jatuh dalam kesombongan rohani, yaitu sikap yang suka menghakimi, merasa diri paling benar dan rohani. Petrus adalah orang yang meledak-ledak dan penuh dengan keakuan/kesombongan. Saat Yesus berjalan diatas air, dia orang pertama yang ingin juga berjalan diatas air bersama Yesus, saat Yesus mengatakan tentang kematiannya, dia paling bersikeras membela Yesus, saat Yesus memberitahu bahwa iman mereka akan goncang, dia yang paling yakin bahwa dia tidak akan goncang, luar biasa bukan? Ya, memang dia memiliki kesombongan, tetapi lihat apakah Petrus suka membantah saat Tuhan menegurnya bahkan dengan sangat keras? Dia tidak protes dan tidak membantah, inilah hati yang dapat dipertahankan Bapa untuk dipakai. Mungkin sifatnya penuh dengan kesombongan tetapi Petrus mau diubah dan dibentuk sehingga dalam suratnya di 1 Pet 5:6 dia mengajarkan bahwa ” rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat....”
Kesombongan rohani dialami oleh :
a. Pemula Kekristenan
Bagi pemula, kehidupan Kekristenan tampak begitu membahagiakan dan penuh dengan semangat. Tiap waktu ke gereja, aktif komsel, doa dan membaca firman. Saat melihat temannya yang tidak melakukannya atau pemimpin yang sedang dibentuk Bapa dan mengalami kesedihan, dia menjadi marah dan merasa dirinya yang paling benar dan rohani, lalu mulai menghakimi orang lain.
b. Profesional-Profesional kerohanian
Berhati-hatilah saat anda merasa sudah profesional dalam pelayanan, anda akan terjebak dalam kesombongan rohani. Merasa hebat dan berpengalaman di bidang misi, musik, menyanyi, tarian, dan Firman Tuhan, lalu anda merasa orang lain akan lebih buruk dari anda.
2. Tidak Memahami dan Mengenal Tuhan
Matius 20 menceritakan tentang Sang Tuan dengan para pekerja kebun anggurnya. Si tuan mencari pekerja pagi-pagi benar sekitar pukul 05.00, lalu dia mencari lagi pukul 09.00, 12.00, 15.00 dan pukul 17.00 pun dia masih mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Dikisahkan yang terdahulu masuk menjadi yang terakhir adalah karena yang teradahulu masuk itu marah-marah dan iri hati kepada yang terakhir masuk karena mereka memperoleh upah yang sama, bukankah ini tidak adil jika ini terjadi pada diri anda?
Dunia hari-hari ini semakin penuh dengan persaingan, diskon mana yang terbesar? Siapa penari yang terbaik di gereja? Siapa pemain musik yang terhebat? Bahkan sejak dari kecil kita sudah diajarkan tentang persaingan. Ingat tentang anak Sulung yang iri dan marah kepada bapanya karena bapanya mengasihi anak bungsu? Ingat Kain yang membunuh saudaranya karena iri? Ingat juga tentang Yusuf yang dimusuhi semua saudaranya? Juga di PBpun diantara murid Yesus ada persaingan siapa yang terbesar nanti dalam Kerajaan Allah! Jika kita melihat kenyataan ini, jelaslah persaingan itu ada.
Berhati-hatilah dalam proses Tuhan di area ini, karena ini akan terjadi kepada kita lewat orang-orang yang terdekat dengan kita, seperti saudara kandung, saudara sesama komunitas/gereja. Tetapi saya percaya dalam sebuah hubungan keluarga yang sehat, mungkin ada konflik, tetapi disanalah kita belajar arti kasih yang benar.
Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. Hosea 4:6
Yeremia mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah mengenal Tuhannya, dan ini memang sangat benar. Tujuan hidup kita bukan visi Tuhan, tetapi Tuhan itu sendiri! Jangan sampai kita mengasihi mimpi-mimpi-Nya lebih dari Sang Pemberi mimpi itu. Jangan kita hanya mengenal, tetapi juga memahami-Nya
tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." Yer 9:24
Anda bisa mengenal Dia dari pengetahuan, itu baik tetapi tidak cukup. Hubungan pribadi kita dengan Dia haruslah berkembang dan benar, dengan penuh pemahaman dan pengertian akan hati dan kehendak-Nya. Apa yang harus kita pahami agar kita tidak menjadi yang terkahir dalam kerajaan-Nya, atau jangan-jangan kita malah menjadi orang murtad di zaman antikris menunjukkan dirinya tak lama lagi. Karena hati mereka menjadi pahit, kecewa dan menolak Dia.
Pertama, pahami kasih setia Tuhan kepada kita secara pribadi dan semua orang
Kasih karunia-Nya berbeda-beda, jadi kita tidak perlu membandingkan diri kita dan jalan hidup kita dengan orang lain yang dekat dengan kita. Yang perlu kita yakini, Dia selalu baik dan selalu mempedulikan kita untuk mendapatkan yang terbaik.
Kedua, saat kita masih sulit memahami kasih setia-Nya di tengah ketidakadilan yang kita alami, ingatlah bahwa Dia adil dan benar, tidak ada kesalahan. Kadang Dia memakai cara-cara yang terpikirkan untuk membentuk kita.
Sudahkah anda memiliki hubungan yang manis dan benar dengan Dia? Saya temukan banyak anak-anak Tuhan yang ada pihak ke3 dalam hubungannya dengan Bapa. Ada bayang-bayang kekasihnya, ada bayang-bayang ibu dan ayahnya yang begitu melukainya sejak kecil, ada bayang-bayang kepahitan dan luka.. hal-hal inilah yang menghalangi hubungan pribadi kita dengan Tuhan! Sehingga dia merasa Tuhan tidak dapat dipercaya, merasa Dia tidak adil dan merasa Dia tidak mengasihi kita karena kitapun diperlakukan demikian oleh orang-orang yang sebenarnya ingin kita kasihi, dan kita terluka.
Mari ijinkan Tuhan membongkar hati kita dan perbaiki hubungan kita dengan Dia!
Banyak yang tidak memahami kasih-Nya menjadi kecewa dan curiga kepada Dia terus, juga selalu mempertanyakan kasih-Nya kepada kita. Jika anda punya kekasih yang setiap waktu dan jam selalu bertanya apakah anda mengasihi dia, maka mungkin itu bukanlah hubungan yang sehat, atau setiap waktu bertemu selalu bertengkar dan salah paham. Bagaimana anda dengan Dia?
3. Tidak Berjuang Memasuki Pintu Yang Sempit (Luk 13)
Jika tidak mau menjadi yang terakhir, maka masuklah lewat pintu yang sempit, alias sesak, penuh tekanan, penderitaan, suatu jalan yang berbeda, jalan yang tidak banyak orang mau melewatinya. Kebanyakan anak-anak Tuhanpun menjadi keduniawian dan mengambil jalan yang mudah untuk mendapatkan Sorga. Maukah anda memasuki pintu yang sesak itu? Jika anda mendapat tawaran gaji 10 juta vs 2 juta, apakah kita langsung berkata ”Puji Tuhan, Tuhan memberikan aku gaji 10 juta, Dia baik..” belum tentu itu dari Bapa! Orang yang tidak mau menderita bagi Kristus, memikul salib dalam perjalanan pengiringannya akan Tuhan, akan tersandung dan jauh dari kerajaan Allah.
Kita juga harus berjuang. Berjuang. Untuk apa? Hidup penuh dengan perjuangan.
a. Berjuang untuk membangun hubungan yang benar, indah dan manis dengan Tuhan
b. Berjuang untuk bertumbuh
c. Berjuang untuk panggilan Tuhan (2 Pet 3:14) sampai akhir
Jangan lupa bahwa daging dan nafsu manusia daging kita juga turut berjuang (Yak 4:1) jadi berjuanglah dengan benar, bukan dengan senjata duniawi dan cara duniawi (2 Kor 10:3-5).
Pertanyaan penting:
1. Bagaimana hubungan pribadi anda dengan Tuhan? Seberapa dalam anda mengenal-Nya sebagai Bapa, Tuan, Sahabat dan Kekasih?
2. Apakah hubungan anda sudah benar, tidak diwarnai dengan kecurigaan, ketidakpercayaan, kesedihan, keterpaksaan, kemaarahan dengan Dia?
3. Apakah anda memiliki benih-benih kesombongan rohani, mari buang jauh-jauh dalam nama Yesus!
4. Apakah ada banyangan orang ke 3, benda apapun yang sedang menghalangi anda punya hubungan yang nyata dan indah dengan Dia?
5. Bersediakah anda memasuki pintu yang sesak dan sempit, yaitu jalan hidup yang berbeda dari dunia ini?