RSS
Container Icon

Strategi Peperangan Rohani

Hari-hari ini Indonesia sedang berduka karena bencana alam yang terjadi atas bangsa ini. Saudara, bangsa kita sangat memerlukan revival dari Tuhan. Sudah dari waktu yang cukup lama, bangsa ini menanti datangnya revival sejati yang datangnya dari Tuhan Yesus. Supaya bangsa ini mengalami revival, maka kita harus memenangkan peperangan rohani yang ada di bangsa ini. Untuk bisa menjadi pemenang dalam peperangan rohani maka harus ada strategi, karena lawan kita bukanlah darah dan daging melainkan penguasa-penguasa diudara (Efesus 6:12). Kita harus mengerti strategi doa yang harus kita miliki.

Ada 4 hal yang harus kita miliki dan pahami dalam menyusun suatu strategi untuk memenangkan peperangan rohani.

1. Hikmat
Hikmat diperlukan untuk menganalisis kemampuan musuh dan mengalahkannya. Agar kita bisa memperoleh hikmat dari Allah maka kita harus mengalami perjumpaan dengan Tuhan, karena hikmat berasal dari Tuhan sendiri. Jika kita tidak berjumpa dengan Allah maka kita tidak dapat menemukan hikmat. Selanjutnya, hikmat tersebut juga harus sesuai dengan firman Tuhan dan murni (bukan agar dilihat orang lain bahwa kita ini hebat). Dalm sebuah peperangan rohani, hikmat berfungsi sebagai perancang strategi.

2. Firman Allah
Firman Allah merupakan salah satu senjata, yaitu pedang Roh, untuk menyerang dan mengalahkan musuh. Oleh karena itu, penting dan wajib buat kita sebagai tentara Tuhan untuk membaca firman Tuhan setiap hari karena itu akan menentukan kekuatan pedang Roh kita. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita malas membaca firman Tuhan. Pedang Roh kita tidak akan bisa digunakan untuk mengalahkan musuh.

3. Pujian dan penyembahan
Pujian dan penyembahan yang kita naikkan dihadapan Allah membentuk tirai kemuliaan yang berfungsi sebagai benteng pertahanan yang dapat melindungi kita dari serangan musuh. Pujian dan penyembahan memiliki fungsi yang dahsyat dalam doa. Ketika kita memuji Tuhan maka kita dapat  mengikat iblis. Contohnya yaitu ketika Daud memuji Tuhan maka Saul yang dirasuk roh jahat menjadi tenang.


4. Kesatuan orang percaya
Dalam doa harus ada kesatuan hati (kesepakatan) dan juga harus ada ikatan roh.
Saudara, jika kita sungguh-sungguh merindukan kebangunan rohani, mari kita mempersiapkan diri kita dengan sungguh-sungguh. Selain pelajaran tentang strategi doa diatas, ada pesan dan teguran Tuhan yang ingin saya bagikan, yaitu tentang ”MENCURANGI TUHAN”. Mari kita belajar dari kisah Ananias dan Safira. (Kis5:1-11)

Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." (Kis 5:3-4)

Dalam Kisah para rasul 5 ini diceritakan bagaimana Ananias dan Safira mencurangi Allah dan akibat dari perbuatan mereka yaitu kematian. Hal mencurangi Tuhan merupakan hal yang sangat serius, namun juga seringkali anak-anak Tuhan bisa melakukan hal tersebut baik secara sadar maupun tak sadar.
Sadarkah kita kalau kita sering mencurangi Tuhan. Bagaimana kita bisa mencurangi Tuhan? Ada seorang ”bos” atau pimpinan suatu perusahaan yang menyerahkan perusahaannya saat koleps ke Tuhan. Dia merasa bahwa dia telah memberikan segalanya kepada Tuhan. Namun suatu ketika Tuhan menegur orang tersebut lewat seorang hamba Tuhan bahwa dia telah mencurangi Tuhan. Saudara,  mudah bagi seseorang menyerahkan sesuatu (contohnya perusahaan) ke Tuhan saat perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan. Tetapi ketika usaha kita sudah sangat berhasil, apakah tetap mudah bagi kita untuk memberikan semuanya ke Tuhan? Hal lain yang juga merupakan perbuatan yang mencurangi Tuhan yaitu ketika orang-orang tertentu diingatkan Tuhan akan sesuatu tetapi mereka tidak mau mendengar, memperhatikan dan melakukannya.

Mengapa  seseorang bisa mencurangi Tuhan?
1. Hati nurani tidak murni. Hal ini bisa terjadi karena kita tidak melatih memurnikan hati nurani kita. Contohnya soal pekerjaan, mungkin teman-teman dikantor biasa melakukan penipuan kecil lewat nota, apakaah kita juga akan melakukan hal yang sama, karena itu sudah merupakan hal yang wajar dan umum dilakukan.

2. Membuat seakan-akan keputusan kita adalah tanggung jawab Tuhan. Caranya dengan cara pembenaran diri sendiri. Ketika kita memutuskan sesuatu dengan dasar keinginan kita sendiri dan tidak mau mempergumulkan hal tersebut secara sungguh-sunguh dengan Tuhan kemudian ternyata keputusan yang kita ambil salah, bagaimana reaksi hati kita. Apakah kita mau menerima teguran dan diluruskan kembali jalan kita sesuai dengan kehendak Bapa atau kita akan mencari pembenaran diri karena kita tidak mau dipersalahkan. Saudara, jagalah hati kita dengan sungguh-sungguh supaya kita dapat bereaksi dengan benar.
Mari kita koreksi hati kita, sudahkan kita mengikut dan percaya kepada Yesus dengan motivasi hati yang benar? Bukan karena berkat-berkat saja atau pertolongan yang Dia berikan, tetapi mari kita percaya kepada Yesus dengan segenap hati kita.

Ps. Daniel Shane

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar