“ Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! “ Roma 12:9-12
Pada zaman Israel di Perjanjian Lama, kita mengenal para Imam diperintahkan Tuhan untuk menjaga agar API ALTAR tidak padam (imamat 6:9,12,13). API ini melambangkan kobaran penyembahan kita kepada Tuhan Yahweh. Dalam Firman Tuhan lainnya, juga dikatakan bahwa kita harus menjadi seperti wanita yang bijaksana yang dalam perumpamaan Yesus, wanita-wanita itu membawa pundi minyak agar pelita mereka di malam hari tidaklah padam.
Api membutuhkan bahan bakar. Api dari Tuhan akan turun, apabila sudah ada korban yang siap untuk dibakar. Seringkali banyak anak Tuhan menganggap bahwa mereka hanya bisa berkobar/”dibakar” dengan ritual-ritual tertentu, seperti ibadah yang hingar bingar, KKR besar-besaran, penumpangtanganan hamba-hamba Tuhan, dan lain sebagainya. Api Tuhan yang sejati akan turun saat korban dikenan oleh Bapa, dan saat api itu menyala maka kita haruslah menjaga api itu. API tidak didapat dari API MASSA yang hanya merupakan api asing dihadapan Tuhan. Api yang benar, adalah persembahan yang berkenan.
GAIRAH akan Tuhan juga dilambangkan dengan Api cinta yang membakar hati kita untuk sedia mentaati-Nya, mencintai-Nya, melayani, dan mengikuti setiap kehendak-Nya. Tidak mungkin ada kerelaan tanpa adanya kasih kepada Dia. Mungkin kita adalah orang-orang yang sedang berada dalam kegerakan Tuhan yang benar, dan kita menyukainya! Kita menyukai hal-hal rohani, tertarik dengan kerohanian yang baik, dan memiliki hidup yang baik diantara komunitas yang baik. Namun, menyukai kegerakan saja tidak cukup, bersemangat saja dalam semua kegiatan rohani tidaklah cukup..KITA TIDAK BOLEH KEHILANGAN GAIRAH MULA-MULA kepada RAJA dan KEKASIH SORGAWI kita. Gairah kita akan menjadi dingin dan beku apabila kita tidak menyediakan korban dan bakan bakar yang tepat.
Apakah Korban kita? Korban yang terbaik adalah korban syukur kita kepada Dia, karena kita tidak dapat membalas kebaikan dan kemurahan Bapa, maka korban syukur ini wajiblah kita menaikkannya selalu dihadapan Tuhan. Dengan adanya syukur, maka hati kita menjadi lebih luas dan rela untuk mengikuti seluruh kehendak-Nya, dengan rasa syukur, kita memahami bahwa Dia adalah Tuhan dan kita adalah ciptaan-Nya yang bergantung penuh kepada-Nya dan tidak dapat melakukan apapun diluar Dia. Dengan syukur, kita juga dengan senang hati melayani Dia apapun rintangannya. Korban syukur membuka berbagai macam korban-korban yang harum dihadapan-Nya.
Apa Bahan Bakar kita? Rasul Paulus mengingatkan kita agar hati kita tulus, memiliki kasih yang tidak pura-pura, saling mengasihi, tekun, rajin, pengharapan, sabar, dan tekun dalam doa. Inilah yang menjadi bahan bakar kita, dan semuanya itu didorong oleh kasih kepada Dia. Jemaat Efesus di kitab Wahyu diperingatkan Tuhan mengenai KASIH YANG SEMULA. Bapa selalu merindukan kasih yang semula itu ada dalam hidup kita. KASIH inilah yang menjadi kunci hidup yang penuh gairah bagi Tuhan, bukan sekedar aktif dan bersemangat dalam kegiatan rohani. Apakah kita sedang lesu? Kehilangan gairah akan Tuhan? Mulai hitung-hitungan? Mulai bermalas-malasan? Bosan? Melayani asal-asalan? Maka kita perlu bertobat hari ini juga.
Marilah kita melihat sekeliling kita, ladang sudah menguning. Banyak jiwa yang membutuhkan kasih yang sejati. Api dari korban cinta kita kepada Dialah yang bisa membawa jiwa-jiwa itu melihat dan merasakan kasih Bapa didalam kita, dan kasih Bapa inilah yang akan mempesona dan menarik hati mereka mendekat kepada Tuhan. Miliki kasih semula itu, marilah kita berdoa berpuasa bersama untuk gairah yang suci akan Dia, akan Kerajaan-Nya ditegakkan dibumi, atas kehendak dan panggilan-Nya yang mulia.
JANGAN PADAMKAN ROH
Roh kita bisa meredup dan padam apabila kita tidak menjaga altar kita. Kehidupan rohani bersama Tuhan adalah sebuah Hubungan yang harus TERUS DIBANGUN setiap hari. Dia bukan hanya TUAN kita, melainkan SAHABAT, RAJA, KEKASIH kita yang terus menerus rindu membakar kita dengan api kasih-Nya. Dia adalah API yang menghanguskan, barangsiapa yang mendekat kepada-Nya, maka kitapun akan dipenuhi dengan Api Kudus-Nya.
ROH YANG MENYALA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar