RSS
Container Icon

Merawat Hati Yang Remuk (wajib dibaca untuk pelayan Tuhan)

WAJIB DIBACA UNTUK  SEMUA PELAYAN TUHAN

    Mazmur 34:19 “ Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”


Untuk melakukan pelayanan kasih melalui kesembuhan secara emosional, ternyata bukan sekedar adanya rasa belas kasihan tetapi juga pengertian dan hikmat, kesabaran dan proses. Kita semua harus melakukan apa yang uhan Yesus lakukan juga, Ia merawat hati yang remuk dan menyembuhkannya…..

Semoga kisah dan pelajaran-pelajaran berharga dari Melody Green ini dapat membangun  kita dalam pelayanan kasih dan kesembuhan.


Kematian, perceraian, penolakan, penyakit, caci maki, dosa, ketidakadilan, kegagalan, dan masih begitu banyak hal yang membuat hati menjadi hancur. Setiap orang pernah mengalami hati yang hancur tetapi ada yang benar-benar tidak bisa disembuhkan. Mungkin saya harus katakan, Ia ingin memakai anda agar lebih “dapat memberi penghiburan” atau lebih mampu memberi penghiburan sebanyak yang Ia lakukan.


Seberapakah “Kemampuan menghibur” anda?
Seringkali kita kehilangan kata-kata (ucapan) ataupun perhatian yang benar-benar baik untuk mereka.  Saya telah melalui situasi yang sangat sulit dan menyakitkan beberapa tahun lalu, dan saya sangat bersyukur atas kasih karunia Tuhan. Saya akan menceriakan dengan singkat kesaksian saya yang munkin belum anda ketahui.
  
Pada tahun 1973 saya menikah dengan Keith Green, dan tahun 1975 kami menjadi orang Kristen. Tahun 1977 kami mendirikan Last Days Ministries dan saya kehilangan anak pertama saya karena keguguran awal. Tahun 1982, Keith bersama kedua anak kami Josiah (3) dan Bethany (2) meninggal dunia karena kecelakaan pesawat terbang kecil. Saya ditinggalkan dengan anak perempuan kami yang berumur satu tahun dan tanggung jawab pelayanan yang baru. Selain itu, saya juga sedang mengandung Rachel Hope yang masih berumur enam minggu. Lima tahun penuh aktivitas, tantangan, masalah yang sangat berat, bahkan dalam pelayanan Last Days Ministries.

Saya bersyukur karena Tuhan begitu setia dalam setiap situasi, tetapi melalui api bukanlah hal yang menyenangkan bagi setiap orang! Selama itu Tuhan mengajari saya bagaimana orang-orang datang untukmenghibur saya, ada yang baik, ada yang ada yang tidak baik. Berikut beberapa pengertian yang saya pelajari dalam menghibur dan merawat hati yang remuk.

TUBUH KITA

Roma 12:5 menjelaskan apabila salah satu tubuh terluka, maka yang lain juga ikut terluka. Yesaya 61:1 memberkan gambaan yang kuat tentang Hati Tuhan “Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati….”

Merawat memang membutuhkan waktu seperti pada saat tubuh terluka, kita membutuhkan perawatan daripada sekedar memberikan plaster untuk menutup luka itu.
Kadang kita begitu susah mengasihi dan merawat orang lain apabila ada dosa atau kelemahan tetapi marilah ingat ayat ini, Yakobus 2:13 “ Sebab penghakiman tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.”

Untuk merawat orang-orang yang penuh dosa, berada dalam keremukan dan kehancuran hati kita haruslah mengerti bahwa Tuhan adalah Penebus dan Penyembuh.
Kalau pilihan yang salah turut mengambil bagian dalam kesakitan yang dialami seseorang, kita seringkali merasa takut menunjukkan simpati dan berpikir seolah-olah kita memaafkan dosa mereka. Yesus tidak memiliki ketakutan seperti itu. Kalau Yesus saja yang tidak berdosa dapat besimpati pada kita, lalu bukankah seharusnya kita lebih lagi bersimpati terhadap orang lain?

Benjolan dan luka adalah bagian pertumbuhan anak-anak saya, usaha saya dalam hal mencoba menghibur mereka biasanya “Oh, tidak apa-apa, sakitnya tidak parah kan?”
Biasanya hal ini malah membuat mereka menangis karena mereka ingin membuktikan bahwa mereka sedang terluka. Kemudian saya mulai mengenali kesakitan mereka, dan saya mulai berkata “ Oh, kasihan, kamu terluka sayang..” Dan mereka mulai tenang kembali. Nampaknya di balik kesakitan mereka, mereka ingin tahu apakah kita peduli dan percaya bahwa mereka benar-benar terluka. Bukankah kita semua seperti itu? Roma 12:5 mengatakan “ Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” jadi kalau seseorang terluka janganlah coba-coba membuat gurauan atau mengalihkan pembicaraan. Bahkan yang lebih buruk, jangan berkata pada mereka bahwa mereka seharusnya tidak terluka. Ini hanya kan menambah hukuman pada kesakitan mereka. Bukan tugas kita menghakimi perasaan-perasaa mereka, tetapi kita harus mencurahkan minyak kesembuhan keatas apapun yang terluka.

TURUT MERASAKAN

Kalau kita menghibur seseorang, kita harus berpikir tentang bagaimana perasaan kita sendiri bila dalam situasi seperti itu dan bagaimana perlakuan yang  yang kita inginkan. Dan bila ada  dosa, baiklah kita ingat bahwa kita juga bisa jatuh. Kalau sesorang telah berbuat dosa, kita dapat merasakannya bersama mereka dengan menceritakan pergumulah kita sendiri dalam bidang-bidang yang sama, dan menunjukkan belas kasihan serta pengertian.

Kita bisa mengatakan sesuatu seperti “saya mengerti bagaimana anda dicobai seperti itu..saya mungkin (atau sudah pernah) digodai seperti itu” Ini bukan memaafkan dosa tetapi uluran tangan yang terbuka, dan bukannya jari yang menuduh. Berpijak pada kasih, kita bahkan bisa memberikan koreksi bila diperlukan.

Kalau kita tidak mau turut merasakan bersama-sama mereka yang jatuh, maka Tuhan tidak dapat memakai anda secara mendalam. Mengapa? Karena kita mempunyai pikiran lebih baik dari mereka, kata Alkitab “kebenaran diri sendiri”

KETIDAKADILAN
Bagaimana jika mereka yang kita layani menderita ketidakadilan? Kita tidak ingin mereka kepahitan tetapi kita tahu bahwa mereka sudah terluka. Dalam situasi ini kita cukup mengatakan ”Apa yang terjad memang salah, setiap orang bisa saja terluka karena itu.” Mungkin orang lain yang terlibat tidak dapat melihatnya dan mereka tidak pernah minta maaf pada anda, tetapi bagamanapun juga anda perlu mengampuni mereka, Uruslah apa yang menjadi bagian anda dan percayakan pada Tuhan. Untuk mendapat kesembuhan total, mereka harus mengampuni dan memiarkan serangan itu berlalu. Tugas kita adalah membantu mereka sampai disana.

PROSES DAN WAKTU
Bila ada orang tergeletak karena kesalahannya sendiri menabrak motor lain dijalan, dan si penabraknyalah yang terluka parah. Bukankah kita lebih mendahulukan keselamatannya, nayawanya? Daripada menunggu dan mengahakimi dia atas kesalahannya?

Kalau juga seseorang mengalami pencobaan, mungkin dia tidak ingin mendengar banyak kata-kata, bahkan sekalipun itu dari Alkitab. Ia hanya perlu serang teman yang mau menawarkan kehadirannya dan nasihat yang praktis. Pada waktunya Tuhan, ia akan bisa melihat pandangan Ilahi mengenai pencobaan yang dialaminya, tetapi pandangan itu tidak pernah bisa dipaksakan kepadanya dari luar terutama selama ia masih berada di lembah terdalam dari penderitaannya.

JANGAN MALU-MALU
Kita tidak perlu malu mengungkapkan rasa simpati kita pada mereka, sekedar menelpon, akan sangat berarti buat mereka. Biasanya mereka membutuhkan kebutuhan khusus untuk berbicara, ditemani, berdoa bersama, tetapi masalahnya mereka akan jarang memintanya, jadi pekalah dan jangan malu-malu! Kehadiran anda saja sudah merupakan pernyataan perhatian. Orang yang remuk hati biasanya membutuhkan semacam kesunyian, tetapi jika terus menerus berada dalam kesepian tidaklah baik bagi siapapun. Bersikaplah wajar dan ungkapkan diri anda dengan sederhana. Allah mungkin akan memberikan kata-kata atau ayat-ayat penghiburan, tetapi hanya dengan mengatakan bahwa anda turut sedih karena mereka sakit dan anda turut berdukacita atas kematian keluarganya itu sudah cukup bila diucapkan dengan sungguh-sungguh, tidak perlu pidato yang panjang-panjang.

Jadilah pendengar yang bertenggang rasa dan simpatik. mungkin mereka hanya membutuhkan tempat untuk menangis. Berhati-hatilah dalam berbcara, jangan menyelidik dan menghakimi. Waspadalah agar jangan mendorong orang sampai melampaui batas emosionalnya. Biarkan mereka ada dalam jadwal waktu Tuhan. Bila sesorang mengalami “mogok” mungkin kita perlu dengan lembut mendorongnya agar maju terus, tetapi lebih penting apabila mereka diarahkan untuk berjalan kearah yang benar daripada seberapa cepat mereka bergerak. Mungkin kesembuhan total barulah terjadi setelah berbulan-bulan, bertahun-tahun, jadi janganlah berhenti di satu kunjungan!

Galatia 6:2 mengajarkan bahwa kita harus bertolong-tolongan dalam menanggung beban kita.
   
Marilah kita mengijinkan Tuhan Yesus memakai kita untuk melayani dan menanggung beban mereka sepanjang jalan kita. Yesus diurapi untuk merawa orang-orang yang remuk hati dan kita membutuhkan urapan yang sama seperti itu dalam hidup kita. Kalau kita mengijinkan Allah memakai kita dengan cara ini, dunia akan menjadi lain
Dan kita juga akan diubahkan.

Tanpa hati yang melayani jiwa-jiwa, tidak akan ada pelayanan yang sesungguhnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

wiloso mengatakan...


sebagai pelayan tentu akan mau terlibat aktif dengan kesadaran tinggi akan perlunya perawatan yang menyentuh, sehingga hati mereka merasa terhibur, terobati yang tentu muaranya akan mengawal iman orang tersebut kepada pertumbuhan yang semakin berkembang. Justru orang yang remuk hati inilah butuh pendamping, kita akan dorong mereka untuk dapat keluar dari kekusutan hati dan jiwanya sehingga pemulihan akan terjadi. Sebagai pelayan adalah hamba, jangan hanya senang dalam pelayanan umum saja, trapi nyatakan hati kita untuk juga mengerti kepada orang atau keluarga yang bermasalah, untuk tidak disalahkan, tapi berilah kesempatan ruang dan waktu yang seimbang, apa lagi persoalan luka-luka batin dalam jemaat. Tanggapilah, layanilah, peliharalah, Yesus sang guru agung telah membekali dan mengutus kita. Semoga pelayanan kita menjadi berkat.

Posting Komentar